BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan di kampus bukan hanya ditentukan oleh usaha mahasiswa secara
individual atau berkat interaksi mahasiswa dan dosen dalam proses belajar
mengajar, melainkan juga oleh interaksi mahasiwa dengan lingkungan sosialnya
dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya didalam maupun diluar kampus.
Pendidikan
dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka karena
itu sudah sewajarnya seorang pendidik harus berusaha menganalisis lapangan
pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusiawa dalam
keluarga, di kampus, di luar kampus, dalam masyarakat dan system-sistem
sosialnya.
Ketika kita selesai mengikuti kuliah tentunya perut sudah terasa lapar
karena kita sudah merasa lelah, apa yang kita lakukan ? mungkin kita akan
mempertimbangkan apakah harus mampir membeli makanan di depan kampus atau makan
di kosan karena teman sekosan suka berbagi misalnya jika kita memilih untuk
membeli makanan di depan kampus tentunya kita harus mengeluarkan uang untuk
membeli makanan tersebut namun apabila kita memilih untuk membeli makanan di
depan kampus berarti kita sedang berhubungan dengan Pranata. Oleh karena itu
kita harus mematuhi aturan-aturan dalam pranata tersebut. Salah satunya kita
harus membayar apa yang telah kita miliki. Sementara itu jika kita makan di
kosan berarti kita sedang berhubungan dengan yang lain. Tentunya yang dipakai
adalah aturan-aturan dan tujuan yang ada dalam pranata tersebut.
1
- Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pranata sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan struktur sosial?
3. Apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?
4. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?
- Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pranata sosial
2. Untuk mengetahui pengertian struktur soaial
3. Untuk mengetahui pengertian stratifikasi sosial
4. Untuk mengetahui pengertian masalah soasial
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
STRUKTUR
SOSIAL
1.
Pengertian
Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan
sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula
struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial
adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial
dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
- Ciri
Struktur Sosial
Segala sesuatu pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan
sesuatu yang lain. Misalnya masyarakat desa mempunyai ciri-ciri tersendiri,
seperti bersifat gotong royong, mengutamakan kebersamaan, tidak ada
spesialisasi dalam pembagian kerja, dan lain-lain yang membedakan dengan
masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis dan adanya pembagian
pekerjaan sesuai dengan keahlian. Begitupun juga dalam struktur sosial.
- Fungsi Struktur Sosial
Dalam sebuah struktur sosial, umumnya terdapat perilaku sosial yang
cenderung tetap dan teratur, sehingga dapat dilihat sebagai pembatas terhadap
perilaku-perilaku individu atau kelompok. Individu atau kelompok cenderung
menyesuaikan perilakunya dengan keteraturan kelompok atau masyarakatnya.
Seperti dikatakan di atas, bahwa struktur social merujuk pada suatu pola yang
teratur dalam interaksi sosial, maka fungsi pokok dari struktur sosial adalah
menciptakan sebuah keteraturan sosial yang ingin dicapai oleh suatu kelompok
masyarakat.
3
- Klasifikasi
Struktur Sosial
Struktur sosial dalam fenomena kehidupan
manusia dapat diklasifikasikan atas lima jenis sebagai berikut.
1.
Struktur kaku dan luwes, atau struktur
kaku bersifat tidak mungkin diubah atau sulit untuk diubah. Struktur luwes
adalah struktur yang pola susunannya memungkinkan untuk diubah.
2.
Struktur formal dan informal. Struktur
formal atau resmi adalah struktur yang diakui pihak berwenang berdasarkan hukum
yang berlaku. Adapun struktur informal atau tidak resmi adalah struktur yang
nyata atau benar-benar ada serta berfungsi bagi masyarakat, tetapi tidak diakui
oleh pihak berwenang dan tidak berketetapan hukum.
3.
Struktur homogen dan heterogen. Struktur
homogen adalah suatu struktur sosial yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh
yang sama terhadap dunia luar. Struktur heterogen adalah suatu struktur yang
unsur-unsurnya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda dan kesempatan setiap
unsur pun berbeda pula, baik terhadap kelompok sendiri maupun terhadap kelompok
lain.
4.
Struktur mekanis dan statistik. Struktur
mekanis adalah suatu struktur yang menuntut persamaan posisi dari anggotanya
agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Struktur statistik adalah
struktur yang dapat berfungsi dengan baik apabila persyaratan jumlah anggotanya
terpenuhi.
5.
Struktur atas dan bawah. Struktur atas
atau suprastruktur umumnya diduduki oleh golongan orang yang memegang kekuasaan
dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Struktur bawah atau
infrastruktur adalah tempat bagi golongan masyarakat bawah atau mereka yang
taraf kehidupannya relatif rendah.
