BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
saat ini sangatlah penting bagi kehidupan manusia, karena dapat menentukan
nasib seseorang dimasa depan. Pendidikan bias ditinjau dari ilmunya dan
memiliki seni. Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mengenal pendidikan,
mereka hanya bias mencari sesuatu yang bias menyambung hidup mereka. Bahkan
saat ini tidak sedikit anak bangsa yang nekat melakukan tindakan criminal demi
mendapatkan sesuatu yang merekan butuhkan.
Menurut John Dewey, pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari
orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya.Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal.Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan.organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan.
Dengan melaksanakan pendidikan
seorang pendidik harus mampu mengetahui study dan ilmu pendidikan karena dengan
itu maka seseorang itu akan mampu mendidik, selai itu pula pendidik juga
ditekankan agar mampu menentukan cara (metode), objek serta tujuan dari
pendidikan supaya tidak adanya kesalahan dalam praktek pendidikan.
Mendidik adalah proses panjang dan
sistematis yang harus ditempuh untuk menjadikan seseorang menjadi manusia yang
terdidik. Mendidik berbeda dengan mengajar yang dapat diartikan sebagai proses
transfer ilmu pengetahuan kepada peserta ajar yang mengandalkan pada acuan
kurikulum, metode pembelajaran yang digunakan seorang pengajar, dan sebagainya.
Mendidik mengandung makna dan tujuan yang lebih besar dan subsantif sebagai
upaya perubahan tingkah laku dan moral atitude siswa didik ke arah yang
lebih baik.
B.
Rumusan Masalah
Untuk
menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya :
1.
Apa yang dimaksud
dengan studi dan praktek pendidikan ?
2.
Apa yang dimaksud
dengan pendidikan sebagai ilmu ?
3.
Apa yang dimaksud
dengan pendidikan sebagai seni ?
4.
Apa yang dimaksud
dengan pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa:
1.
Mampu menjelaskan dan
mengertidefinisi studi dan praktek pendidikan.
2.
Mampu menjelaskan pendidikan
sebagai ilmu.
3.
Mampu menjelaskan pendidikan
sebagai seni.
4.
Mampu menjelaskan pendidikan
sebagai paduan ilmu dan seni.
D.
Manfaat
Manfaat penulisan dalam makalah ini
adalah untuk penulis dan pembaca adalah untuk menambah ilmu pengetahuan tentang
Pendidikan dan sangat pentingnya pendidikan bagi setiap warganegara, guna
memecahkan permasalahan hidup yang mereka emban.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Studi dan Praktek Pendidikan
Pendidikan
antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek
sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi
sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan
seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan.Kegiatan bantuan dalam praktek
pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat
berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).
Menurut Redja M
(Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) yang dimaksud dengan praktEk pendidikan adalah
seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan untuk membantu pihak lain agar
mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan, contohnya : seorang guru yang
sedang menjelaskan masalah Biologi kepada siswanya di depan kelas. Di dalam
pelaksanaan praktek pendidikan harus adanya interaksi ataupun hubungan diantara
pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan. Dengan tujuan tersebut maka seorang pendidik harus
pandai memilih isi, alat dan cara (metode pendidikan) yang hendaknya sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada peserta didik karena pada
hakikatnya yang menjadi objek (sasarannya) adalah manusia bukan hewan.. Praktek
pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek:
a. Aspek tujuan, membantu pihak lain mengalami perubahan tingkah laku fundamental yang diharapkan.
b. Proses kegiatan merupakan seperangkat kegiatan sosial/ bersama, usaha menciptakan peristiwa pendidikan dan mengarahkannya, serta merupakan usaha secara sadar atau tidak sadar melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan.
c. Aspek dorongan atau motivasi, untuk melaksanakan praktik pendidikan muncul karena dirasakan adanya kewajiban untuk menolong orang lain.
