BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara umum pengertian pembelajaran adalah
proses yang diselenggarakan pendidik yang menimbulkan interaksi belajar
mengajar dengan peserta didik untuk memperoleh dan memproses pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Kata pembelajaran
merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan,
kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta
didik.
Pembelajaran merupakan hal yang menarik untuk
dipelajari, karena pembelajaran dapat dialami oleh semua individu dan
pendidikan merupakan kegiatan interaksinya. Didalam pembelajaran terdapat
sejumlah pengetahuan dan norma-norma yang ditanamkan kedalam diri anak didik.
Pengajarlah yang memberikan pengetahuan dan menanamkan norma-norma tersebut
guna membelajarkan anak didik. Pengajar yang mengajar dan anak didik yang belajar.
Banyak orang yang masih tidak tahu tentang perbedaan
antara belajar, mengajar, pembelajaran. Sebagai kegiatan yang bernilai
pendidikan pembelajaran, belajar dan mengajar mempunyai perbedaan baik dari
definisi, ciri, dan perbedaan masing-masing. Selain itu hakikat dari
pembelajaran itu sendiri juga masih banyak belum dipahami oleh sebagian orang.
Maka dari itu dalam makalah ini kami mengambil judul tentang hakikat
pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari pembelajaran?
2.
Apa ciri-ciri pembelajaran?
3.
Bagaimana perbedaan dari belajar, pembelajaran dan mengajar?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengartia pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri pebelajaran.
3.
Untuk mengetahui perbedaan dari belajar, pembelajaran dan mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pengertian pembelajaran (intruction) menurut Diaz Carlos (2011) merupakan akumulasi dari
konsep mengajar (teaching) dan konsep
belajar (learning). Penekanannya
terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni pada penumbuhan aktivitas subjek didik laki-laki dan perempuan. Konsep tersebut sebagai suatu sistem,
sehingga dalam sistem pembelajaran ini terdapat komponen-komponen yang
meliputi: siswa, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur,
serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Dengan kata lain, pembelajaran
sebagai suatu sistem yang bertujuan, perlu direncanakan oleh guru berdasarkan
kurikulum yang berlaku (Mohammad Syarifm Sumantri, 2015:2).
Kata
atau istilah pembelajaran dan penggunaannya masih tergolong baru, yang mulai
popular semenjak lahirnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003. Menurut undang-undang ini, pembelajaran diartikan sebagai interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Trianto
mengatakan pembelajaran adalah salah satu aspek dari kegiatan manusia secara
kompleks yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan atau dijabarkan. Secara lebih
simpel, pembelajaran merupakan produk dari interaksi yang berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman. Secara umum, pembelajaran ialah usaha yang
dilakukan secara sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk membelajarkan
peserta didiknya dengan memberikan arahan sesuai dengan sumber-sumber belajar
lainnya untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. (Rujukan dari internet www.seputarpengetahuan.com)
Menurut
Oemar Hamalik Pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala
unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi
dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. Beliau mengemukakan tiga rumusan yang
dianggap penting tentang pembelajaran, yaitu:
a. Pembelajaran
merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan untuk menciptakan
situasi dan kondisi belajar bagi siswa.
b. Pembelajaran
merupakan upaya penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi warga
masyarakat yang baik dan diharapkan.
c. Pembelajaran
merupakan proses dalam membantu siswa untuk menghadapi kehidupan atau terjun di
lingkungan masyarakat. (Rujukan
dari internet www.seputarpengetahuan.com)
Menurut
Syaiful Sagala Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik dengan
menggunakan atau menerapkan asas pendidikan ataupun teori belajar yang mana
pembelajaran merupakan penentu terpenting dan utama dalam keberhasilan
pendidikan. (Rujukan dari internet www.seputarpengetahuan.com)
Jadi menurut
kami pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas
belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih
dominan pada siswa, sementara mengajar
secara instruksional dilakukan oleh guru. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Di dalam pembelajaran harus ada tujuan, materi untuk mencapai tujuan,
fasilitas dan prosedur, serta alat atau media yang harus dipersiapkan.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan baik. Jadi istilah pembelajaran adalah penyerdehanaan dari
kata belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan
belajar mengajar (KBM).
