BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, maka kehidupan manusia juga akan semakin berkembang serta semakin maju juga perkembangan teknologi yang diciptakan. Hal itu berbanding lurus dengan semakin banyaknya teknologi yang digunakan manusia untuk menunjang kehidupannya agar lebih efisien. Kondisi tersebut bisa dilihat dengan banyaknya penggunaan perangkat lunak untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari, seperti; membuat dokumen, mengedit foto atau video, mengakses intrenet, sebagai sarana bisns, hiburan, dan sebagainya.
Menurut Roger S. Pressman, (2002) Perangkat lunak atau software merupakan suatu perintah program yang terdapat di dalam sebuah komputer. Ketika dieksekusi oleh user-nya akan memberikan sejumlah fungsi sekaligus menampilkan informasi yang diinginkan oleh user-nya. Hal ini menjelaskan jika software atau perangkat lunak ini memiliki fungsi untuk memberikan perintah komputer.
Menurut Fauziah, Perangkat lunak atau Software merupakan suatu program komputer untuk menginput data, menyimpan data, mengecek dara, memanipulasi data serta mendapatkan hasil dari data tersebut yang dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan perangkat keras.
Pengembangan perangkat lunak harus terus dilakukan demi kesesuaian dengan kebutuhan pengguna. Pengembangan perangkat lunak itu sendiri memiliki arti serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk merancang, membuat, mengaplikasikan, dan mendukung atau meningkatkan fungsi perangkat lunak.Dalam mengembangkan suatu perangkat lunak, terdapat beberapa metode yang biasa diterapkan. Metode pengembangan perangkat lunak adalah sebuah cara teratur untuk merancang atau meningkatkan fungsi sebuah program agar pengguna lebih mudah dalam mengoperasikan komputer. Salah satu metode pengembangan yang paling sering digunakan adalah metode waterfall.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar
belakang di atas maka rumusan masalah untuk makalah yang berjudul Implementasi
Metode Waterfall Dalam Pengembangan Perangkat Lunak yang dapat disimpulkan adalah :
1.
Apa itu metode waterfall?
2.
Bagaimana contoh pengimplementasiannya
dalam pengembangan perangkat lunak?
1.3
Tujuan
Dari penjelasan rumusan
masalah di atas maka tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Implementasi
Metode Waterfall Dalam Pengembangan Perangkat Lunak dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Mengetahui tentang metode waterfall
2.
Mengetahui contoh
pengimplementasiannya dalam pengembangan perangkat lunak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode
Waterfall
2.1.1 Pengertian Metode Waterfall
Menurut Pressman (2012) Model Waterfall (model air terjun) merupakan suatu model pengembangan secara sekuensial. Model Waterfall bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun sebuah perangkat lunak. Proses pembuatannya mengikuti alur dari mulai analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan.Metode waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle (siklus hidup klasik), yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. Jadi, untuk setiap tahapan tidak boleh dikerjakan secara bersamaan.
2.1.2 Tahapan Metode Waterfall
Ian Sommerville (2011) menjelaskan bahwa ada lima tahapan pada Metode Waterfall, yakni Requirements Analysis and Definition, Sytem and Software Design, Implementation and Unit Testing, Integration and System Testing, dan Operationa and Maintenance.Sedangkan menurut Pressman langkah-langkah dalam Metode Waterfall dimuai dari Requirement, Design, Implementation, Verification, dan Mintenance.
Berikut tahapan-tahapan metode waterfall :
1)
Requirement
Tahapan
metode waterfall yang pertama adalah mempersiapkan dan menganalisa
kebutuhan dari software yang akan dikerjakan. Informasi dan insight yang
diperoleh dapat berupa dari hasil wawancara, survei, studi literatur,
observasi, hingga diskusi.
2)
Design
Tahap
yang selanjutnya adalah pembuatan desain aplikasi sebelum masuk pada proses coding.
Tujuan dari tahap ini, supaya mempunyai gambaran jelas mengenai tampilan dan
antarmuka software yang kemudian akan dieksekusi oleh tim programmer.
proses ini, akan berfokus pada pembangunan struktur data, arsitektur software,
perancangan interface, hingga perancangan fungsi internal dan eksternal
dari setiap algoritma prosedural.