5
B.
PRANATA
SOSIAL
1.
Pengertian
Pranata Sosial
Pranata Sosial berasal dari istilah
Inggris social institution istilah social Institution ini diterjemahkan secara
berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di Indonesia, ada yang mengartikannya
sebagai lembaga kemasyarakatan ( Selo Soemardjan dan Soemardi, 1964; Soerjono
Soekamto, 1982 ), lembaga sosial ( Abdul Syani, 1994 ), Pranata Sosial (
Koentjaningrat, 1985 ), dan bangunan sosial. Istilah yang akan digunakan disini
adalah pranata sosial, karena social institution menunjuk pada adanya
unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat pranata sosial
adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Soerjono Soekamto ( dengan menggunakan
istilah lembaga kemasyarakatan ) adalah himpunan dari norma-norma dari segala
tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
masyarakat.
Pranata sosial dalam pengertian ilmu
sosial tidaklah sama persis dengan istilah lembaga dalam arti wadah atau badan.
Pranata Sosial pada dasarnya bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia
yang perlu dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dalam keteraturan,
sehingga akhirnya diperlukan adanya
norma-norma yang menjamin keteraturan tersebut. Norma-norma tersebut akhirnya
berkembang menjadi pranata sosial, yang pada dasarnya diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia itu.
6
2. Fungsi Pranata Sosial
Fungsi
pranata sosial adalah sebagai berikut:
1.
Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan
atau disntegrasi masyarakat.
2.
Memberikan pedoman pada anggota masyarakat untuk
bertingkah laku / bersikap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3.
Memberi pegangan pada masyarakat untuk menandakan
sistem pengendalian sosial (social control).
3. Ciri-Ciri Pranata Sosial
Lambang-lambang
biasanya merupakan ciri khas dari pranata sosial, yang secara simbolis menggambarkan
tujuan dan fungsi pranata sosial. Lambang-lambang suatu organisasi mengandung
makna, fungsi dan tujuan dari lembaga sosial yang bersangkutan.
Lambang-lambang tersebut dapat berupa: gambar (logo); tulisan; gabungan antara
gambar, tulisan, maupun logo, dan bendera panji.
- Memiliki tingkat kekekalan tertentu, artinya
suatu pranata akan berakhir ketika manusia tidak lagi membutuhkannya.
- Merupakan suatu organisasi dari pola-pola
pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas sosial.
- Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipakai
mencapai tujuan.
- Pranata sosial mempunyai tradisi, baik tertulis
maupun tidak tertulis (peraturan/hukum).
- Memiliki satu atau beberapa tujuan.
- Memiliki alat-alat perlengkapan yang digunakan
untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
7
4. Jenis-jenis
Pranata Sosial
a.
berdasarkan Pengembangannya
·
Cresive institutions (pranata yang utama) adalah
institusi yang paling primer dan tumbuh dari adat istiadat. Contoh: perkawinan,
agama dan hak milik.
·
Enacted institutions (pranata
yang dibuat) adalah institusi yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan atau
tujuan tertentu. Contoh: pendidikan, perdagangan dan utang piutang.
b.
berdasarkan Sistem Nilai yang diterima Masyarakat
·
Basic institutions adalah pranata sosial yang sangat
penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
Contoh: keluarga, sekolah dan negara.
·
Subsidiary institutions adalah
pranata yang dianggap kurang penting. Contoh: rekreasi.
c.
berdasarkan sudut Penerimaan Masyarakat
·
Approved institutions adalah
pranata sosial yang diterima masyarakat. Contoh: perusahaan, industri, dll.
·
Unsactioned institutions adalah
pranata sosial yang ditolak masyarakat. Contoh: pemeras, penjahat, preman, dll.
d.
berdasarkan Faktor Penyebarannya
· General
isntitutions adalah pranata sosial yang dikenal secara umum oleh
masyarakat di dunia. Contoh: agama.
· Restucted
institutons adalah pranata yang dikenal oleh kelompok masyarakat
tertentu saja. Contoh: Katolik, Kristen, Islam, Budha, Hindu, Konghucu dan
sebagainya.
8
e.
Berdasarkan Fungsinya
·
Cooperative institutions adalah
pranata sosial yang dihimpun pola serta tata cara yang diperlukan untuk
menacapai tujuan pranata. Contoh: pranata industrialisasi.
·
Regulative institutions adalah
pranata sosial yang bertujuan mengawasi adat istiadat yang tidak termasuk
bagian mutlak dari pranata itu sendiri. Contoh: pranata hukum (kejaksaan,
pengadilan, dll).