Dalam
implementasinya, sering kali kata pembelajaran ini diidentikkan dengan kata
mengajar. Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar”
berasal
dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui. Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata “belajar” ditambah
awalan “pe” dan akhiran “an”menjadi kata “pembelajaran”, diartikan sebagai
proses, perbuatan,cara mengajar,atau mengajarkan sehingga anak didik mau
belajar.
B.
CIRI – CIRI PEMBELAJARAN
Menurut
Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang
efektif, yaitu:
1.
Siswa menjadi pengkaji
yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan,
menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan
generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2.
Guru menyediakan materi
sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran.
3.
Aktivitas-aktivitas
siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.
4.
Guru secara aktif
terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis
informasi.
5.
Orientasi pembelajaran
penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir.
6. Guru
menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya
mengajar guru.
Adapun
ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa sebagai berikut :
1. Motivasi
belajar
Motivasi
dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi kondisi
tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia
tidak suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi,
motivasi dapat
dirangsang
dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Adalam kegiatan
belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dihendaki dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992).
2. Bahan
belajar
Yakni segala informasi yang berupa
fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat
merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk
memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.
3. Alat
Bantu belajar
Semua alat yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) dari
sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa). Inforamsi yang
disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa, dengan menggunakan
salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera mereka. Sehingga, apabila
pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, foto, grafik, dan
sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba, atau
mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.
4. Suasana
belajar
Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas
atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi :
a. Adanya
komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan
hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat
berbuat bersama.
b. Adanya
kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran
yang disediakan berkesusaian dengan karakteristik siswa. Kegairahan dan kegembiraan
belajar juga dapat ditimbulkan dari media, selain isi pelajaran yang
disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh factor intern siswa
yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain
sebagainya.
5. Kondisi
siswa yang belajar
Mengenai
kondisi siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut :
a. Siswa
memilki sifat yang unik, artinya antara anak yang satu dengan yang lainnya
berbeda.
b. Kesamaan
siswa, yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan, dan memiliki potensi yang
perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.
Kondisi siswa sendiri sangat
dipengaruhi oleh faktor intern dan juga faktor luar, yaitu segala sesuatu yang
ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan guru.
Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan
partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih berperan
sebagai fasilitaor, motivator, dan pembimbing.
C.
PERBEDAAN BELAJAR, PEMBELAJARAN DAN MENGAJAR
1. Belajar
DR. H Syaiful Sagala, M.Pd mengatakan “Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan
tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan teori-teori yang
meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum,
dan modul-modul pengembangan kurikulum”. Dikutip dari mengajar dan belajar (Prof.
Dr. Sahabuddin:2007).
Gagne mengatakan “ a. Belajar adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka
responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajarmaka responnya
menurun. b. Belajar merupakan kegiatan yang
kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas
setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai ”.
Dikutip dari dalam buku yang berjudul Belajar dan Pembelajaran (Bakri
Wahid, S.Pd : 2010).
2. Mengajar
Mengajar menurut Hartwig Schroder (1976) “Mengajar adalah prosedur mewariskan pengalaman dengan tujuan
menyebabkan belajar berlangsung”.Dikutip dari dalam buku yang berjudul Mengajar
dan Belajar (Prof. Dr. H. Sahabuddin : 2007)
Menurut Sudjana (1991:29) menyatakan bahwa
mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap
berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak
didik dalam melakukan proses belajar. Dikutip dari dalam buku yang berjudul Pengembangan
ilmu Pendidikan, (Syaiful Bahri : 1974)
3. Pembelajaran
Menurut DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.
“Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun
teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Dikutip
dari dalam buku yang berjudul mengajar dan belajar, (Prof. Dr. Sahabuddin : 2007).