3)
Implementation
Implementasi
kode program lebih berfokus pada hal teknis, dimana hasil dari desain perangkat
lunak akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman melalui tim programmer
atau developer. Di dalam tahap pengembangan, biasanya dibagi lagi
menjadi 3 tim yang memiliki tugas yang berbeda. Pertama ada front end
(untuk client side), backend (untuk server side), dan full
stack (gabungan antara front end dan backend).
4)
Integration&Testing
Tahap
yang keempat, masuk dalam proses integrasi dan pengujian sistem. Pada tahap
ini, akan dilakukan penggabungan modul yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya.
Setelah proses integrasi sistem telah selesai, berikutnya masuk pada pengujian modul.Yang
bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah sesuai dengan desain,
dan fungsionalitas dari aplikasi apakah berjalan dengan baik atau tidak. Orang
yang bertanggung jawab untuk melakukan testing adalah QA (Quality
Assurance) dan QC (Quality Control).
5)
Operation&Maintenance
Tahapan
metode waterfall yang terakhir adalah pengoperasian dan perbaikan dari
aplikasi. Setelah dilakukan pengujian sistem, maka akan masuk pada tahap produk
dan pemakaian perangkat lunak oleh pengguna (user). Untuk proses
pemeliharaan, memungkinkan pengembang untuk melakukan perbaikan terhadap
kesalahan yang ditemukan pada aplikasi setelah digunakan oleh user.
2.1.3 Kelebihan dan
Kelemahan Metode Waterfall
Dalam pengembangan perangkat lunak atau software, biasanya
model waterfall bisa menjadi metode yang digunakan. Metode ini
merupakan model yang merincikan beberapa tahap pengerjaan dalam pengembangan
sebuah perangkat lunak. Pengerjaan beberapa tahap itu akan saling terperinci
dan bersifat linear, memudahkan pemantauan progres. Penggunaan metode ini dalam
pengembangan aplikasi, biasanya digunakan jika proyek tidak terlalu besar.
Dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam pengerjaan menggunakan model ini. Jika
terdapat kesalahan yang baru disadari di tahap sebelumnya, pengerjaan akan bisa
menjadi rumit. Karena hal tersebut, metode ini biasanya digunakan pada proyek
berskala kecil.
Di balik hal itu semua, tentu ada kegunaan dan
kekurangan tersendiri dalam menggunakan model waterfall ini.
Kelebihan yang paling menonjol dari model ini adalah proyek akan terstruktur
pengerjaannya, sehingga terlihat jelas arah pengembangan tersebut. Namun di
lain sisi pengerjaan proyek menjadi kurang fleksibel.
Kelebihandari Metode :
1) Workflow yang jelas
Denganmenggunakan model SDLC (System Development Life Cycle)jenisini,
mempunyairangkaianalurkerjasistem yang jelas dan terukur. Masing – masing tim,
memilikitugas dan tanggungjawabsesuaidenganbidangkeahliannya. Serta
dapatmenyelesaikanpekerjaansesuaidenganalokasiwaktu yang telahditentukansebelumnya.
2) Hasil dokumentasi yang baik
Waterfallmerupakanpendekatan yang sangatmetodis, dimanasetiapinformasiakantercatatdenganbaik dan terdistribusikepadasetiapanggotatimsecaracepat dan akurat.
3) Dapatmenghematbiaya
Dalamhaliniklientidakdapatmencampuriurusandaritimpengembangaplikasi. Sehinggapengeluaranbiayamenjadilebihsedikit.BerbedadenganmetodeAgile, yang mana kliendapatmemberikanmasukan dan feedback kepadatim developer terkaitdenganperubahanataupenambahanbeberapafitur.
4) Digunakanuntukpengembangansoftwareberskalabesar
Metodeinidinilaisangatcocokuntukmenjalankanpembuatanaplikasiberskalabesar yang melibatkanbanyaksumberdayamanusia dan prosedurkerja yang kompleks. Akan tetapi, Model ini juga dapatdigunakanuntukproyekberskalakecil dan menengah.
KelemahandariMetodeWaterfall :
1) Membutuhkantim yang solid
Untukmenggunakan model SDLC (System Development Life Cycle)ini, tentusajamembutuhkandukungandarisetiapstakeholders yang ada. Setiaptimharusmempunyaikerjasama dan koordinasi yang baik. Dikarenakan, apabila salah satutimtidakdapatmenjalankantugasdengansemestinya, makaakansangatberpengaruhterhadapalurkerjatim yang lain.
