Popular Posts

Monday, November 15, 2021

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SEKOLAH DASAR

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Dalam pembaharuan dunia pendidikan  ada tiga komponen yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Kurikulum harus komprehensif dan renponsif terhadap dinamika sosial dan menyesuaikan kemajuan teknologi.Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Dengan cara penerapan strategi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih memberdayakan potensi siswa.

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa.Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik serta peserta didik yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.Isi kegiatan adalah bahan atau materi ajar yang bersumbar dari kurikulum suatu program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilakukan pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham kontruktivis. Pembelajaran ini merupakan cara belajar yang menggunakan kelompok dengan anggota berkemampuan berbeda. Dalam kelompok tersebut siswa dituntut saling bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. Pembelajaran kooperatif dianggap belum selesai apabila ada anggota kelompok yang belum memahami materi pelajaran yang telah dibahas.      ( Isjoni, 2012:14).


 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka di dalam makalah ini akan dibahas mengenai hal-hal seperti yang tertulis dibawah ini.

1.      Apa pengertian pembelajaran kooperatif?

2.      Apa saja kegiatan kelompok dalam pembelajaran kooperatif

3.      Apa strategi dan kebiasaan yang mendukung pembelajaran kooperatif?

4.      Bagaimana mengawasi pekerjaan dan perilaku siswa dalam pembelajaran kooperatif?

5.      Bagaimana meningkatkan kemampuan kerja kelompok efektif?

6.      Bagaimana memulai menggunakan kelompok pembelajaran kooperatif?

 

C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan pembuatan makalah ini seperti yg tersebut dibawah ini :

1.      Menjelaskan  pengertian pembelajaran kooperatif.

2.      Menguraikan apa saja kegiatan kelompok dalam pembelajaran kooperatif.

3.      Membahas strategi dan kebiasaan yang mendukung pembelajaran kooperatif.

4.      Menjelaskan cara  mengawasi pekerjaan dan perilaku siswa dalam pembelajaran kooperatif.

5.      Menjelaskan bagaimana cara meningkatkan kemampuan kerja kelompok efektif.

6.      Membahas agaimana cara memulai menggunakan kelompok pembelajaran kooperatif.

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Salah satu metode pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling membantu, dan mengajak satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja kalompok untuk menuntaskan materi masalah dalam belajar (Isjoni, 2010: 20).

Pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.Pembelajaran kooperatif juga dapat diartikan sebagai salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual.Sistem pengajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

Falsafah yang mendasari pembelajaran Cooperative (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan system pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena


 dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.

 

B.        Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif

Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif, diantaranya :

1.      Jigsaw

Jigsaw atau model tim ahli, yaitu kelas dibagi menjadi beberap kelompok atau tim yang masing-masing terdiri dari 4-5 orang anggotanya bersifat heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan tiap siswa diberi tanggung jawab untuk mempelajari satu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari berbagai kelompok atau tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari satu bagian bahan akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bahan tersebut. Kelompok siswa yang dimaksut adalah “kelompok pakar (expert group)”.

2.      Pasangan Belajar (Learning Partner)

Belajar berpasangan, bagi guru maupun murid, adalah cara paling sederhana dan paling tidak mengancam untuk memulai pembelajaran kooperatif. Belajar berpasangan dapat dijadikan batu loncatan untuk masuk ke bentuk-bentuk kerja sama lain yang lebih kompleks. Pasangan duduk saling berhadapan berdasarkan baris tempat duduk yang sudah ada dan menggeser kursi mereka agar bias berdekatan.


 

3.      Pembagian Kluster Tempat Duduk Kelompok (Cluster Group Seating)

Elaine Huebner, seorang guru di New York tengah, mengatur tempat duduk kelasmya dalam kelompok yang terdiri atas tiga orang. Mereka saling memeriksa hasil kerja satu sama lain sebelum mengumpulkannya, kedua teman duduk ini harus mencantumkan nama mereka pada lembar tugas masing-masing untuk menunjukkan bahwa mereka sudah memeriksanya.

4.      Pembelajaran Tim (Student Team Learning)

Pembelajaran tim dapat diterapkan dengan mudah pada semua tingkatan kelas, mulai dari kelas dua hingga kelas dua belas, dan untuk semua mata pelajaran yang memiliki satu jawaban yang benar.