Studi pendidikan adalah upaya yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan atau
menghasilkan sistem konsep pendidikan. Terdapat beberapa metode dalam studi
pendidikan, yaitu :
Studi pendidikan melalui metode atau
cara kerja awam yaitu upaya memahami pendidikan dengan cara berfikir commonsense
dan pengamatan atau observasi sepintas yang kurang sistematis dan teliti. Studi
pendidikan seperti ini biasanya dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, dan
menghasilkan konsep – konsep pendidikan yang kurang sistematis.
Studi pendidikan melalui metode
filsafiah (studi filsafiah pendidikan) adalah upaya memahami pendidikan melalui
berfikir reflektif sistematis, kritis radikal, dan sinoptik untuk menghasilkan
sistem gagasan tentang pendidikan yang komprehensif dan preskriptif. Mengingat
cara berfikir filsafiah belum dikuasai banyak orang, maka studi filsafiah
pendidikan umumnya dilakukan oleh para filsuf. Studi demikian telah dilakukan
sejak lama, dan telah menghasilkan apa yang dikenal sebagai filsafat
pendidikan.
Studi
pendidikan melalui metode ilmiah (studi ilmiah pendidikan) adalah upaya
memahami pendidikan dengan menggunakan prosedur penelitian yang cermat dan
terencana, atau melalui berfikir kritis dengan menggunakan logika tertentu dan
pengamatan empiris yang teliti, sebagaimana dilakukan para ilmuwan.Namun
demikian, pelaksanaan studi seperti ini bukan semata – mata monopoli para
ilmuwan.Studi ilmiah pendidikan dapat dilakukan oleh siapapun dengan syarat
yang bersangkutan telah menguasai metode penelitian ilmiah. Selain dilakukan
oleh ilmuwan pendidikan, studi ilmiah pendidikan dapat pula dilakukan oleh para
mahasiswa pada program studi kependidikan yang sedang menyusun skripsi , para
guru, para dosen, dsb. Studi ilmiah pendidikan telah dilakukan oleh para
ilmuwan atau para peneliti pendidikan sejak lama, dan telah menghasilkan sistem
konsep pendidikan yang bersifat deskriptif maupun preskriptif/normatif yang
disebut ilmu pendidikan.
Contoh
studi pendidikan : seorang mahasiswa sedang membaca buku Landasan Pendidikan,
Sekelompok orang sedang berdiskusi atau melaksanakan seminar dengan tema
‘Pendidikan sebagai panduan ilmu dan seni”.
Hubungan
antara studi pendidikan dan praktek pendidikan.Terdapat hubungan komplementer
antara studi pendidikan dengan praktek pendidikan. Hal ini sebagaimana
dikemukakan Redja Mudyahardjo (Odang Muchtar, 1991) bahwa:
1.
Studi pendidikan menjadi dasar sesuatu praktek pendidikan.
2.
Studi pendidikan menjadi alat untuk mencek keberhasilan praktek
pendidikan.
3.
Praktek pendidikan menjadi sumber bagi pelaksanaan studi
pendidikan.
4. Praktek pendidikan
menjadi sarana pengujian kebenaran prinsip pendidikan hasil studi pendidikan
B.
Pendidikan Sebagai Ilmu
Fenomena pendidikan dapat dipelajari
melalui metode ilmiah yang menghasilkan ilmu pendidikan yang menjadi dasar dan
petunjuk dalam praktek pendidikan.Dengan dasar Ilmu Pendidikan para pendidik
dapat menyusun desain pembelajaran yang memuat tujuan, isi, metode, teknik
mengajar serta evaluasinya.Dengan demikian dapat dipahami bahwa praktek
pendidikan merupakan aplikasi dalam ilmu pendidikan.Implikasi bahwa untuk
menjadi seorang guru dapat dipelajari oleh siapapun melalui ilmu pendidikan
tersebut.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk
membekali peserta didik berupa ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan sekitar. Pendidikan merupakan
suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya yang dilakukan melalui tiga
cara yaitu lisan, tulisan, dan perbuatan. Pada dasarnya, pendidikan erat
hubungannya dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu.
Pendidikan sebagai ilmu merupakan seperangkat pengetahuan, pendapat atau
pandangan mengenai fenomena/gejala pendidikan yang disusun secara sistematis
sebagai hasil pemikiran kritis dengan menggunakan metode riset tertentu.