2) Masih kurangnyafleksibilitas
Semuatimdituntutuntukbekerjasesuaidenganarahan dan petunjuk yang telahditetapkan di awal. Sehingga, klientidakdapatmengeluarkanpendapat dan feedbackkepadatimpengembang.
3) Tidakdapatmelihatgambaransistemdenganjelas
Dengan model waterfall, customertidakdapatmelihatgambaransistemsecarajelas. Berbedadengan model agile yang dapatterlihatdenganbaikmeskipunmasihdalam proses pengembangan.
4) Membutuhkanwaktu yang lebih lama
Proses pengerjaandenganmenggunakanwaterfallterbilangcukup lama jikadibandingkandengan model SDLC (System Development Life Cycle) yang lain. Karena, tahapanpengerjaanaplikasi yang dilakukansatu per satumembuatwaktu yang dibutuhkanmenjadilebih lama. Sebagaicontoh, timdevelopertidakakanbisamelakukan proses codingjikatimdesignerbelummenampilkantampilandesaindariaplikasi.
2.2 Contoh Implementasi Metode Waterfal dalam Pengembangan Perangkat Lunak
Sebagai contoh untuk pengimpelementasian metode waterfall dalam pengembangan perangkat lunak, kami akan mengambil referensi contoh dari jurnal milik Jauhari Maulani (2020) yang berjudul “Penerapan Metode Waterfall Pada Pengembangan AplikasiSistem Informasi Jasa Dan Penjualan Dengan PemodelanBerorientasi Objek”.
PENERAPAN
METODE WATERFALL PADA PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI JASA DAN PENJUALAN
DENGAN PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK
Jauhari Maulani 1)
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al BanjariBanjarmasin
Email : jauharimaulani@gmail.com
Abstrak
Dalam pengembangan aplikasi sistem informasi jasa dan
penjualan pada butik husna busana akan diterapkan metode waterfall, yang mana
penerapan tersebut dilakukan muilai dari tahapan perencanaan, analisis,
perancangan, implementasi dan penggunaan serta dilaksanakan dengan pemodelan
berorientasi objek yang mana antar pihak butik dan pelanggan saling
berinteraksi memberikan informasi terhadap satu sama lainnya.
Kata
Kunci: Sistem Informasi, waterfall, jasa dan penjualan
1.
PENDAHULUAN
Pada era industri 4.0 aplikasi sistem
informasi dizaman sekarang ini semakin berkembang yang mana sudah digunakan
diberbagai kalangan guna mempermudah aktivitas serta transaksi para pengguna.
Sebelumya sistem informasi yang telah berjalan pada butik tersebut hanya untuk
transaksi jasa pembuatan pakaian saja, yang mana pada penelitian sebelumnya
pembuatan sistem informasi jasa pembuatan pakaian melakukan transaksi proses
pendataan pelanggan data pelanggan, data ukuran pakaian pelanggan, progres
pakaian dibuat atau sudah selesai serta perhitungan periode pendapatan hasil
transaksi dibuat dalam laporan perperiode pelaporan.
Selain itu adanya perluasan usaha dari butik husna busana yang telah merambah
usaha penjualan maka aplikasi sistem informasi yang telah ada dapat
dikembangkan juga dengan penambahan proses penginputan data barang yang dijual,
serta transaksi penjualannya melalui sistem informasi website nantinya.
Berdasarkan
latarbelakang masalahyang telah ada, maka perlunya pengembanganaplikasi sistem
informasi pada butik husnabusana agar adanya sistem yang salingterintegrasi
antara transaksi jasa danpenjualan barang. Dalam pengembanganaplikasi sistem
informasi jasa dan penjualanpada butik husna busana akan diterapkanmetode
waterffall, yang mana penerapantersebut dilakukan muilai dari
tahapanperencanaan, analisis, perancangan,implementasi dan penggunaan,
sertadilaksanakan dengan pemprogramanberorientasi objek yang mana antar
pihakbutik dan pelanggan saling berinteraksimemberikan informasi terhadap satu
samalainnya.
2.
METODE PENELITIAN
Aplikasi
Dari banyak pengertian
tentang aplikasidapat disimpulkan bahwa aplikasi adalahsebuah program komputer
yang dibuat untukmenolong manusia dalam melaksanakan tugastertentu. Ada banyak
pengertian mengenaiaplikasi oleh para ahli yaitu:
a.