Pembelajaran adalah bagian dari mengajar
dan untuk mendidik dengan karakter yang khas atau memandu atau membimbing
peserta didik dalam satu kompetensi tertentu yang ditentukan dalam KTSP, yang
menjadi pusat dalam pembelajaran adalah pendidik, sedangkan peserta didik
adalah bawahan atau
dianggap tidak mengetahui apa-apa dari proses
pembelajaran yang ditentukan oleh pendidik.
Hasil pengajaran peserta didik mampu
mendapatkan suatu potensi dari RPP yang digariskan menurut kurikulum, peserta
didik mau belajar, terampil dan membangkitkan kemauan belajar, dari segi
pendidik, proses tersebut dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses
belajar yang merupakan proses internal peserta didik tidak dapat diamati,
tetapi dapat dipahami oleh pendidik. Perilaku tersebut tampak pada
tindak-tindak belajar tentang beberapa mata pelajaran yang merupakan respon
peserta didik terhadap tindak mengajar atau tindak pembelajaran dari pendidik.
Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksional pendidik.
Dalam desain instruksional, pendidik membuat tujuan instruksional khusus atau
sasaran belajar.
Secara umum pengertian pembelajaran adalah
proses yang diselenggarakan pendidik yang menimbulkan interaksi belajar
mengajar dengan peserta didik untuk memperoleh dan memproses pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Adapun beberapa persamaan mengenai
belajar, mengajar, dan pembelajaran yaitu :
1)
Sama-sama proses utama dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
2)
Sama-sama berperan penting dalam mengkaji
ilmu.
3)
Tujuannya sama-sama untuk perubahan atas
sikap dan perilaku yang bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan yang dilakukan secara sadar dan untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik dari yang sebelumnya dan menetap dalam tingkah laku
sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu dan latihan berinteraksi
dengan lingkungannya.
4)
Menggunakan guru sebagai pelaku (mengajar)
dalam pentransferan pengetahuan sekaligus sebagai pembimbing yang berupaya
dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak didik demi mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran
merupakan suatu gabungan dari konsep belajar dan mengajar yang didalamnya
terdapat komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran juga bisa diartikan sebagai
bantuan yang diberikan pendidik agar
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Pembelajaran memiliki beberapa ciri, yaitu
yang didalam pembelajaran harus ada
tujuan, materi yang disiapkan guru untuk mencapai tujuan, adanya siswa
sebagai pengkaji yang aktif, adanya guru sebagai pemberi arahan dan
tuntunan kepada siswa, terdapat teknik
mengajar yang bervariasi dan lain-lain.
Pembelajaran berbeda dengan belajar dan mengajar, dimana
mengajar adalah kegiatan menyalurkan atau memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada peserta didik.. Adapun belajar adalah suatu upaya yang dilakukan
individu untuk merubah diri dari segi sikap, kognitif, dan psikomotorik.
Sedangkan pembelajaran merupakan kombinasi dari keduanya. Jadi yang membedakan
diantara ketiganya adalah dari segi pendidikan belajar lebih mengarah kepada
siswa, mengajar lebih mengarah pada guru,
sedangkan pebelajaran mengarah pada gabungan antara belajar dan
mengajar. Tetapi dalaam pembelajaran guru lebih berperan sebagai fasilitator,
jadi murid dituntut agar lebih aktif dalam pembelajaran. Kalau dalam mengajar
murid cenderung pasif, karena siswa lebih cendrung hanya mendengarkan opsi-opsi
atau ceramah dari guru saja.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana
Eve,Siregar & Hartini, Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor :
Ghalia Indonesia
Mohamad, S.S,. (2015). Strategi Pembelajaran Teori Dan Praktik Ditingkat Pendidikan Dasar. Jakarta
: Prenademedia Group
www.seputarpengetahuan.com/pengertian-pembelajaran-menurut-para-ahli.html
No comments:
Post a Comment