Popular Posts

Monday, November 15, 2021

STRUKTUR, PRANATA, STRATIFIKASI, DAN MASALAH SOSIAL’’

 

 

 

  BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan di kampus bukan hanya ditentukan oleh usaha mahasiswa secara individual atau berkat interaksi mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar, melainkan juga oleh interaksi mahasiwa dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya didalam maupun diluar kampus.

Pendidikan dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka karena itu sudah sewajarnya seorang pendidik harus berusaha menganalisis lapangan pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusiawa dalam keluarga, di kampus, di luar kampus, dalam masyarakat dan system-sistem sosialnya.

Ketika kita selesai mengikuti kuliah tentunya perut sudah terasa lapar karena kita sudah merasa lelah, apa yang kita lakukan ? mungkin kita akan mempertimbangkan apakah harus mampir membeli makanan di depan kampus atau makan di kosan karena teman sekosan suka berbagi misalnya jika kita memilih untuk membeli makanan di depan kampus tentunya kita harus mengeluarkan uang untuk membeli makanan tersebut namun apabila kita memilih untuk membeli makanan di depan kampus berarti kita sedang berhubungan dengan Pranata. Oleh karena itu kita harus mematuhi aturan-aturan dalam pranata tersebut. Salah satunya kita harus membayar apa yang telah kita miliki. Sementara itu jika kita makan di kosan berarti kita sedang berhubungan dengan yang lain. Tentunya yang dipakai adalah aturan-aturan dan tujuan yang ada dalam pranata tersebut.

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

  1. Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan pranata sosial?

2.      Apa yang dimaksud dengan struktur sosial?

3.      Apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?

4.      Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?

 

  1. Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian pranata sosial

2.      Untuk mengetahui pengertian struktur soaial

3.      Untuk mengetahui pengertian stratifikasi sosial

4.      Untuk mengetahui pengertian masalah soasial

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    STRUKTUR SOSIAL

1.      Pengertian Struktur Sosial

Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.

  1. Ciri Struktur Sosial

Segala sesuatu pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan sesuatu yang lain. Misalnya masyarakat desa mempunyai ciri-ciri tersendiri, seperti bersifat gotong royong, mengutamakan kebersamaan, tidak ada spesialisasi dalam pembagian kerja, dan lain-lain yang membedakan dengan masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis dan adanya pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian. Begitupun juga dalam struktur sosial.

  1. Fungsi Struktur Sosial         

Dalam sebuah struktur sosial, umumnya terdapat perilaku sosial yang cenderung tetap dan teratur, sehingga dapat dilihat sebagai pembatas terhadap perilaku-perilaku individu atau kelompok. Individu atau kelompok cenderung menyesuaikan perilakunya dengan keteraturan kelompok atau masyarakatnya. Seperti dikatakan di atas, bahwa struktur social merujuk pada suatu pola yang teratur dalam interaksi sosial, maka fungsi pokok dari struktur sosial adalah menciptakan sebuah keteraturan sosial yang ingin dicapai oleh suatu kelompok masyarakat.

 

 

3

 

 

 

 

  1. Klasifikasi Struktur Sosial

Struktur sosial dalam fenomena kehidupan manusia dapat diklasifikasikan atas lima jenis sebagai berikut.

 

1.      Struktur kaku dan luwes, atau struktur kaku bersifat tidak mungkin diubah atau sulit untuk diubah. Struktur luwes adalah struktur yang pola susunannya memungkinkan untuk diubah.

2.      Struktur formal dan informal. Struktur formal atau resmi adalah struktur yang diakui pihak berwenang berdasarkan hukum yang berlaku. Adapun struktur informal atau tidak resmi adalah struktur yang nyata atau benar-benar ada serta berfungsi bagi masyarakat, tetapi tidak diakui oleh pihak berwenang dan tidak berketetapan hukum.

3.      Struktur homogen dan heterogen. Struktur homogen adalah suatu struktur sosial yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar. Struktur heterogen adalah suatu struktur yang unsur-unsurnya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda dan kesempatan setiap unsur pun berbeda pula, baik terhadap kelompok sendiri maupun terhadap kelompok lain.