Menurut
Buyens, (2001) Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk
melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas.
b.
Menurut
Post, (1999) Aplikasi adalah sistem lengkap yang mengerjakan tugas spesifik.
Menurut Kroenke,
(1990) Aplikasibasis data terdiri atas sekumpulan menu,formulir,laporan dan
program yangmemenuhi kebutuhan suatu fungsional unitbisnis/organisasi/instansi.
Sistem Informasi
Merancang sistem
informasi menjadibagian dari proses rekayasa perangkat lunak.Sistem Informasi
Manajemen (SIM) dapatdidefinisikan sebagai suatu alat untukmenyajikan informasi
dengan cara sedemikianrupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya(Kertahadi,
1995). Tujuannya adalah untukmenyajikan informasi guna pengambilankeputusan
pada perencanaan, pemrakarsaan,pengorganisasian, pengendalian kegiatanoperasi
subsistem suatu perusahaan danmenyajikan sinergi organisasi pada proses(Murdick
dan Ross, 1993).
Pemodelan Berorientasi Objek
Perancangan dan
pembangunan aplikasiperangkat lunak berbasis objek sedang marakdigunakan saat
ini dengan menganggap segalasesuatunya adalah objek serta sistemdipandang
sebagai interaksi dari banyak objekmenjadi ide utama pendekatan ini.Perancangan
berbasis objek dimeodelkanmenggunakan Unified Modelling Language(UML).
UML merupakan kumpulan diagram-diagram yang sudah memiliki standar
untukpembangunan perangkat lunak berbasisobjek.
Siklus pengembengan sistem informasi
/SDLC
Siklus pengembengan
sistem informasi/ SDLC identik dengan istilah metode airterjun (Waterfall
Method). Setiap tahap akanmempengaruhi dan menjadi dasar
darikeberlangsungan tahap pengembanganberikutnya, sama seperti air terjun
yangmengalir dari atas kebawah. Tahap baru akandilakukan setelah tahap sebelumnya
rampungdankesalahan tahap sebelumnya akanberdampak kuat pada tahap berikutnya.
Metode WATERFAL
Gambar 1.Tahapan Metode Air Terjun (Waterfall
Method)
Perencanaan Pengembangan Aplikasi
Adanya perluasan usaha
dari butikhusna busana yang telah merambah usahapenjualan maka aplikasi sistem
informasiyang telah ada dapat dikembangkan jugadengan penambahan proses
penginputan databarang yang dijual, serta transaksipenjualannya melalui sistem
informasiwebsite nantinya.
Analisis Prosedur Sistem
Pada tahap Analisis ini
tim penelitilebih Memahami SOP (Standard OperationalProcedure), alur
kerja dari sistem yang adapada butik tersebut, dari alur sistem jasa
danpenjualannya. Tahap analisis perluanyaidentifikasi atau investigasi yang
lebihmendalam untuk mengkaji sistem agarmemperoleh data yang diperlukan
dalampenyusunan penelitian ini, denganmenggunakan metode pengumpulan
datasebagai berikut:
1.
Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung
kepada pihak butik Husna Busana tentang bagaimana keberlangsungan sistem
informasi yang telah ada dan sedang berjalan pada tempat tersebut guna analisis
untuk mengembangkan kembali aplikasi sistem informasi pada penelitian ini.
Salah satunya tentang penualan produk baik pakaian/kain dan lainnya, sebelumnya
dilakukan dengan penjualan ditempat dan diposting melalui media sosial. Dari
wawancara tersebut pihak butik menyatakan bahwa banyak transaksi yang tidak
tercatat dengan baik.
2.
Pengamatan
Langsung
Mengamati langsung
prosespengumpulan data, transaksi jasa danpenjualan yang telah dilakukan
olehpihak butik menggnakan pencatatan padabuku besar atau catatan yang
menuliskandata barang dan modal serta penjualanyang dilakukan menggunakan nota
ataukwitansi tulis tangan sebagai buktitransaksi pembelian untuk pelanggan.
3.
Studi
Pustaka
Pengumpulan data dengan
menggunakanbuku-buku dan pencarian artikel jurnal diinternet sebagai bahan
referensi dalam penulisan laporan dan pembuatan sistem.
