Popular Posts

Monday, November 15, 2021

MASALAH MASALAH BELAJAR MAKALAH

 

KATA PENGANTAR

 

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Alah AWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamduliah tepat pada waktunya yang berjudul Masalah-masalah Belajar. Seluruh proses penyusunan makalah ini tidak terlepas dari pengarahan, bimbingan, dan kepercayaan yang diberikan kepada kami.Oleh karena itu, izinkan kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak ..................... selaku mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.

Seperti pepatah yang mengatakan ‘Tak ada gading yang tak retak’, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata – kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf.


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR. i

DAFTAR ISI ii

BAB I 1

PENDAHULUAN.. 1

A.     LATAR BELAKANG.. 1

B.      RUMUSAN MASALAH.. 1

C.      TUJUAN.. 1

BAB II 2

LANDASAN TEORI 2

BAB III 5

PEMBAHASAN.. 5

A.     FAKTOR FAKTOR KEMUNCULAN MASALAH.. 5

B.      CIRI-CIRI ANAK YANG BERMASALAH DALAM BELAJAR. 6

C.      PRINSIP-PRINSIP PERBAIKAN (REMEDIAL) DAN PENGAYAAN DALAM BELAJAR. 9

BAB IV.. 15

SIMPULAN.. 15

DAFTAR PUSTAKA.. 16

 

 

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Masalah merupakan ketidaksesuaian antara haraapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan atau sesuatu yang dapat menghambat seseorang dalam mencapai tujuannya.

Masalah dapat muncul dimana saja tak terkecuali dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa belajar dengan giat. Ada siswa pura-pura belajar. Ada siswa belajar setengah hati. Bahkan ada sisiwa yang tidak belajar. Dilihat dari hal-hal tersebut dapat ditemukan adanya masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa.

Seorang guru yang profesional harus mampu menemukan masalah yang dihadapi oleh siswanya dan memberikan solusi atau jalan keluar baik berupa dorongan, motivasi atau nasehat-nasehat yang dapat membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Agar tidak berlarut-larut mengganggu proses belajarnya.

RUMUSAN MASALAH

1.      Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya masalah dalam belajar?

2.      Apa saja ciri-ciri yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar?

3.      Apa saja prinsip-prinsip remedial dan pengayaan?

A.    TUJUAN

1.      Dapat mengetahui faktor-faktor terjadinya masalah dalam belajar.

2.      Dapat mengetahui ciri-ciri yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.

3.      Dapat mengetahui prinsip-prinsip remedial dan pengayaan.


BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Eveline dan Nara dalam Mohammad Syarif Sumantri (2015 : 2), belajar adalah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek yaitu bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, adanya penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas.

Abin Syamsuddin dalam Agus Taufik, Hera L. Mikarsa, Puji L. Priyanto (2010 :5.4) mendefinisikan bahwa belajar adalah proses mengalami sesuatu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dan pribadi.

Konsep Mastery Learni, kegagalan belajar didefinisikan sebagai berikut.

1.      Anak dinyatakan gagal belajar jika dalam waktu tertentu yang ditetapkan oleh guru tidak dapat mencapai ukuran keberhasilan tingkat penguasaan.

2.      Anak dinyatakan gagal dalam belajar jika prestasi belajarnya jauh dibawah potensi yang diperkirakan lebih tinggi dari yang lainnya.

3.      Anak  SD dinyatakan gagal dalam belajar nya jika yang bersangkutan tidak dapat mencapai tugas-tugas perkembangan, yaitu : tidak menunjukan pola tingkah laku yang sesuai dengan usia atau tingkat perkembangan anak SD, misalnya anak SD itu seharusnya menunjukan rasa senang dan aktif ambil bagian dalam permainan bersama ketika bermain dengan kawan-kawanya.

4.      Anak dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak menguasai pengetahuan prasyarat untuk dapat mempelajari pengetahuan berikutnya.

 


Berikut ini dikkemukakan  faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar yang dialami oleh anak SD sebagaimana yang dirangkum oleh Abin Syamsuddin Mukmin dari pendapat Loree dalam Agus Taufik, Hera L. Mikarsa, Puji L. Priyanto (2010: 5.30) Faktor-faktor yang dapat melatarbelakangi kesulitan belajar yang dialami oleh anak SD dapat dikelompokkan kedalam tiga faktor, yaitu

1.    Faktor stimulus atau disebut juga sebagai learning variables

2.    Faktor organime atau disebut sebagai organismic variable,

3.    Faktor respon atau disebut sebagai response variables.

Menurut Ibrahim Bafadal dalam Mohammad Syarif Sumantri (2015 :422) Program Remedial adalah program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompentensi minimalnya dalam satu kompetensi dasar tertentu. Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik.