- Kategori
Pranata Sosial
Pranata sosial dapat dibagi dalam
beberapa kategori sebagai berikut:
a.
Pranata Keluarga.
- Pranata Agama
- Pranata Pendidikan.
- Pranata Ekonomi.
- Pranata Politik.
C. STRATIFIKASI SOSIAL
1.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi menurut para pakar
- Soerjono
Soekanto : Stratifikasi sosial pasti terjadi di dalam setiap masyarakat
dimanapun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
- Pitirim Sorokin : stratifikasi sosial adalah
perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat
(hierarkies). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan
kelas-kelas rendah
9
2.
Unsur-unsur stratifikasi sosial
Dalam teori
sosiologi unsur-unsur sistim pelapisan sosial dalam masyarakat adalah :
a. Kedudukan
(status)
Kedudukan
merupakan salah satu unsur pokok dalam sistim stratifikasi dalam masyarakat.
Kedudukan seringkali dibedakan dengan kedudukan sosial (sosial status).
Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan
kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat
sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya,
hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Kedudukan sosial tidak hanya kumpulan
kedudukan kedudukan seseorang dalam kelompok yang berbeda, tetapi kedudukan
sosial mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda.
Menurut Pitirim Sorokin, untuk
mengukur status dapat dilihat dari :
·
Jabatan / pekerjaan
·
Ilmu pengetahuan
·
Kekayaan
·
Agama
·
Politis , keturunan
a.
Peran (role)
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan artinya,
seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya.
Peran menyangkut 3 hal :
10
·
Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
kedudukan seseorang dalam masyarakat
·
Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang
dilakukan individu dalam masyarakat
·
Peran merupakan sebagai perilaku indidvidu yang
penting dalam struktur sosial
Macam-macam
peran (atas dasar pelaksanaannya):
·
Peran yang diharapkan
Contoh :
hakim, diplomatik, protokoler, dll
·
Peran yang disesuaikan
Peran yang
disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat. Peran ini sifatnya
lebih luwes
Macam-macam
peran (atas dasar cara memperolehnya):
·
Peran bawaan (ascribed roles) yaitu peran yang
diperoleh secara otomatis tanpa melalui usaha. Contoh :
peran ayah , peran ibu
·
Peran pilihan (achieved Roles) yaitu peran yang
diperoleh atas dasar keputusan sendiri. Contoh : seseorang yang memutuskan
untuk kuliah di UNAIR
3. Penyebab
Terjadinya Stratifikasi Sosial
Dalam
masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi 3, yaitu :
11
·
Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam
masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang, tanpa usaha, serta
kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran Misalnya :
dalam sistem kasta, seorang anak dari kasta Brahmana juga akan memperoleh
kedudukan demikian
·
Achieved Status, yaitu kedudukan yang diperoleh
seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja dilakukan bukan diperoleh
karenkelahiran.
Misalnya :
orang biasa menjadi dokter asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
·
Asigned status, yaitu kedudukan yang diperoleh
seseorang karena jasa-jasanya . Kedudukan ini terkait dengan achieved status Misalnya : Pahlawan nasional
4. Macam-Macam Stratifikasi Sosial
- Stratifikasi
Sosial Tertutup
Stratifikasi Tertutup adalah:
stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat
tersebut tidak dapat pindah ke strata atau
tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh
stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta
di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak
keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat /
bangsawan darah biru.
12
b. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah:
sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah
dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan,
kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan
bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi
karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan
sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia
mndapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang
tinggi.
D. MASALAH SOSIAL
1. Pengertian Masalah Sosial
Istilah masalah sosial mengandung
dua kata, yakni masalah dan sosial. Kata “sosial” membedakan masalah ini dengan
masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, dan masalah lainnya. Meskipun
bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah sosial. Kata “sosial” antara
lain mengacu pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi
sosial. Sementara itu kata “masalah” mengacu pada kondisi, situasi, perilaku
yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh, tidak benar, dan sulit.
Adanya berbagai pandangan para tokoh
sosiologi tentang masalah sosial. Pandangan itu antara lain, sebagai berikut :
1)
Arnold Rose mengatakan bahwa dapat didefinisikan
sebagai suatu situasi yang telah memengaruhi sebagian besar masyarakat sehingga
meraka percaya bahwa situasi itu adalah sebab dari kesulitan mereka situasi itu
dapat diubah.
13
2)
Raab dan Selznick berpandangan bahwa masalah sosial
adalah masalah hubungan sosial yang menentang masyarakat itu sendiri atau
menciptakan hambatan atas kepuasan banyak orang.
