A. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang
sesuatu sampai keakar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat
pula berarti tidak terbatas. Bila berarti terbatas, filsafat membatasi diri
akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak terbatas, filsafat membahas segala
sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan filsafat umum. Sementara itu
filsafat yang terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni
dan lain-lainnya.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka
dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering
dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran
ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja, sesungguhnya
isi alam yang dapat dinikmati hanya sebagian kecil saja. Misalnya mengamati
gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan di laut saja. Sementara
itu filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba
sesuatu yang ada dipikiran dan renungan yang kritis.
B. Filsafat Pendidikan
Menurut
John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar
yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (Intelektual) maupun daya
perasaan (Emosional), menuju tabiat manusia.
Menurut
imam Barnadib (1993:3), filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya
filsafat pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisis filosofis bidang
pendidikan. Sedangkan menurut seorang ahli filsafat Amerika, Brubachen (Arifin,
1993:3), filsafat pendidikan adalah seperti menaruh sebuah kereta didepan
seekor kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal
pendidikan. Filsafat pendidikan dapat digunakan 2 pendekatan yaitu :
1.
Menggunakan pendekatan tradisional
2.
Menggunakan pendekatan yang bersifat
kritis
Pada pendekatan pertama digunakan untuk memecahkan masalah
hidup dan kehidupan manusia sepanjang perkembangannya, sedangkan pada
pendekatan yang kedua digunakan untuk memecahkan problematika pendidikan masa
kini.
1.
Filsafat pendidikan bermakna sebagai
filsafat tradisional
Filsafat
pendidikan dalam artian ini dan dalam bentuknya yang murni telah berkembang
dengan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai macam
pertanyaan filosofis yang diajukan dalam problema hidup dan kehidupan manusia
dalam bidang pendidikan yang jawabannya telah melekat dalam masing-masing,
sistem dan aliran-aliran filsafat tersebut.
2.
Filsafat pendidikan dengan menggunakan
pendekatan yang bersifat kritis.
Dalam
pendekatan ini pemikiran logis krisis mendapatkan tempat utama. Demikian pula
alat yang digunakan untuk menemukan jawaban secara filosofis terhadap
pertanyaan filosofis, dengan 2 cara analisis dalam pendekatan filsafat yang
bersifat kritis yaitu:
a.
Analisa bahasa (Linguistik)
Analisa bahasa
menurut Harry S. Schofield adalah usaha untuk mengadakan interpretasi yang
menyangkut pendapat atau pendapat-pendapat mengenai makna yang dimilikinya.
b.
Analisan Konsep
Analisa
konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah (kata-kata) yang mewakili
gagasan atau konsep. Dan dalam analisa konsep, jawabannya berbentuk
definisi-definisi, dan definisi yang tergantung pula pada tohok-tokohnya atau
lembaga yang mengeluarkan atau menciptakannya.
Aliran Aliran Filsafat
Pendidikan:
1.
Aliran Progresivisime
Progresivesme dalam pandangannya,selalu berhubungan dengan
pengertian the liberal road to cultural yakni liberal bersifat terbuka, serta
ingin mengetahui dan memiliki demi pengembangan pengalaman. Progresivisme
disebut sebagai naturalisme, yang mempunyai pandangan bahwa kenyataan yang
sebenarnya adalah alam semesta ini (bukan kenyataan spiritual dan super
natural). Pendidikan progresivisme selalu menekankan pada tumbuh dan berkembang
nya pemikiran dan sikap mental, baik dalam pemecahan masalah maupun kepercayaan
diri peserta didik.progres atau kemajuan menimbulkan perubahan, sedangkan
perubahan menghasilkan pembaruan.
2.
Aliran Essensialisme
Essensialisme merupakan perpaduan antara ide-ide filsafat
idealisme dan realisme. Aliran tersebut akan tampak lebih mantap dan kaya
dengan ide-ide, jika hanya mengambil salah satu dari aliran atau posisi
sepihak. Pertemuan dua aliran itu bersifat eklektik, yakni keduanya sebagai
pendukung tidak melebur menjadi satu atau tidak melepaskan identitas dan ciri
masing-masing.