Pada program pembelajaran remedial, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami pelajaran yang dirasa sulit. Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial pun perlu disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami peserta didik  Ibrahim Bafadal dalam Mohammad Syarif Sumantri (2015: 424)

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

a.    Adaptif

b.    Interaktif

c.    Fleksibilitasdalam metode pembelajaran dan penilaian.

d.   Pemberian umpan balik sesegera mungkin.

e.    Pelayanan sepanjang waktu.

 

Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Dalam program pengayaan, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi yang diberikan Ibrahim Bafadal dalam Mohammad Syarif Sumantri (2015: 438).

Prinsip-prinsip program pengayaan yang perlu diperhatikan dalam mengonsep program pengayaan menurut Khatena dalam Mohammad Syarif Sumantri (2015: 440).

a.    Inovasi

b.    Kegiatan yang memperkaya

c.    Merencanakan metodologi yang luas dan metode yang lebih bervariasi.

 

 

 

 

 

 

 


 


BAB III

PEMBAHASAN

FAKTOR FAKTOR KEMUNCULAN MASALAH

Istilah”kesulitan” biasanya merujuk pada suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan dalam mencapai suatu tujuan. Kesulitan belajar dengan demikian dapat diartikan jika sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan atau hasil belajar yang ditetapkan. Hambatan;hambatan ini mungkin disadari oleh anak, mungkin tidak. Hambatan-hambatan ini terbagi menjadi dua faktor yaitu, Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akanmempengaruhi belajar kondisi itu pertama lingkungan fisik kedua suasana emosional siswa ketiga lingkungan sosial .

Jadi dalam hal pembelajaran problematika (masalah-masalah) dalam pembelajaran dikategorikan kedalam dua hal berdasarkan sifatnya  yaitu internal dan eksternal.

1.      Faktor Internal

Faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik dalam kondisi jasmani maupun rohani siswa, adapun faktor internal dibedakan menjadi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

Faktor internal adalah seperti berikut ini:

a.       Kesehatan

b.      Rasa aman

c.       Faktor kemampuan intelektual

d.      Faktor efektif seperti perasaan dan percaya diri

e.       Motivasi


f.       Kematangan untuk belajar

g.      Usia

h.      Jenis kelamin

i.        Latar belakang sosial

j.        Kebiasaan belajar

k.      Kemampuan mengingat dan

l.        Kemampuan penginderaan seperti melihat, mendengar atau merasakan

2.      Faktor Ekternal

Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa.

Faktor eksternal adalah seperti berikut ini:

a.         Kebersihan rumah

b.         Udara yang panas

c.         Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat

d.        Alat-alat pelajaran yang tidak memadai

e.         Lingkungan soaial maupun lingkungan alamiah

f.          Kualitas proses belajar mengajar

CIRI-CIRI ANAK YANG BERMASALAH DALAM BELAJAR

Jika diibaratkan kesulitan belajar  atau kegagalan belajar itu sama dengan penyakit, maka kesulitan dan kegagalan dalam belajaritu memiliki gejala-gejalanya/ ciri-cirinya juga seperti dalam penyakit.

Ada beberapa konsep dalam kesulitan belajar atau kegaggalan belajar, yaitu:

konsep Mastery Learni, kegagalan belajar didefinisikan sebagai berikut.

1.    Anak dinyatakan gagal belajar jika dalam waktu terntenu yang ditetapkan oleh guru tidak dapat mencapai ukuran keberhasilan tingkat penguasaan.

2.    Anak dinyatakan gagal dalam belajar jika prestasi belajarnya jauh dibawah potensi yang diperkirakan lebih tinggi dari yang lainnya.

3.    Anak  SD dinyatakan gagal dalam belajar nya jika yang bersangkutan tidak dapat mencapai tugas-tugas perkembangan, yaitu : tidak menunjukan pola tingkah laku yang sesuai dengan usia atau tingkat perkembangan anak SD, misalnya anak SD itu seharusnya menunjukan rasa senang dan aktif ambil bagian dalam permainan bersama ketika bermain dengan kawan-kawanya.

4.    Anak dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak menguasai pengetahuan prasyarat untuk dapat mempelajari pengetahuan berikutnya.