3)
Richard dan Richard berpendapat bahwa masalah sosial
adalah pola perilaku dan kondisi yang tidak di inginkan dan tidak dapat
diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
2.
Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial
Kemiskinan adalah suatu keadaan di
mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut. Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur
melalui berbagai pendekatan, yaitu:
a. Secara
absolut
b. Secara relatif
Selain itu,
kemiskinan juga dapat dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang
melatarbelakangi adanya sumber masalah kemiskinan, yaitu faktor Biologis, Psikologis, dan Kultural
3. Kriminalitas
Sebagai Masalah Sosial
Kriminalitas berasal dari kata crime
yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua perilaku warga masyarakat
yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas yang terjadi di
lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam
maupun luar individu. Tindakan
kriminalitas yang ada di masyarakat sangat beragam bentuknya, seperti
pencurian, perampokan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Tindakan kriminalitas
yang terjadi di masyarakat harus menjadi perhatian aparat polisi dan masyarakat
sekitar. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya masalah kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain:
a.
Peningkatan dan pemantapan aparatur penegak hukum.
b.
Adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur pemerintah
lainnya yang saling berhubungan.
14
c.
Adanya partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan
penanggulangan kriminalitas.
d.
Membuat undang-undang, yang dapat mengatur dan membendung adanya tindakan
kejahatan.
4. Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial
Kesenjangan
sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat
yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal
kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek
keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedakan
dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari
hal ini, memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya, yang miskin
makin miskin”. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya
kesenjangan yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Banyak
orang kaya yang memandang rendah kepada golongan bawah, apalagi jika ia miskin
dan juga kotor, jangankan menolong, sekedar melihatpun mereka enggan.
Kesenjangan sosial yang terjadi
diakibatkan oleh beberapa hal yaitu :
a. Kemiskinan
Menurut Lewis (1983), budaya
kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai konteks sejarah, namun lebih cendrung
untuk tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang memiliki seperangkat
kondisi:
1.
Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem produksi untuk keuntungan
tetap tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga tak
terampil
2.
Rendahnya upah buruh
3.
Tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi
sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa pemerintah
4.
Sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan
15
5.
Kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan
penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical, dan sikap
hemat, serta adanya anggapan bahwa rendahnya status ekonomi sebagai hasil
ketidaksanggupan pribadi atau memang pada dasarnya sudah rendah kedudukannya.
b. Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangan perekonomian menjadi
fartor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia
menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan merupakan pekerjaan
bagi pemerintah saat ini.
5.
Ketidakadilan
Sebagai Masalah Sosial
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil berarti
tidak berat sebelah atau memihak manapun dan tidak sewenang-wenang. Sedangkan
menurut istilah keadilan adalah penagkuan dan perlakuan yang seimbang antara
hak dan kewajiban. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan
manusia, ada tiga macam keadilan menurut Aristoteles, yaitu :
a.
Keadilan distributif, yaitu
memberikan sama yang sama dan memberikan tidak sama yang tidak sama
b.
Keadilan kommutatif, yaitu penerapan
asas proporsional, biasanya digunakan dalam hal hukum bisnis
c.
Keadilan remedial, yaitu memulihkan
sesuatu ke keadaan semula, biasanya digunakan dalam perkara gugatan ganti
kerugian.
Keadilan juga dapat dibedakan ke
dalam dua jenis, yaitu:
a.
Keadilan restitutif, yaitu keadilan
yang berlaku dalam proses litigasi di pengadilan dimana fokusnya adalah pelaku
b.
Keadilan restoratif, yaitu keadlian
yang berlaku dalam proses penyelesaian sengketa non-litigasi dimana fokusnya
bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan “victims” (korban).
16
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Struktur Sosial adalah tatanan atau susunan sosial
yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Pranata sosial
adalah tata cara atau prosedur yang
telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam
suatu kelompok kemasyarakatan yang dimanakan assosiation. Stratifikasi
sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat atau hierarkis. Permasalahan sosial yang banyak terjadi di
lingkungan sekitar adalah masalah pengangguran. Pengangguran sekarang terjadi
dimana-mana. Hal ini disebabkan banyaknya para pencari kerja. Tetapi,
sedikitnya lapangan kerja yang tersedia.
B.
SARAN
Pembahasan mengenai struktur sosial,
pranata sosial, stratifikasi masalah, dan masalah
sosial di atas sangat lah terbatas dan singkat maka dari itu, kami selaku
penulis memberi saran kepada para pembaca supaya mencari referensi lain guna
pembahasan yang lebih luas dan mendalam.
17
No comments:
Post a Comment