Essensialisme ini memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada
dasar pandangan fleksibel dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya
pandangan yang berubah, mudah goyah, kurang terarah, dan tidak menentu serta
kurang stabil. Oleh karena itu, pendidikan harus pijakan diatas nilai yang
dapat mendatangkan kestabilan, telah teruji waktu, tahan lama, dan nilai-nilai
yang memiliki kejelasan dan terseleksi.
3.
Aliran Perenialisme.
Perenialisme berasal dan kata perenial diartikan sebagai
contiuning throughtout the whole year atau lasting for a very long time abadi
atau kekal dan dapat berarti pula tiada akhir. Dengan demikian, esensi kepercayaan
filsafat perenial ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang
bersifat abadi.
4.
Aliran Rekonstruksionalisme
Aliran ini sepaham dengan aliran perennialisme dalam menghadapi
krisis kebudayaan modern. Bedanya cara yang dipakai berbeda dengan yang
ditempuh oleh perennialisme.
Rekonstruktruksionalisme berutama yang dapat mengatur tata
kehidupan manusia dalam suatu tataran baru seluruh lingkungannya. Maka melalui
lembaga dan proses pendidikan, aliran ini merombak tata susunan lama, dan membangun
tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.
C.
Pengertian Teori Pendidikan
Pengertian
teori pendidikan adalah teori yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Salah satu penerapan teori belajar yang terkenal adalah teori dari John Dewey
yaitu teori “ learning by doing”.
Teori pendidikan adalah merupakan hasil
kegiatan intelektual berupa rumusan-rumusan tentang prinsip-prinsip dasar
pendidikan. Prinsip-prinsip dasar ini berhubungan dengan masalah-masalah yang
dihadapi pendidikan. Teori pendidikan disebut juga ilmu pendidikan sistematis.
Dengan demikian maka fungsi teori pendidikan adalah merumuskan prinsip-prinsip
pendidikan guna kepentingan pendidikan (Daniel,1985:37).
1)
Pendidikan memerlukan teori pendidikan,
karena teori pendidikan akan memberikan manfaat sebagai berikut:Teori
pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan
yang akan dicapai.
2)
Teori pendidikan berfungsi untuk
mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik pendidikan. Dengan memahami teori,
kita akan mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
3)
Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai
tolak ukur sampai di mana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam
pendidikan.
Istilah teori dapat diartikan sebagai
berikut:
1) Teori merupkan suatu hepotesis tentang
segala masalah, dapat diuji tetapi tidak perlu diuji.
2) Teori merupakan lawan dari praktik,
merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis dari kesimpulan umum
relatif.
3) Teori diartikan sebagai lawan dari
hukum-hukum dan observasi, suatu deduksi dari aksioma-aksioma dan
teorema-teorema suatu sistem yang pasti (tidak perlu di uji) secara relatif
kurang problematis dan lebih banyak diterima atau diyakini.
D.
Pengertian Praktik Pendidikan
Menurut
Redja M, (Depdikbud: IKIP Bandung, 1991) dalam Uyun 2010: 1 mengatakan bahwa
praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu
pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Praktik
pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek:
1.
Aspek tujuan, membantu pihak lain
mengalami perubahan tingkah laku fundamental
yang diharapkan.
2.
Proses kegiatan merupakan seperangkat
kegiatan sosial/ bersama, usaha menciptakan peristiwa pendidikan dan
mengarahkannya, serta merupakan usaha secara sadar atau tidak sadar melaksanakan
prinsip-prinsip pendidikan.
3.
Aspek dorongan atau motivasi, untuk
melaksanakan praktik pendidikan muncul karena dirasakan adanya kewajiban untuk
menolong orang lain.
E. Filsafat dan Teori
pendidikan
Hubungan antara filsafat dengan teori
pendidikan yaitu Dewey berkesimpulan bahwa filsafat dirumuskan sebagai teori
pendidikan yang bersifat dan konsepsional. Suatu definisi pendidikan yang lebih
menekankan pada proses kegiatan yang datangnya dari dalam diri anak anak didik,
sehingga kegiatan yang bersifat aktif dan selektif dari pihak anak didik dalam
proses pendidikan dan pengajaran.
F. Filsafat Pendidikan dan teori pendidikan
Banyak diantara masalah-masalah kependidikan
yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendekatan
filosofispula dalam pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah-masalah
kependidikan tersebut, dengan berbagai cara pendekatannya akan dapat
menhasilkan pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan
dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori pendidikan.