 

5.      Ujian Kelompok (Team Testing)

Dalam pembelajaran tim dan pembelajaran jigsaw, siswa mengerjakan kuis secara sendiri-sendiri setelah menyelesaikan tugas kelompok. Dalam ujian kelompok, siswa diharuskan mempersiapkan diri menghadapi ujian bersama dan mengerjakannya secara bersama-sama.

6.      Proyek-proyek Kelompok Kecil (Small-Group Project)

Sebuah bentuk pembelajaran kooperatif penting lainnya adalah metode yang membuat siswa bekerja sama menghasilkan satu hasil tunggal. Dalam hal ini, yang ditekankan adalah proses kerja sama seperti penyelesaian masalah kelompok, kreativitas dan riset tim, bukan materi pembelajaran untuk ujian.

 

 

7.      Persaingan Tim (Team Competition)

Persaingan memang dapat menciptakan permusuhan antar kelompok. Tetapi, jika dilakukan dalam kelas yang memiliki toleransi komunitas kuat dan diatur oleh etika kerja sama, persaingan antar kelompok justru dapat memberikan motivasi dan menyenangkan.

Dengan kebijakan guru, persaingan antar kelompok dapat ditambahkan pada beberapa strategi kooperatif yang dijelaskan di atas. Sebagai contoh, melalui pembelajaran tim, sebagai bentuk pengakuan lain kepada semua tim yang berhasil meraih nilai kemajuan tertentu, guru dapat memberikan penghargaan atau pengakuan khusus kepada tim dengan nilai tertinggi. Demikian juga, melalui pembelajaran jigsaw, bonus nilai ujian dapat dihadiahkan kepada para anggota tim yang berhasil meraih nilai rata-rata ujian tertinggi.

8.      Proyek Kelas (Whole-class project)

Proyek kelas adalah pekerjaan besar, tetapi imbalannya juga sangat besar : seperti Moril kelas yang tinggi dan semangat serta energi kelompok yang terbawa ke dalam kegiatan-kegiatan kooperatif lainnya.

C.    Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dapat digunakan dalam berbagai macam cara, yang meliputi :

1.      Pembelajaran Kooperatif Formal (Formal Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif formal adalah suatu bentuk pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja secara bersama-sama, pada jam pelajaran tertentu selama beberapa minggu, untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama dengan memastikan bahwa mereka dan teman satu kelompoknya berhasil menyelesaikan tugas belajarnya yang diberikan dengan baik.

 

 

 

2.      Pembelajaran Kooperatif Informal (Informal Cooperative Learning)

Pengajaran, demonstrasi, film, dan rekaman video tetap bisa digunakan secara efektif bersamaan dengan kelompok pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama dalam kelompok-kelompok yang bersifat temporer, yang memakan waktu mulai dari beberapa menit sampai selama satu periode pelajaran di kelas. Selama penyampaian pekajaran, demonstrasi, atau menyaksikan film, pengelompokkan kooperatif informal singkat dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari, untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, membantu menciptakan ekspektasi dari apa yang akan dicakup dalam sebuah sesi pelajaran kelas, untuk memastikan bahwa siswa memproses secara kognitif materi yang diajarkan, dan untuk memberikan penutup bagi sesi pengajaran.

3.      Kelompok Berbasis Kooperatif (Cooperative Based Groups)

Kelompok kooperatif inti (cooperative based groups) bersifat jangka panjang.Ini adalah kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif yang heterogen dengan keanggotaan tetap yang bertahan sampai setidaknya satu tahun dan bahkan mungkin sampai semua anggotanya lulus.

4.      Struktur Kooperatif (Cooperative Structures)

Agar dapat menggunakan pembelajaran kooperatif pada sebagian besar jam pelajaran, guru harus mengidentifikasikan dan menyusun pelajaran umum secara kooperatif dan kegiatan-kegiatan rutin mata pelajaran yang sifatnya repetitive.