 

Dengan kata lain, kriteria atau fatokan yang digunakan untuk menyatakan seseorang anak SD mengalami kesulitan belajar atau tidak meliputi empat kriteria, yaitu: (1) tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan, (2) kedudukan anak didalam kelompok atau kelasnya, (3) perbandingan anatar potensi dan prestasi, dan (4) kepribadian Selanjutnya,  Abin Syamsuddin dalam  Agus Taufiq, Hera L. Mikarsa, Puji L. Prianto (2010:5.31) merangkum pendapat para ahli tentang gejala0gejala seseorang mengalami kesulitan belajar, yaitu:

 

1.    Nilai hasil belajar (nilai hasil ulangan,anga raport) , dibawah rata-rata nilai kelas atau kelompoknya

2.    Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan nila-nilai dikelas sebelumnya;

3.    Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya, misalnya anak yang sebenarnya memiliki kompetensi lebih daripada teman-temannya dalam pembelajaran matematika tetap hanya dapat nilai cukup atau rata-rata pada mata pelajaran tersebut;

4.    Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar dikelas, misalnya orang lain selesai dalam 20 menit. Dia baru selesai dalam waktu 40 menit. Atau lambat dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Bahkan sering tidak mengerjakan;

5.    Menunjukan sikap-sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang dan melawan guru, berpura-pura berdusta, dan sebagainya.

6.    Menunjukan tingkah laku berkelainan seperti membolos, datang ke sekolah sering terlambat, menggangu ketika orang lain belajar di kelas dan kegiatan di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, menyontek, serta tidak teratur dalam belajar:

7.    Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar seperti sering murung, pengaruh mudah tersinggung, tidak gembira menghadapi situasi permainan yang menyenangkan anak seusia . tidak merasa sedih ketika mendapatkan nilai paling rendah dsb.

Latar belakang penyebab

Berkenaan dengan latar belakang atau faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar sesungguhnya dapat dikembalikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak.

Berikut dikemukakan faktor-faktor yang dapat menjadi latar belakang kesulitan belajar yang dialami oleh anak SD .

a.    Faktor stimulus atau pengalaman belajar, meliputi: variabel dan subvariabel sebagai berikut

1)        Variabel metode, dalam arti apakah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru menimbulkan:

a)    Kuat lemahnya motivasi untuk belajar

b)   Intensif tidaknya arahan pengajaran

c)    Ada tidaknya kesempatan berlatih atau praktek

d)   Ada tidaknya upaya dan kesempatan untuk memberikan penguatan (reinforcement)

2)        Variabel tugas (taks variabel), mencakup

a)    Tersedia tidaknya ruangan yang memadai

b)   Cukup tidaknya waktu, serta tepat tidaknya penggunaan waktu tersebut untuk belajar

c)    Tersedia tidaknya fasilitas belajar yang memadai

d)   Bagus tidaknya hubungan manusiawi antara guru dengan anak, baik dikelas maupun diluar

b.    Faktor organisme, yaitu anak itu sendiri sebagai individu utuh yang dapat meliputi:

1)        Karakteristik pribadi

a)    Usia

b)   Tingkat kecerdasan

c)    Bakat

d)   Kesiapan dan kematangan untuk belajar

2)        Kondisi psikofisik yang sudah dialami oleh anak pada saat belajar:

a)    Perhatian

b)   Persepsi

c)    Motivasi

d)   Keadaan lapar, capek, lelah

e)    Stres

f)    Kecemasan

g)   Ketidaksiapan

3)        Faktor respon, meliputi:

a)    Kognitif: pengetahuan, pemahaman, konsep-konsep atau keterampilan pemecahan masalah

b)   Tujuan afektif : seperti sikap-sikap, nilai, minat, dan apresiasi

c)    Tujuan tindakan (psikomotor): menulis, bicara, membaca, menggambar, olah raga, menyanyi, kebiasaan hidup sehat,

A.      PRINSIP-PRINSIP PERBAIKAN (REMEDIAL) DAN PENGAYAAN DALAM BELAJAR

1.    Pengertian Dan Prinsip Pembelajaran Remedial

Menurut Ibrahim Bafadal, (2013) Program Remedial adalah program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompentensi minimalnya dalam satu kompetensi dasar tertentu. Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik.

Pada program pembelajaran remedial, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami pelajaran yang dirasa sulit. Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial pun perlu disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami peserta didik ( Ibrahim Bafadal, 2013)

2.    Prinsip-prinsip Program Remedial

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

a.    Adaptif

Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.

b.    Interaktif.

Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan guru untuk secara intensif berinteraksi dengan peserta didik dan selalu memberikan monitoring dan pengawasan agar mengetahui kemajuan belajar peserta didiknya.

c.    Fleksibilitasdalam metode pembelajaran dan penilaian.

Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

 

d.   Pemberian umpan balik sesegera mungkin.

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin agar dapat menghindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut.

e.    Pelayanan sepanjang waktu.

Pembelajaran remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

3.    Pengertian Program Pengayaan

Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan KI dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan. Oleh karena itu, program pengayaan dapat diartikan: memberikan tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.

Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Dalam program pengayaan, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi yang diberikan ( Ibrahim Bafadal, 2013).

4.    Jenis-jenis Program Pengayaan

a.    Kegiatan eksploratori, yang masih terkait dengan KD yang sedang dilaksanakan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian yang dimaksud contohnya: bisa berupa peristiwa sejarah, buku, narasumber, penemuan, uji coba, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

b.    Keterampilan proses, yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

c.    Pemecahan masalah, yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.

