Nama : Muhammad Ridhoni
Nim : D1B112026
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
1. Coba jelaskan definisi
a.
Komposisi
Penduduk
b.
Struktur
Penduduk
2. Coba Jelaskan hubungan demografi dengan aspek
-
Aspek ekonomi
-
Sosiologi /
Antropologi
-
Politik
-
Pemerintahan /
Kebijkanan Publik
-
Geografi dan
Lingkungan
Jawaban
Komposisi
penduduk adalah pengelompokan atau susunan penduduk suatu
negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteriakriteria tertentu. Contoh
komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/umur, jenis
kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis
pekerjaan, dan lain-lain.
Komposisi
penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat
digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini
sangat penting diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk
nonproduktif untuk menopang kebutuhan hidupnya.
Komposisi penduduk adalah
dimana suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan memiliki banyak
penduduk didalam satu Negara tersebut, dari banyaknya penduduk tersebut akan
dikelompokan berdasarkan kriteria tertentu.
Struktur
Penduduk bisa dikatakan susunan penduduk yang terdiri
dari 3 jenis yaitu
Piramida
Penduduk Muda : Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam
pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada
jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang
berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia.
Piramida
Stationer : Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk
yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak
begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system ini terdapat pada
negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
Piramida Penduduk Tua : Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat
kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar,
maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida
penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris.
Hubungan
Kependudukan dengan Aspek Ekonomi
-
Aspek Ekonomi mempengaruhi
terjadinya migrasi dari kota ke desa yang dilakukan oleh penduduk penyebabnya
mencari lapangan pekerjaan yang sangat sulit didapatkan desa mereka berpikiran
di kota lebih tersedia lapangan pekerjaan.
-
Peningkatan Jumlah penduduk
dapat menyebabkan lambatnya pembangunan Jumlah penduduk yang besar
dapat menimbulkan: Jumlah pengangguran tinggi; Jumlah tenaga kerja bertambah; Pengangguran
dikota besar bertambah; Tingkat kemiskinan meningkat.
-
Penduduk mempengaruhi meningkat atau
menurunnya aspek Ekonomi hal ini dapat dilihat dari pendapatan penduduk dan
juga melihat daya beli masyarakat.
Hubungan
Kependudukan dengan Aspek Politik
-
Penduduk berpengaruh dalam
aspek politik contoh jika penduduk semakin banyak otomatis semakin banyak
Ideologi dan pemikiran yang berbeda hal ini bisa menimbulkan bertambahnya
Partai Politik.
-
Pemilihan umum berpengaruh
dari penduduk semakin banyak penduduk semakin banyak surat suara yang dibuat.
-
Penduduk sebagai alat
mobilisasi dalam Kampanye kalangan politik.
Hubungan
Kependudukan dengan Aspek Sosiologi / Antropologi
Dalam penduduk sering terjadi Perpindahan dari desa ke kota , pulau ke
pulau dan Negara ke Negara perpindahan penduduk ini baik secara individu maupun
kelompok dapat menimbulkan perubahan dan pencampuran sosiologi dan antropologi
hal ini dapat dicerminkan
-
Difusi adalah suatu
proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang meliputi ide-ide, keyakinan,
hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu ke individu lain, dari
suatu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu
masyarakat ke masyarakat lain.
-
Akulturasi
dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur
kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan
sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri. Proses akulturasi
berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui proses
pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya, apabila
masuknya melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan berlangsung
relatif lebih cepat.
-
Asimilasi merupakan proses
sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia
yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling berinteraksi
dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan
kebudayaan-kebudayaan dari golongan-golongan tadi masing-masing berubah
sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda
dengan aslinya. Dengan
demikian akan muncul kebudayaan baru yang merupakan kebudayaan campuran di
antara golongan-golongan yang saling bertemu itu.
-
Akomodasi
merupakan suatu keadaan yang menunjuk didapatinya keseimbangan dalam
hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan kelompok-kelompok orang
sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Hubungan
Kependudukan dengan Pemerintah / Kebijakan
Kemajuan sebuah Negara tidak
lepas dari Kebijakan yang dibuat dan apa yang dilakukan pemerintah dalam
memajukan suatu Negara hal ini tidak akan berjalan jika tidak didukung oleh
faktor Penduduk karena Beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa
kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan,
antara lain adalah: Pertama, kependudukan, dalam hal ini adalah penduduk,
merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang
dilakukan. Penduduk adalah subyek dan obyek pembangunan. Sebagai subyek
pembangunan maka penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi
penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh
penduduk yang bersangkutan. Dengan demikian jelas bahwa pembangunan harus
dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk
dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya,
pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan
kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.
Kedua, keadaan dan kondisi kependudukan yang ada
sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah
penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan
merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang
besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk
tersebut sebagai beban bagi pembangunan.