 

D.    Mengawasi Pekerjaan dan Perilaku Siswa

Pemantauan pekerjaan kelompok yang baik mengharuskan guru untuk selalu berkeliling diantara kelompok, mengawasi seisi kelas, seperti yang dilakukan dalam mengawasi kegiatan ruang kelas manapun.Cara guru memantau pekerjaan siswa dalam kelompok bergantung pada sifat kegiatan kelompok. Guru meggunakan berbagai indikator untuk menentukan fungsi kelompok yang memuaskan. Para siswa biasanya memiliki tugas spesifik untuk dikerjakan berkelompok, maka tidak sulit untuk menentukan apakah mereka melakukan kegiatan yang benar atau tidak.

Ketika para siswa berbicara satu sama lain mengenai tugas, maka guru bisa dengan mudah mengidentifikasi perilaku yang pantas dan sesuai tugas. Perilaku abai-tugas yang sementara mungkin dapat diabaikan, tetapi jika berkelanjutan, maka diperlukan adanya intervensi.Indikator lainnya adalah tingkat dan sifat emosionalitas yang diperlihatkan para siswa. Reaksi emosional tersebut memperlihatkan frustasi atau potensi konflik yang meningkat, dan karena itu mereka membutuhkan intervensi dini untuk mencegah berkembangnya masalah menjadi lebih serius (Evertson dan Emmer, 2011 : 161).

 

E.     Kemampuan Kerja Kelompok Efektif

1.      Keterampilam Sosial

Hasil yang didapat dari pembelajaran kooperatif diantaranya adalah kemampuan sosial , kertampilan ini sangat penting untuk mempersiapkan siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara. Ketrampilan sosial yang dimaksud adalah bagaimana seorang siswa dapat berkomunikasi dalam sebuah kelompok, bekerjasama, mengemukakan pendapat, memiliki rasa setiakawan.Pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih baik dalam pembentukkan ketrampilan sosial dibandingkan pembelajaran konvensional (Evertson dan Emmer, 2011:164).

 

2.      Keterampilan Menjelaskan

Ketrampilan menjelaskan merupakan bagian penting dalam sebuah kelompok.Dalam sebuah kelompok misalnya mendapat tugas menjawab pertanyaan, para siswa dapat memberikan jawaban dan menjelaskan bagaimana mereka bisa mendapatkan jawaban tersebut. Hakikat dari pembelajaran kooperatif sendiri adalah adanya penjelasan atau tukar pendapat antar anggota kelompok, pembelajaran tidak akan dikatakan berhasil apabila masih ada anggota kelompok yang belum memahami materi yang sedang dibahas. Dalam hal tersebut akan muncul peran yang sangat penting dari anggota kelompok lain yang telah paham dengan materinya untuk menjelaskan kepada anggota kelompok lain yang belum paham.

 

3.      Keterampilan Kepemimpinan

Pembelajaran kooperatif berbentuk kelompok, sehingga secara tidak langsung akan muncul pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut. Pemimpin diskusi ini memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk berdikusi, mengajukan pendapat dan memberikan dorongan rasa percaya diri. Pemberian peran pemimpin atau yang lainnya sebaiknya dilakukan secara bergiliran agar semua siswa dapat memiliki kemampuan yang sama walaupun dengan proses dan waktu yang berbeda. Seorang guru harus menghargai kemampuan setiap siswanya dalam menerima pembelajaran, namun tetap memperhatikan hasil yang akan dicapai (Evertson dan Emmer, 2011:166).

 

F.     Memulai Menggunakan Kelompok Pembelajaran Kooperatif

Dalam pelaksanaanya terdapat urutan bagaimana memulai pembelajaran kooperatif, yaitu:

1.      Pembentukan Kelompok

Dalam pembentukan kelompok guru membuat kelompok secara heterogen.Pembentukan kelompok dengan memperhatikan kemampuan akademis.Pada umumnya masing-masing kelompok beranggotakan empat orang, yang terdiri atas satu orang yang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang dan satu orang berkemampuan rendah.

2.      Pemberian Semangat Kelompok

Semangat kelompok sangat diperlukan agar menumbuhkan hubungan yang baik antar anggota kelompok.Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan kesamaan kelompok, penggunaan identitas kelompok atau sorak semangat kelompok.Semua itu dilakukan untuk menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan dan dukungan dalam belajar (Isjoni, 2010:95).

