Popular Posts

Sunday, November 14, 2021

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, TEORI, DAN PRAKTIK PENDIDIKAN”

 

A.       Pengertian Filsafat

 

Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai keakar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. Bila berarti terbatas, filsafat membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak terbatas, filsafat membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan filsafat umum. Sementara itu filsafat yang terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya.

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja, sesungguhnya isi alam yang dapat dinikmati hanya sebagian kecil saja. Misalnya mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan di laut saja. Sementara itu filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba sesuatu yang ada dipikiran dan renungan yang kritis.

 

B.  Filsafat Pendidikan

 

Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (Intelektual) maupun daya perasaan (Emosional), menuju tabiat manusia.

Menurut imam Barnadib (1993:3), filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisis filosofis bidang pendidikan. Sedangkan menurut seorang ahli filsafat Amerika, Brubachen (Arifin, 1993:3), filsafat pendidikan adalah seperti menaruh sebuah kereta didepan seekor kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan dapat digunakan 2 pendekatan yaitu :

1.      Menggunakan pendekatan tradisional

2.      Menggunakan pendekatan yang bersifat kritis

          Pada pendekatan pertama digunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia sepanjang perkembangannya, sedangkan pada pendekatan yang kedua digunakan untuk memecahkan problematika pendidikan masa kini.

1.      Filsafat pendidikan bermakna sebagai filsafat tradisional

Filsafat pendidikan dalam artian ini dan dalam bentuknya yang murni telah berkembang dengan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan filosofis yang diajukan dalam problema hidup dan kehidupan manusia dalam bidang pendidikan yang jawabannya telah melekat dalam masing-masing, sistem dan aliran-aliran filsafat tersebut.

2.      Filsafat pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat kritis.

Dalam pendekatan ini pemikiran logis krisis mendapatkan tempat utama. Demikian pula alat yang digunakan untuk menemukan jawaban secara filosofis terhadap pertanyaan filosofis, dengan 2 cara analisis dalam pendekatan filsafat yang bersifat kritis yaitu:

a.       Analisa bahasa (Linguistik)

               Analisa bahasa menurut Harry S. Schofield adalah usaha untuk mengadakan interpretasi yang menyangkut pendapat atau pendapat-pendapat mengenai makna yang dimilikinya.

b.      Analisan Konsep

Analisa konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah (kata-kata) yang mewakili gagasan atau konsep. Dan dalam analisa konsep, jawabannya berbentuk definisi-definisi, dan definisi yang tergantung pula pada tohok-tokohnya atau lembaga yang mengeluarkan atau menciptakannya.

 

Aliran Aliran Filsafat Pendidikan:

1.      Aliran Progresivisime

Progresivesme dalam pandangannya,selalu berhubungan dengan pengertian the liberal road to cultural yakni liberal bersifat terbuka, serta ingin mengetahui dan memiliki demi pengembangan pengalaman. Progresivisme disebut sebagai naturalisme, yang mempunyai pandangan bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta ini (bukan kenyataan spiritual dan super natural). Pendidikan progresivisme selalu menekankan pada tumbuh dan berkembang nya pemikiran dan sikap mental, baik dalam pemecahan masalah maupun kepercayaan diri peserta didik.progres atau kemajuan menimbulkan perubahan, sedangkan perubahan menghasilkan pembaruan.

2.      Aliran Essensialisme

Essensialisme merupakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan realisme. Aliran tersebut akan tampak lebih mantap dan kaya dengan ide-ide, jika hanya mengambil salah satu dari aliran atau posisi sepihak. Pertemuan dua aliran itu bersifat eklektik, yakni keduanya sebagai pendukung tidak melebur menjadi satu atau tidak melepaskan identitas dan ciri masing-masing.

Essensialisme ini memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibel dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah, mudah goyah, kurang terarah, dan tidak menentu serta kurang stabil. Oleh karena itu, pendidikan harus pijakan diatas nilai yang dapat mendatangkan kestabilan, telah teruji waktu, tahan lama, dan nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan terseleksi.

 

3.      Aliran Perenialisme.

Perenialisme berasal dan kata perenial diartikan sebagai contiuning throughtout the whole year atau lasting for a very long time abadi atau kekal dan dapat berarti pula tiada akhir. Dengan demikian, esensi kepercayaan filsafat perenial ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi.

 

4.      Aliran Rekonstruksionalisme

Aliran ini sepaham dengan aliran perennialisme dalam menghadapi krisis kebudayaan modern. Bedanya cara yang dipakai berbeda dengan yang ditempuh oleh perennialisme.

Rekonstruktruksionalisme berutama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tataran baru seluruh lingkungannya. Maka melalui lembaga dan proses pendidikan, aliran ini merombak tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.

 

 

 

 

C. Pengertian Teori Pendidikan

 

Pengertian teori pendidikan adalah teori yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Salah satu penerapan teori belajar yang terkenal adalah teori dari John Dewey yaitu teori “ learning by doing”.

Teori pendidikan adalah merupakan hasil kegiatan intelektual berupa rumusan-rumusan tentang prinsip-prinsip dasar pendidikan. Prinsip-prinsip dasar ini berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pendidikan. Teori pendidikan disebut juga ilmu pendidikan sistematis. Dengan demikian maka fungsi teori pendidikan adalah merumuskan prinsip-prinsip pendidikan guna kepentingan pendidikan (Daniel,1985:37).