Perancangan Alur Sistem
Pengembangan
Aplikasi SistemInformasi Jasa dan Penjualan denganPemprograman Berorientasi Objek
dirancangdengan Permodelan Berorientasi Objekmenggunakan Unified Modeling
Langguage(UML),dan penggambaran model UML digambarkan dalam diagram sebagai
berikut :
Use Case Aplikasi
Gambar 2. Usecase Aplikasi
Usecase diagram diatas menunjukanakses
apa saja yang bisa dilakukan oleh aktor(admin butik, Pelanggan dan Owner Butik)
Diagram Activity
Gambar 3. Diagram
Activity
Diagram Activity
diatas menunjukan urutan aktivitas yang dilakukan dari beberapa tahapan antar
pelanggan dan staf butik.
Squence Diagram
Gambar 4. Squence Diagram
Sequence diagram
diatasmendeskripsikan interaksi antar objek,skenario atau tahapan rangkaian
alur sistemdari loginnya pelanggan pada aplikasi butikhingga transaksi
pembelian barang sertarespon yang terjadi pada sistem.
Mockup Rancangan Aplikasi
Gambar 5. Mockup Tampilan Aplikasi
Penggambaran mockup
rancangan aplikasi ini sebagai acuan user interface agar lebih mudah
dalam menganalisa penempatan tata letak menu aplikasi, desain dan fungsi.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi Pengembangan Aplikasi
Tahap implementasi
pengembanganaplikasi sistem informasi jasa dan penjualandengan pemprograman
berorientasi objek inisetelah dilakukan dengan perancangan modelberorientasi
objek yang mana di gambarkandengan menggunakan Unified ModelingLangguage (UML),
sebagai kerangka acuankerja programer untuk mengimplementasikanpembuatan
aplikasi menjadi sebuah sisteminformasi yang bisa memprmudah dalamtransaksi
butik husna busana.
Tampilan Menu Awal Aplikasi
Gambar 6. Tampilan Awal Dasboard Admin
Pada tampilan awal menu aplikasi
interdapat tampilan daftar barang yang dijualnotifikasi penjualan, menu data
mastertransaksi langsung (transaksi yang dilakukalangsung pada toko butik
tersebut), dantransaksi online (penjualan melalui online), stok barang serta
menu laporan.
Tampilan Data Barang
Gambar 7. Tampilan Data Barang
Pada tampilan data barang diatas berfungsi
sebagai penginput data barang sertapenginputan harga beli dan harga jual
produkbarang tersebut.
Tampilan Home Pada Member
Gambar 8. Tampilan Hompage Member
Berikut tampilan awal pada
sisipelanggan/member, menampilkan datapenjualan produkbarang, jadi pelanggan
bisamemilih langsung produk pada halamantersebut.
Notifikasi Penjualan Online
Gambar 9. TampilanNotifikasi
Pada bagian sudut kanan atas
terdapaticon pesan dan tanda pemberitahuan notifikasipenjualan yang harus dicek
untukdikonfirmasi.
Konfirmasi Penjualan Online
Gambar 10. Tampilan Konfirmasi Status
Pada tampilan diatas terdapat
formkonfirmasi penjualan online, jadi pada bagianini pihak butik (admin butik
mengkonfirmasipembayaran barang ) dan kalau sudah pasticek barang dan
pembayaran langsungdikonfirmasi barang sudah dikirim.
Data Transaksi Penjualan
Gambar 11. Tampilan Data
TransaksiPenjualan
Pada tampilan data transaksi
penjualandiatas terlihat hasil semua transaksi penjualan,dari no transaksi,
data pembeli, tanggal sertarincian pembayaran barang yang di jual.
Pengujian dan Penggunaan Aplikasi
Sebelum aplikasi masuk pada
tahappenggunaan pengujian dilakukan terlebihdahulu oleh analis sistem.
Pengujian inidilakukan menggunakan black box testing.
Tabel 1. Tabel Pengujian Aplikasi
Dari hasil pengujian yang telah
dilakukandengan menggunakan black box testing diatas,maka aplikasi sudah bisa
masuk tahappenggunaan yang mana sistem sudah berjalandengan lancar hingga
memudahkanpenggunaan transaksi dan pembuatan laporantransaksi pada butik husna
busana.Hasilevaluasi
pengembangan aplikasi sisteminformasi yang telah di uji coba sertadilakukan
penggunaan secara berkala makahasil yang didapat :
1)
Penginputan
data barang atau produkpenjualan berhasil menggunakan waktuinput maksimal 2
menit per item barang.