Menurut
George F.Kneller kata teori mempunyai 2 makna sentral yaitu (1) teori dapat
menunjuk suatu hipotesis yang telah diverifikasi dengan observasi atau
eksperimen, memandang teori dalam artian ini teori pendidikan pengembangan. (2)
teori dapat merupakan sinonim umum untuk pemikiran sistematik, memandang teori
ini pendidikan telah menghasilkan banyak teori.
Menurut Ernest E.Bayles teori
pendidikan tidak hanya berkenan dengan apa yang ada tapi juga apa yang
seharusnya ada. D.H Hirst berpendapat bahwa fungsi utama dari teori pendidikan
adalah untuk membimbing praktek pendidikan.
A.
Pengertian ilmu pendidikan menurut para ahli :
1.
M.J. Langeveld, ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk
mengetahui tapi juga mempelajari betapa hendaknya bertindak.
2.
S. Brojonegoro, ilmu pendidikan yaitu teori pendidikan,
perenungan tentang pendidikan, dalam arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu
pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan.
3.
Carter V. Good, suatu bangunan yang sistematis mengenai
aspek-aspek kuantitatif, objektif dan proses belajar, menggunakan instrument
secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan
pengalaman seringkali dalam eksperimental.
4.
Imam Barnadib, ilmu yang membicarkan masalah-masalah umum
pendidikan secara menyeluruh dan abstrak. Ilmu pendidikan bercorak teoritis dan
bersifat praktis.
5.
Driyarkara, pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis,
dan sistematis tentang realitas yang disebut pendidikan.
B. Persyaratan pendidikan sebagai Ilmuyaitu :
ü
Memiliki objek studi (objek material & objek formal)
Objek material : perilaku manusia
Objek formal: menelaah fenomena pendidikan dalam
perspektif yang luas dan integratif.
ü
Memiliki sistematika
Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi
Melihat pendidikan sebagai upaya sadar
Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus
upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio budaya di masa depan
Seperti juga ilmu-ilmu lainnya, pendidikan
sebagai ilmu memiliki fungsi menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol gejala
atau fenomena pendidikan.
C.
Sifat-sifat pendidikansebagai :
1.
Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
2.
Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan
manusia tidak membiarkan pesrta didik kepada keadaan alamnya.
3.
Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik
dan yang buruk.
4.
Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang
sitem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang
kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu.
5.
Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan
ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu. Sedangkan ilmu itu
sendiri dapat diartikan rangkaian ektivitas manusia yang merupakan proses
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala
kealaman dan kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberi penjelasan ataupun melakukan penerapan yang tercangkup dalam materi
pendidikan.
Pendidikan antara lain dapat
dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan (praktek
pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasanya bahwa praktek pendidikan
melibatkan perasaan dan nilai yang sebenarnya di luar daerah ilmu(ilmu yang
berparadigma positivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet (1954)
mengibaratkan praktek pendidikan sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang
lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat. Sedangkan
menurut Gallagher (1970) seni mendidik itu merupakan: (1) keterampilan jenius
yang hanya dimiliki beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat menjelaskan
secara sistematis bagaimana mereka mempraktekan keterampilan itu.
Praktek pendidikan diakui sebagai
seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama adalah menghasilkan suatu karya
yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-buat, anak tidak boleh
dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh
manfaat.Selain itu, pendidik harus kreatif, skenario atau persiapan mengajar
hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting adalah
improvisasi.Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak
didik.
D.
Pendidikan Sebagai Paduan Ilmu dan Seni
Pendidikan sebagai ilmu dan seni
dikemukakan oleh A.S Neil.Menurutnya “Mendidik dan mengajar bukanlah hanya
suatu ilmu, tapi juga seni.Mendidik yang diartikan sebagai seni ialah
selayaknya kita dapat hidup dengan anak-anak dan dapat mengerti anak-anak
sehingga seolah-olah kita menjadi seperti anak-anak.Misalnya gramophone dapat
menyajikan pelajaran dengan baik, tetapi hal seperti itu tidak dapat menemukan
suatu hubungan yang vital dengan anak-anak.