1)        Pendidikan memerlukan teori pendidikan, karena teori pendidikan akan memberikan manfaat sebagai berikut:Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai.

2)        Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik pendidikan. Dengan memahami teori, kita akan mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.

3)        Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai di mana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.

Istilah teori dapat diartikan sebagai berikut:
1) Teori merupkan suatu hepotesis tentang segala masalah, dapat diuji tetapi tidak perlu diuji.
2) Teori merupakan lawan dari praktik, merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis dari kesimpulan umum relatif.
3) Teori diartikan sebagai lawan dari hukum-hukum dan observasi, suatu deduksi dari aksioma-aksioma dan teorema-teorema suatu sistem yang pasti (tidak perlu di uji) secara relatif kurang problematis dan lebih banyak diterima atau diyakini.

 

D. Pengertian Praktik Pendidikan

 

Menurut Redja M, (Depdikbud: IKIP Bandung, 1991) dalam Uyun 2010: 1 mengatakan bahwa praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Praktik pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek:

1.             Aspek tujuan, membantu pihak lain mengalami perubahan tingkah  laku fundamental yang diharapkan.

2.             Proses kegiatan merupakan seperangkat kegiatan sosial/ bersama, usaha menciptakan peristiwa pendidikan dan mengarahkannya, serta merupakan usaha secara sadar atau tidak sadar melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan.

3.              Aspek dorongan atau motivasi, untuk melaksanakan praktik pendidikan muncul karena dirasakan adanya kewajiban untuk menolong orang lain.

E. Filsafat dan Teori pendidikan

Hubungan antara filsafat dengan teori pendidikan yaitu Dewey berkesimpulan bahwa filsafat dirumuskan sebagai teori pendidikan yang bersifat dan konsepsional. Suatu definisi pendidikan yang lebih menekankan pada proses kegiatan yang datangnya dari dalam diri anak anak didik, sehingga kegiatan yang bersifat aktif dan selektif dari pihak anak didik dalam proses pendidikan dan pengajaran.

F.  Filsafat Pendidikan dan teori pendidikan

 

     Banyak diantara masalah-masalah kependidikan yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendekatan filosofispula dalam pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan tersebut, dengan berbagai cara pendekatannya akan dapat menhasilkan pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori pendidikan. Dengan demikian, terdapat hubungan fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan.

Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara lebih rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

1)    Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya. Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh seseorang filosuf, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yang dianutnya.

 

2)    Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dkembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkemang dalam masyarakat. Disinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dengan relevan dengan kebutuhan, tujuan, dan pandangan hidup dari masyarakat.

 

3)    Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori –teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan emmberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan.

Dengan demikian, hubungan antara filsafat pendidikan dan teori pendidikan adalah bahwa yang satu suplemen terhadap yang lain dan keduanya diperlukan oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar bidang studi tertentu

G. Teori Pendidikan dan Praktik Pendidikan

Pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Pendidikan dapat diamati sebagai sebuah praktik dalam kehidupan, seperti halnya dengan kegiatan-kegiatan lain seperti kegiatan ekonomi dan sebagainya. Praktek pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar memdapatkan tingkah laku yang diharapkan. Praktik pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan, dan aspek motivasi. Tujuan praktik pendidikan adalah membantu pihak lain agar mendapatkan perubahan yang fundamental (Sadullah,1994:2).
Teori pendidikan adalah merupakan hasil kegiatan intelektual berupa rumusanrunusan tentang prinsip-prinsip dasar pendidikan. Prinsip-prinsip dasar ini berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pendidikan. Teori pendidikan disebut juga ilmu pendidikan sistematis. Dengan demikian maka fungsi teori pendidikan adalah merumuskan prinsip-prinsip pendidikan guna kepentingan pendidikan (Daniel,1985:37).
Hubungan antara teori pendidikan dan praktik pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1.             Teori/ilmu pendidikan teoretis sebagai penjabaran dari filsafat pendidikan melahirkan ilmu pendidikan praktis;

2.             Teori/ilmu pendidikan praktis menjadi panduan dalam kegiatan pendidikan langsung terutama kegiatan mendidik;

3.             Pengalaman mendidik memberikan umpan balik kepada teori pendidikan , yang mampaatnya memungkinkan untuk merevisi teori semula;

4.              Sebagai hasil revisi tersebut sangat mungkin teori pendidikan memberikan umpan balik kepada filsafat pendidikan (Pidarta, 2007:83-84).

J. M. Daniel (1985:122) menjelaskan tentang hubungan teori dan praktek sebagai berikut :

1.      Teori merupakan dasar bagi praktik. Sedangkan praktik merupakan alat penguji keampuhan teori;

2.      Teori itu untuk dipraktekkan, sedangkan praktik sebagai input baru bagi teori;

3.      Teori sebagai pengecek keberhasilan praktik, sedangkan praktik menjadi pemikiran kembali bagi teori.

Hubungan antara filsafat, teori dan praktek pendidikan sangat erat. Filsafat memberikan arahan dan pedoman bagi teori. Teori menjadi dasar bagi praktek. Praktek memberikan unpan balik bagi teori. Teori memberi unpan balik bagi filsafat.


 

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, muhammad.2015. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group

Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2014. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

A. Heris Hermawan , M.Ag.2012. Filsafat Pendidikan Islam..Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam

(Ali Saifullah H.A., Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983)

Administrator. 2013. Pengertian Teori Pendidikan. http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-teori-pendidikan.html 

No comments:

Post a Comment