2)
Barang
atau produk penjualan yang telahdiinput bisa tampil didasboard memberdan member
bisa melakukan pembelianbarang atau produk dengan waktu prosespembelian sekitar
3 menit.
3)
Notifikasi
pembelian bisa tersampaikan keadmin dengan waktu notif maksimal 1menit dan
admin melakukan pengecekanserta konfirmasi dengan maksimal waktu4 menit per
transaksi pembelian.
4)
Sistem
dapat membuat laporan transaksisatuan, perperiode serta keseluruhan dalamwaktu
maksimal 5 menit
4. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil
penerapanmetode waterfall pada pengembanganaplikasi sistem informasi jasa dan penjualandengan
pemodelan berorientasi objek, makadapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Penerapan
metode waterfall memudahkan pengembangan aplikasi sistem informasi dengan
penyelesaian sesuai tahapan atau langkah yang sudah disusun mengurut rentetan tahapan
metode waterfall.
2.
Pengembangan
aplikasi sistem informasi ke transaksi penjualan yang dibuat secara
3.
offline
dan online dapat meningkatkandan merapikan sistem penjualan.
4.
Penginformasian
mengenai statuspembelian barang atau produk dapatdilihat langsung melalui
website sisteminformasi dengan adanya pemberitahuanberupa notifikasi antar
admin danmember butik tersebut.
5.
Pengolahan
pendataan penjualan padabutik husna busana dari pencatatanpembukuan
bertransformasi ke sistemberbasis website lebih efektif dan efisiendalam hal
transaksi penjualan.
Dari kesimpulan yang telah didapat
padapengembangan aplikasi sistem informasi inimenghasilkan kemudahan dan
keringkasandalam hal transaksi. namun pengembangan inimasih banyak kekurang
dalam hal sistemlainnya, maka saran untuk pengembanganpenelitian selanjutnya
sistem ini dapatdikembangkan lebih baik lagi, baikpenambahan fitur sistem
ataupunpengembangan ke sistem android kedepannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Seiring dengan perkembangan zaman, maka kehidupan manusia juga akan semakin berkembang serta semakin maju juga perkembangan teknologi yang diciptakan. Hal itu berbanding lurus dengan semakin banyaknya teknologi yang digunakan manusia untuk menunjang kehidupannya agar lebih efisien.Kondisi tersebut bisa dilihat dengan banyaknya penggunaan perangkat lunak untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari. Pengembangan perangkat lunak itu sendiri memiliki arti serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk merancang, membuat, mengaplikasikan, dan mendukung atau meningkatkan fungsi perangkat lunak.
Metode waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle (siklus hidup klasik), yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. Jadi, untuk setiap tahapan tidak boleh dikerjakan secara bersamaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Candra
Hidayat, “Pengertian Metode Waterfall dan Tahap-Tahapnya”, diakses dari https://ranahresearch.com/metode-waterfall/,
pada 17 Oktober 2021, 20.00 WITA.
Maulani, Jauhari. (2020). “Penerapan
Metode Waterfall Pada Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Jasa Dan Penjualan
Dengan Pemodelan Berorientasi Objek”, 11(2), 64-70.
Muhammad
Robith Adani, “Tahapan Pengembangan Perangkat Lunak dengan Metode Waterfall”,
diakses dari https://www.sekawanmedia.co.id/metode-waterfall/,
pada 17 Oktober 2021, 09.35 WITA.
Putra, “6+
Metode Pengembangan Perangkat Lunak (Waterfall, Rad, Agile,Prototype dll)”,
diakses dari https://salamadian.com/metode-pengembangan-perangkat-lunak/,
pada 17 Oktober 2021, 10.09 WITA.
Rizka
Mifta, “Ini dia pengertian perangkat lunak menurut para ahli”, diakses darihttps://www.brilio.net/wow/ini-dia-pengertian-perangkat-lunak-menurut-para-ahli-2004228.html,
pada 17 Oktober 2021, 09.59 WITA.
Anonim,
“Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall, Begini Cara Kerjanya”, diakses darihttps://nucareer.id/article/detail/kelebihan-dan-kekurangan-metode-waterfall-begini-cara-kerjanya,
pada 17 Oktober 2021, 20.21 WITA.
No comments:
Post a Comment