Pemecahan masalah ditandai dengan:

1)        Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;

2)        Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;

3)        Penggunaan berbagai sumber;

4)        Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;

5)        Analisis data;

6)        Penyimpulan hasil investigasi.

5.    Prinsip-prinsip Program Pengayaan

Prinsip-prinsip program pengayaan yang perlu diperhatikan dalam mengonsep program pengayaan menurut Khatena (1992):

a.    Inovasi

Guru perlu menyesuaikan program yang diterapkannya dengan kekhasan peserta didik, karakteristik kelas serta lingkungan hidup dan budaya peserta didik.

b.    Kegiatan yang memperkaya.

 Dalam menyusun materi dan mendisain pembelajaran pengayaan, kembangkan dengan kegiatan yang menyenangkan, membangkitkan minat, merangsang pertanyaan, dan sumber-sumber yang bervariasi dan memperkaya.

c.    Merencanakan metodologi yang luas dan metode yang lebih bervariasi.

 Misalnya dengan memberikan project, pengembangan minat dan aktivitas-akitivitas menggugah (playful). Menerapkan informasi terbaru, hasil-hasil penelitian atau kemajuan program-program pendidikan terkini.

Sedangkan Passow (1993) menyarankan bahwa dalam merancang program pengayaan, penting untuk memperhatikan 3 hal:

1.    Keluasan dan kedalaman dari pendekatan yang digunakan

Pendekatan dan materi yang diberikan tidak hanya berisi yang yang luarnya (kulit-kulitnya) saja tetapi diberikan dengan lebih menyeluruh dan lebih mendalam. Contoh: membahas mengenai prinsip Phytagoras, tidak hanya memberikan rumus dan pemecahan soal saja tetapi juga memberikan pemahaman yang luas dari mulai sejarah terbentuknya hukum-hukum phytagoras dan bagaimana penerapan prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2.    Tempo dan kecepatan dalam membawakan program

Sesuaikan cara pemberian materi dengan tempo dan kecepatan peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan. Hal ini berkaitan dengan kecepatan daya tangkap yang dimiliki peserta didik sehingga materi dapat diberikan dengan lebih mendalam dan lebih dinamis untuk menghindari kebosanan karena peserta didik yang telah menguasai materi pelajaran yang diberikan di kelas.

3.    Memperhatikan isi dan tujuan dari materi yang diberikan

Hal ini bertujuan agar kurikulum yang dirancang lebih tepat guna dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Renzulli (1979) menyatakan bahwa program pengayaan berbeda dengan program akselerasi karena pengayaan dirancang dengan lebih memperhatikan keunikan dan kebutuhan individual dari peserta didik.

 

Berdasarkan materi pembahasan diatas bahwa di dalam belajar terdapat masalah-masalah yang terjadi dalam proses belajar, dan setiap anak yang mempunyai masalah dalam belajar akan terlihat ciri-cirinya, dan masalah tersebut akan berdampak pada kegagalan dalam belajar. Tentunya guru harus dapat mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pengayaan dan remedial.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB IV

SIMPULAN

Dalam proses belajar sering kali siswa mengalami masalah yang dapat membuatnya kesulitan dalam menyerap pelajaran. Masalah-masalah tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor Internal  ( yang muncul dari dalam diri siswa ) seperti kesehatan, rasa aman, faktor keampuan intelektual, faktor efektif seperti perasaan dan percaya diri,motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial , kebiasaan belajar, kemampuan mengingat dan, kemampuan penginderaan seperti melihat, mendengar atau merasakan.  2. Faktor Ekternal ( yang muncul dari luar siswa ) seperti kebersihan rumah, udara yang panas, ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran yang tidak memadai, lingkungan soaial maupun lingkungan alamiah, kualitas proses belajar mengajar .dan tentunya juga kita sebagai seorang guru harus mengetahui cirri-ciri yang dimiliki siswa apabila siswa tersebut memiliki masalah-masalah dalam belajar.

Guru memberikan Program Remedial kepada peserta didik yang belum mencapai kompentensi minimalnya dalam satu kompetensi dasar tertentu.Pada program pembelajaran remedial guru juga harus menyiapkan media belajar harus betul-betul disiapkan agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami pelajaran yang dirasa sulit. Setelah dilakukan remedial murid diharapkan dapat mencapai kompetensi dasar tersebut.


 

DAFTAR PUSTAKA

Eveline, S & Hartini, N. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia.

Mikarsa, H.L., Taufik, A., & Prianto, P.L.  2010. Pendidikan Anak Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mohammad, S.S. 2015. Strategi Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

No comments:

Post a Comment