Dengan demikian, terdapat hubungan fungsional antara filsafat dengan teori
pendidikan.
Hubungan fungsional antara filsafat dan
teori pendidikan tersebut, secara lebih rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1)
Filsafat, dalam arti analisa filsafat
adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli
pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya. Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat
pendidikan yang dikembangkan oleh seseorang filosuf, tentu berdasarkan dan
bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yang dianutnya.
2)
Filsafat, juga berfungsi memberikan arah
agar teori pendidikan yang telah dkembangkan oleh para ahlinya, yang
berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai
relevansi dengan kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori dan
pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan
dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang
juga berkemang dalam masyarakat. Disinilah letak fungsi filsafat dan filsafat
pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu
juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dengan relevan dengan
kebutuhan, tujuan, dan pandangan hidup dari masyarakat.
3)
Filsafat, termasuk juga filsafat
pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori –teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan. Analisa filsafat
berusaha untuk menganalisa dan emmberikan arti terhadap data-data kependidikan
tersebut dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori
pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan.
Dengan demikian, hubungan antara
filsafat pendidikan dan teori pendidikan adalah bahwa yang satu suplemen
terhadap yang lain dan keduanya diperlukan oleh setiap guru sebagai pendidik
dan bukan hanya sebagai pengajar bidang studi tertentu
G. Teori Pendidikan dan
Praktik Pendidikan
Pendidikan memiliki cakupan
yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran
manusia tentang pendidikan. Pendidikan dapat diamati sebagai sebuah praktik
dalam kehidupan, seperti halnya dengan kegiatan-kegiatan lain seperti kegiatan
ekonomi dan sebagainya. Praktek pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama
yang bertujuan membantu pihak lain agar memdapatkan tingkah laku yang
diharapkan. Praktik pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek
tujuan, aspek proses kegiatan, dan aspek motivasi. Tujuan
praktik pendidikan adalah membantu pihak lain agar mendapatkan perubahan yang
fundamental (Sadullah,1994:2).
Teori pendidikan adalah merupakan hasil kegiatan intelektual berupa
rumusanrunusan tentang prinsip-prinsip dasar pendidikan. Prinsip-prinsip dasar
ini berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pendidikan. Teori
pendidikan disebut juga ilmu pendidikan sistematis. Dengan demikian maka fungsi
teori pendidikan adalah merumuskan prinsip-prinsip pendidikan guna kepentingan
pendidikan (Daniel,1985:37).
Hubungan antara teori pendidikan dan praktik pendidikan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.
Teori/ilmu pendidikan
teoretis sebagai penjabaran dari filsafat pendidikan melahirkan ilmu pendidikan
praktis;
2.
Teori/ilmu pendidikan
praktis menjadi panduan dalam kegiatan pendidikan langsung terutama kegiatan
mendidik;
3.
Pengalaman mendidik
memberikan umpan balik kepada teori pendidikan , yang mampaatnya memungkinkan
untuk merevisi teori semula;
4.
Sebagai hasil revisi tersebut sangat mungkin
teori pendidikan memberikan umpan balik kepada filsafat pendidikan (Pidarta,
2007:83-84).
J. M. Daniel (1985:122)
menjelaskan tentang hubungan teori dan praktek sebagai berikut :
1.
Teori merupakan dasar bagi
praktik. Sedangkan praktik merupakan alat penguji keampuhan teori;
2.
Teori itu untuk
dipraktekkan, sedangkan praktik sebagai input baru bagi teori;
3.
Teori sebagai pengecek
keberhasilan praktik, sedangkan praktik menjadi pemikiran kembali bagi teori.
Hubungan
antara filsafat, teori dan praktek pendidikan sangat erat. Filsafat memberikan
arahan dan pedoman bagi teori. Teori menjadi dasar bagi praktek. Praktek
memberikan unpan balik bagi teori. Teori memberi unpan balik bagi filsafat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, muhammad.2015. Filsafat Pendidikan. Jakarta:
Prenadamedia Group
Jalaluddin dan Abdullah
Idi. 2014. Filsafat Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Pers
A. Heris Hermawan ,
M.Ag.2012. Filsafat Pendidikan Islam..Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam
(Ali Saifullah H.A.,
Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983)
Administrator. 2013. Pengertian Teori Pendidikan. http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-teori-pendidikan.html
No comments:
Post a Comment