4.      Struktur mekanis dan statistik. Struktur mekanis adalah suatu struktur yang menuntut persamaan posisi dari anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Struktur statistik adalah struktur yang dapat berfungsi dengan baik apabila persyaratan jumlah anggotanya terpenuhi.

5.      Struktur atas dan bawah. Struktur atas atau suprastruktur umumnya diduduki oleh golongan orang yang memegang kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Struktur bawah atau infrastruktur adalah tempat bagi golongan masyarakat bawah atau mereka yang taraf kehidupannya relatif rendah.

5

 

 

 

B.     PRANATA SOSIAL

1.                Pengertian Pranata Sosial

Pranata Sosial berasal dari istilah Inggris social institution istilah social Institution ini diterjemahkan secara berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di Indonesia, ada yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan ( Selo Soemardjan dan Soemardi, 1964; Soerjono Soekamto, 1982 ), lembaga sosial ( Abdul Syani, 1994 ), Pranata Sosial ( Koentjaningrat, 1985 ), dan bangunan sosial. Istilah yang akan digunakan disini adalah pranata sosial, karena social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Soerjono Soekamto ( dengan menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan ) adalah himpunan dari norma-norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.

Pranata sosial dalam pengertian ilmu sosial tidaklah sama persis dengan istilah lembaga dalam arti wadah atau badan. Pranata Sosial pada dasarnya bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dalam keteraturan, sehingga  akhirnya diperlukan adanya norma-norma yang menjamin keteraturan tersebut. Norma-norma tersebut akhirnya berkembang menjadi pranata sosial, yang pada dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia itu.

 

 

6

 

 

 

2.      Fungsi Pranata Sosial

Fungsi pranata sosial adalah sebagai berikut:

1.      Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disntegrasi masyarakat.

2.      Memberikan pedoman pada anggota masyarakat untuk bertingkah laku / bersikap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

3.      Memberi pegangan pada masyarakat untuk menandakan sistem pengendalian sosial (social control).

3. Ciri-Ciri Pranata Sosial

Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas dari pranata sosial, yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial. Lambang-lambang suatu organisasi mengandung makna, fungsi dan tujuan dari lembaga sosial yang bersangkutan.  Lambang-lambang tersebut dapat berupa: gambar (logo); tulisan; gabungan antara gambar, tulisan, maupun logo, dan bendera panji.

  1. Memiliki tingkat kekekalan tertentu, artinya suatu pranata akan berakhir ketika manusia tidak lagi membutuhkannya.
  2. Merupakan suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas sosial.
  3. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipakai mencapai tujuan.
  4. Pranata sosial mempunyai tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis (peraturan/hukum).
  5. Memiliki satu atau beberapa tujuan.
  6. Memiliki alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.

 

 

7

 

 

 

4.  Jenis-jenis Pranata Sosial

a.                   berdasarkan Pengembangannya

·         Cresive institutions (pranata yang utama) adalah institusi yang paling primer dan tumbuh dari adat istiadat. Contoh: perkawinan, agama dan hak milik.

·         Enacted institutions (pranata yang dibuat) adalah institusi yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Contoh: pendidikan, perdagangan dan utang piutang.

b.                   berdasarkan Sistem Nilai yang diterima Masyarakat

·         Basic institutions adalah pranata sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh: keluarga, sekolah dan negara.

·         Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Contoh: rekreasi.

c.                   berdasarkan sudut Penerimaan Masyarakat

·         Approved institutions adalah pranata sosial yang diterima masyarakat. Contoh: perusahaan, industri, dll.

·         Unsactioned institutions adalah pranata sosial yang ditolak masyarakat. Contoh: pemeras, penjahat, preman, dll.

d.                  berdasarkan Faktor Penyebarannya

·      General isntitutions adalah pranata sosial yang dikenal secara umum oleh masyarakat di dunia. Contoh: agama.

·      Restucted institutons adalah pranata yang dikenal oleh kelompok masyarakat tertentu saja. Contoh: Katolik, Kristen, Islam, Budha, Hindu, Konghucu dan sebagainya.