Ketiga, dampak perubahan dinamika kependudukan baru
akan terasa dalam jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam
jangka waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam
pembangunan terabaikan. Sebagai contoh,beberpa ahli kesehatan memperkirakan
bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan dampak negatif terhadap
kesehatan seseorang selama 25 tahun kedepan atau satu genarasi. Dengan
demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumberdaya manusia Indonesia pada
generasi mendatang. Demikian pula, hasil program keluarga berencana yang
dikembangkan 30 tahun yang lalu (1968), baru dapat dinikmati dalam beberapa
tahun terakhir ini. Dengan demikian, tidak diindahkannya dimensi kependudukan
dalam rangka pembangunan nasional sama artinya dengan “menyengsarakan” generasi
berikutnya.
Hubungan Kependudukan dengan Aspek Geografi dan
Lingkungan
Kependudukan tidak pernah lepas dari aspek
lingkungan dengan Perkembangan jumlah penduduk yang
cepat serta perkembangan teknologi yang makin maju, telah mengubah pola hidup
manusia. Bila sebelumnya kebutuhan manusia hanya terbatas pada kebutuhan primer
dan sekunder, kini kebutuhan manusia telah meningkat kepada kebutuhan tersier
yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia tidak hanya sekedar kebutuhan primer
untuk dapat melangsungkan kehidupan seperti makan dan minum, pakaian, rumah,
dan kebutuhan sekunder seperti kebutuhan terhadap pendidikan, kesehatan, akan
tetapi telah meningkat menjadi kebutuhan tersier yang memungkinkan seseorang
untuk memilih kebutuhan yang tersedia. Kebutuhan tersier telah menyebabkan
perubahan yang besar terhadap pola hidup manusia menjadi konsumtif.
Hubungan antara pertambahan
jumlah penduduk dan keseimbangan lingkungan
Seiring
meningkatnya kebutuhan hidup manusia karena pertambahan jumlah penduduk dunia
serta meningkatnya kesejahteraan hidup yang disertai meningkatnya kebutuhan
hidup manusia di satu pihak, dan kemapuan teknologi modern yang mempermudah
manusia mengolah sumberdaya alam yang terbatas, seringkali kearifan lingkungan
yang mereka kembangkan sebagai kendali terlupakan. Pengolahan sumberdaya alam
dan pengelolaan lingkungan yang sehat diabaikan demi terpenuhinya kebutuhan
hidup manusia yang cenderung terus meningkat dalam jumlah, ragam dan mutunya.
Pesatnya kemajuan teknologi modern tidak secara berimbang diikuti dengan
perkembangan pranata sosial sebagai kendali sehingga dapat merusak keseimbangan
lingkungan hidup (ecological equilibrium).
Di akhir tahun
2011 ini prediksi dari BKKBN menyebutkan kalau penduduk Indonesia mencapai
angka 241 juta jiwa. Untuk penduduk dunia, diprediksi akan mencapai angka 7
Miliar jiwa. Dengan jumlah yang terus bertambah, daya dukung dan daya tampung
lingkungan akan semakin menurun apabila tidak diimbangi dengan pembangunan yang
arif dan berkelanjutan.
Bentuk
kerusakan lingkungan akibat pertambahan jumlah penduduk
Populasi manusia
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak
manusia tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Dengan
bertambahnya manusia yang berperan sebagai konsumen, para produsen memproduksi
produk mereka agar memenuhi kebutuhan konsumen mereka. Sedangkan semakin banyak
produk yang dikeluarkan oleh industri maka semakin banyak pula dampaknya
terhadap lingkungan hidup.
Kerusakan
lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar dibandingkan
dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia berlangsung secara terus
menerus dan makin lama makin besar pula kerusakan yang ditimbulkannya.
Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai
bentuk seperti pencemaran, pengerukan, penebangan hutan untuk berbagai
keperluan, dan sebagainya.
Limbah-limbah yang
dibuang dapat berupa limbah cair maupun padat, bila telah melebihi ambang
batas, akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan, termasuk pengaruh buruk pada
manusia. Salah satu contoh kasus pencemaran terhadap air yaitu “Kasus Teluk
Minamata” di Jepang. Ratusan orang meninggal karena memakan hasil laut yang
ditangkap dari Teluk Minamata yang telah tercemar unsur merkuri (air raksa).
Merkuri tersebut berasal dari limbah-limbah industri yang dibuang ke perairan
Teluk Minamata sehingga kadar merkuri di teluk tersebut telah jauh di atas
ambang batas.
Kasus-kasus
pencemaran perairan telah sering terjadi karena pembuangan limbah industri ke
dalam tanah, sungai, danau, dan laut. Kebocoran-kebocoran pada kapal-kapal
tanker dan pipa-pipa minyak yang menyebabkan tumpahan minyak ke dalam perairan,
menyebabkan kehidupan di tempat itu terganggu, banyak ikan-ikan yang mati,
tumbuh-tumbuhan yang terkena genangan minyak pun akan musnah pula.
Pengerukan yang
dilakukan oleh perusahaan pertambangan seperti pertambangan batu bara, timah,
bijih besi, dan lain-lain telah menimbulkan lubang-lubang dan cekungan yang
besar di permukaan tanah sehingga lahan tersebut tidak dapat digunakan lagi
sebelum direklamasi.
Penebangan-penebangan
hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian, dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya telah menimbulkan kerusakan lingkungan kehidupan yang luar biasa.
Kerusakan lingkungan kehidupan yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis,
ancaman terhadap kehidupan flora, fauna dan kekeringan.
No comments:
Post a Comment