3.      Penataan Ruang Kelas

Penataan ruang kelas sangat dipengaruhi oleh filsafat dan metode pembelajaran yang dipakai di kelas. Dalam model kooperatif ini guru tidak hanya narasumber, tetapi siswa juga saling melengkapi dan guru berperan sebagai fasilitator, motivator, mediator dan evaluator. Pengaturan bangku memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar kooperatif, sehingga semua siswa dapat guru atau papan tulis dengan jelas.Selain itu, siswa bisa melihat dan menjangkau rekan-rekan kelompoknya dengan baik dan berada dalam jangkauan kelompoknya dengan merata.

 

G.    Pembelajaran Kooperatif di Sekolah Dasar

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang cocok diterapkan di Sekolah Dasar (SD). Mengutamakan adanya kerjasama dalam suatu kelompok. Antara satu individu dengan individu lainnya saling tergantung. Siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat merasa puas atas apa yang telah dikerjakan. Pembelajaran kooperatif meningkatkan kinerja siswa dalam mengerjakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Sesungguhnya dalam menghadapi kondisi yang demikian, pembelajaran kooperatif dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengatasi masalah tersebut sebab memiliki fungsi dan peran yang dapat menunjang kreatifitas siswa dalam berinteraksi dan dalam bekerja sama. Dengan kinerja dan disiplin tinggi yang dihasilkan oleh pendidikan yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Sebaliknya sumber daya manusia yang tidak berkualitas, rendah disiplin dan kinerja yang dihasilkan oleh pendidikan yang kurang berkualitas dapat merupakan pangkal dari permasalahan yang dihadapi.

Metode-metode pengajaran dipilih dan diujicobakan serta diterapakan dalam dunia pendidikan. Sebab pendidikan adalah pilar utama dari berbagai sektor pembangunan lainnya.Metode kooperatif dapat digunakan di SD sebagai model pembelajaran yang membahas materi yang membutuhkan relasi dengan sesama dan kerja sama. Contohnya membahas materi tentang macam-macam bentuk dan tulang daun, mengukur besar sudut dalam segitiga, mempelajari simbol-simbol dalam peta, dan menyusun kerangka karangan.Dengan adanya model pembelajaran kooperatif siswa dapat lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


                                                BAB III

PENUTUP

 

A.    Simpulan

Sistem pengajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

Contoh pembelajaran kooperatif diantaranya model jigsaw.Dalam pelaksaannya pembelajaran kooperatif memerlukan strategi agar pembelajaran dapat berjalan secara lancar. Guru bertindak sebagai pengawas perilaku dan kegiatan siswa. Seorang guru dapat melakukan intervensi ke dalam kelompok apabila dibutuhkan.

Pembelajarn kooperatif akan mempunyai hasil diluar hasil pembelajaran secara kognitif, yaitu muncul dan berkembangnya ketrampilan-ketrampilan yang akan menjadi bekal para siswa pada masa depan mereka. Ketrampilan tersebut adalah ketrampilan sosial, ketrampilan menjelaskan dan ketrampilan kepemimpinan. Seorang guru memiliki peran penting dalam proses pemerolehan ketrampilan-ketrampilan tersebut.Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif, guru terlebih dahulu melakukan pembentukan kelompok, pemberian semangat kelompok dan penataan ruang kelas. Banyak manfaat dari pembelajaran kooperatif, sebagai seorang guru yang baik harus dapat menggunakan pembelajaran ini dengan bijak.

 

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik  Panduan Lengkap Aplikatif. Jakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).

Lickona, Thomas. 2008. Pendidikan Karakter : Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung : Nusa Media.

Johnson, David. W, Johnson, Roger. T, Holubec, Edythe. J. 2012. Colaborative Learning : Strategi Pembelajaran untuk Sukses Bersama. Bandung : Nusa Media.

Everston, Carolyn M. & Edmund T. Emmer. 2011. Manajemen Kelas untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana.

Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

http://threenafathy.blogspot.com/2013/05/metode-pembelajaran-kooperatif-untuk.html (Diakses pada tanggal : 29 September 2016 pada pukul 10:20  a.m ).

 

No comments:

Post a Comment