8

 

 

e.                   Berdasarkan Fungsinya

·         Cooperative institutions adalah pranata sosial yang dihimpun pola serta tata cara yang diperlukan untuk menacapai tujuan pranata. Contoh: pranata industrialisasi.

·         Regulative institutions adalah pranata sosial yang bertujuan mengawasi adat istiadat yang tidak termasuk bagian mutlak dari pranata itu sendiri. Contoh: pranata hukum (kejaksaan, pengadilan, dll).

  1. Kategori Pranata Sosial

Pranata sosial dapat dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut:

a.       Pranata Keluarga.

  1. Pranata Agama
  2. Pranata Pendidikan.
  3. Pranata Ekonomi.
  4. Pranata Politik.

C. STRATIFIKASI SOSIAL

1.                            Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi menurut para pakar

  • Soerjono Soekanto : Stratifikasi sosial pasti terjadi di dalam setiap masyarakat dimanapun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
  • Pitirim Sorokin : stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkies). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah

 

9

 

 

2.                             Unsur-unsur stratifikasi sosial

Dalam teori sosiologi unsur-unsur sistim pelapisan sosial dalam masyarakat adalah :

a.       Kedudukan (status)

Kedudukan merupakan salah satu unsur pokok dalam sistim stratifikasi dalam masyarakat. Kedudukan seringkali dibedakan dengan kedudukan sosial (sosial status). Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Kedudukan sosial tidak hanya kumpulan kedudukan kedudukan seseorang dalam kelompok yang berbeda, tetapi kedudukan sosial mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda.

 

                        Menurut Pitirim Sorokin, untuk mengukur status dapat dilihat dari :

·            Jabatan / pekerjaan

·            Ilmu pengetahuan

·            Kekayaan

·            Agama

·            Politis , keturunan

a.                        Peran (role)

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan artinya, seseorang telah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran menyangkut 3 hal :

10

 

·         Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat

·         Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan individu dalam masyarakat

·         Peran merupakan sebagai perilaku indidvidu yang penting dalam struktur sosial

                        Macam-macam peran (atas dasar pelaksanaannya):

·         Peran yang diharapkan

Contoh : hakim, diplomatik, protokoler, dll

·         Peran yang disesuaikan

Peran yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat. Peran ini sifatnya lebih luwes

 

Macam-macam peran (atas dasar cara memperolehnya):

·         Peran bawaan (ascribed roles) yaitu peran yang diperoleh secara otomatis tanpa melalui usaha. Contoh : peran ayah , peran ibu

·         Peran pilihan (achieved Roles) yaitu peran yang diperoleh atas dasar keputusan sendiri. Contoh : seseorang yang memutuskan untuk kuliah di  UNAIR

 3.     Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi 3, yaitu :

 

 

11

 

 

·         Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang, tanpa usaha, serta kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran             Misalnya : dalam sistem kasta, seorang anak dari kasta Brahmana juga akan memperoleh kedudukan demikian

·         Achieved Status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja dilakukan bukan diperoleh karenkelahiran.                                                                          Misalnya : orang biasa menjadi dokter asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

·         Asigned status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena jasa-jasanya . Kedudukan ini terkait dengan achieved status  Misalnya : Pahlawan nasional

 

 

4. Macam-Macam  Stratifikasi Sosial 

    1. Stratifikasi Sosial Tertutup 

Stratifikasi Tertutup adalah: stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat      tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

 

 

12

 

 

 

 

b. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka adalah: sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mndapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi. 

 

D.      MASALAH SOSIAL

1. Pengertian Masalah Sosial

Istilah masalah sosial mengandung dua kata, yakni masalah dan sosial. Kata “sosial” membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, dan masalah lainnya. Meskipun bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah sosial. Kata “sosial” antara lain mengacu pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi sosial. Sementara itu kata “masalah” mengacu pada kondisi, situasi, perilaku yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh, tidak benar, dan sulit.

Adanya berbagai pandangan para tokoh sosiologi tentang masalah sosial. Pandangan itu antara lain, sebagai berikut :

1)      Arnold Rose mengatakan bahwa dapat didefinisikan sebagai suatu situasi yang telah memengaruhi sebagian besar masyarakat sehingga meraka percaya bahwa situasi itu adalah sebab dari kesulitan mereka situasi itu dapat diubah.

 

13

 

 

 

 

2)      Raab dan Selznick berpandangan bahwa masalah sosial adalah masalah hubungan sosial yang menentang masyarakat itu sendiri atau menciptakan hambatan atas kepuasan banyak orang.

3)      Richard dan Richard berpendapat bahwa masalah sosial adalah pola perilaku dan kondisi yang tidak di inginkan dan tidak dapat diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.

2.  Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial

Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur melalui berbagai pendekatan, yaitu:

     a. Secara absolut

     b. Secara relatif

Selain itu, kemiskinan juga dapat dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang melatarbelakangi adanya sumber masalah kemiskinan, yaitu faktor Biologis, Psikologis, dan Kultural

 

3.  Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial

Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar individu.  Tindakan kriminalitas yang ada di masyarakat sangat beragam bentuknya, seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain:

a.    Peningkatan dan pemantapan aparatur penegak hukum.

b.    Adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur pemerintah lainnya yang saling berhubungan.

 

                                                                      14

 

 

 

 

c.    Adanya partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan kriminalitas.

d.   Membuat undang-undang, yang dapat mengatur dan membendung adanya tindakan kejahatan.

 

4. Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat  yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedakan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini, memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangan yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Banyak orang kaya yang memandang rendah kepada golongan bawah, apalagi jika ia miskin dan juga kotor, jangankan menolong, sekedar melihatpun mereka enggan.

 

Kesenjangan sosial yang terjadi diakibatkan oleh beberapa hal yaitu :

a.     Kemiskinan

Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai konteks sejarah, namun lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang memiliki seperangkat kondisi:

1.    Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem produksi untuk  keuntungan tetap tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga tak terampil

2.    Rendahnya upah buruh 

3.    Tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa pemerintah

4.    Sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan

 

 

 

                                                                  15

 

 

 

 

5.    Kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical, dan sikap hemat, serta adanya anggapan bahwa rendahnya status ekonomi sebagai hasil ketidaksanggupan pribadi atau memang pada dasarnya sudah rendah kedudukannya.

 

b.    Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangan perekonomian menjadi fartor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan merupakan pekerjaan bagi pemerintah saat ini.

 

5.      Ketidakadilan Sebagai Masalah Sosial

Menurut kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun dan tidak sewenang-wenang. Sedangkan menurut istilah keadilan adalah penagkuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia, ada tiga macam keadilan menurut Aristoteles, yaitu :

a.    Keadilan distributif, yaitu memberikan sama yang sama dan memberikan tidak sama yang tidak sama

b.    Keadilan kommutatif, yaitu penerapan asas proporsional, biasanya digunakan dalam hal hukum bisnis

c.    Keadilan remedial, yaitu memulihkan sesuatu ke keadaan semula, biasanya digunakan dalam perkara gugatan ganti kerugian.

 

Keadilan juga dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:

a.    Keadilan restitutif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses litigasi di pengadilan dimana fokusnya adalah pelaku

b.    Keadilan restoratif, yaitu keadlian yang berlaku dalam proses penyelesaian sengketa non-litigasi dimana fokusnya bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan “victims” (korban).

                                                                16

 

 

 

BAB III

                                              PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Struktur Sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Pranata sosial adalah tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok kemasyarakatan yang dimanakan assosiation. Stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Permasalahan sosial yang banyak terjadi di lingkungan sekitar adalah masalah pengangguran. Pengangguran sekarang terjadi dimana-mana. Hal ini disebabkan banyaknya para pencari kerja. Tetapi, sedikitnya lapangan kerja yang tersedia.

 

 

 

B.     SARAN

       Pembahasan mengenai struktur sosial, pranata sosial, stratifikasi masalah, dan masalah sosial di atas sangat lah terbatas dan singkat maka dari itu, kami selaku penulis memberi saran kepada para pembaca supaya mencari referensi lain guna pembahasan yang lebih luas dan mendalam.

 

 

 

 

 

 

                                                             17

 

 

 

 

                           

No comments:

Post a Comment