Menurut aliran konstruksivisme.
Implikasinya bahwa “ tugas guru adalah membantu agar siswa mampu merekonstruksi
pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkrit maka strategi mengajar
perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid. Mengajar adalah
merupakan seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga
intuisi “.
Pandangan bahwa mengajar (mendidik)
tidaklah seni semata, tetapi juga ilmu dikemukakan pula oleh Charles Silberman.
Silberman mengatakan : “yakin mengajar seperti praktek kedokteran banyak berupa
seni, yang memerlukan latihan bakat dan kreativitas. Tetapi kedokteran, adalah menjadi sebuah ilmu,
karena berkenaan dengan suatu perbendaharaan teknik-teknik, prosedur-prosedur,
dan kecakapan-kecakapan yang dapat dipelajari dan diterangkan secara
sistematis, dan oleh karena itu ditransmisikan dan dikembangkan” (Redja
Musyahardjo). Pandangan
pendidikan sebagai seni tidak perlu dipertentangkan dengan pandangan pendidikan
sebagai ilmu. Pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan
mempersiapkan suatu praktek pendidikan, namun dalam prakteknya pendidik harus
kreatif, scenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja,
pendidik perlu melakukan improvisasi mengajar agar peserta didik mampu memahami
dengan mudah materi yang akan desampaikan salah satunya dengan kreativitas yang
menuntut adaya seni didalamnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian antara praktek pendidikan
studi pendidikan hampir sama namun pada kenyatannya berbeda yaitu pada ruang
lingkupnya. Praktek pendidikan memiliki tiga aspek yaitu aspek tujuan, kegiatan
dan dorongan (motivasi) jadi praktek pendidikan menitikberatkan pada kegiatan
sedangkan studi pendidikan lebih menitikberatkan terhadap teori, dalam hal ini
teori pendidikan.
Karakteristik Ilmu pendidikan antara
lain : obyek studi, metode, isi, fungsi dan ilmu-ilmu yang lainnya. Ada
beberapa manfaat studi pendidikan antara lain :
·
Studi pendidikan dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai.
·
Studi pendidikan
berfungsi untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktek pendidikan.
·
Studi pendidikan dapat
dijadikan sebagai tolak ukur sampai dimana kita telah berhasil melaksanakan
tugas dalam pendidikan
Ada banyak pendapat yang
mempertentangkan tentang pendidikan sebagai ilmu dan pendidikan sebagai
seni.Padahal sebenarnya kedua hal itu tidak perlu dipertentangkan karena
keduanya merupakan aspek yang penting dalam pendidikan dimana peran pendidik
itu harus mempersiapkan praktek pendidikannya dengan baik dan dalam prakteknya
itu harus kreatif dan harus melakukan improvisasi yang baik dengan peserta
didik.
B.
Saran
Di dalam pelaksanaan proses
pembelajaran seorang pendidik hendaknya harus mempersiapkan segala sesuatunya
mulai dari obyek, metode, isi bahakan fungsinya supaya tujuan pendidikan itu
bisa tercapai dengan baik dan juga dalam pendidikan itu harus dijadikan bukan
hanya sebagai ilmu namun harus dijadikan sebagai seni sehingga pendidik dapat
berkreasi di dalam mengajarnya, sehingga anak didik tersebut dapat merasakan
kenyamanan di dalam kegiatan belajar mengajarnya dan mengindahkan rasa bosan
dan jenuh dalam pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
https://budihendrawan.wordpress.com/2009/11/30/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni/.
http://ranggafebrian17.blogspot.co.id/2014/08/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni.html.
https://sulipan.wordpress.com/2009/10/02/pengertian-dan-jenis-landasan-pendidikan/.
http://arinafikri.blogspot.co.id/2015/05/konsep-pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni.html.
http://mustofaabihamid.blogspot.co.id/2014/03/karakteristik-filsafat-teori-dan.html.
http://darrelditaa.blogspot.co.id/2013/06/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni.html.
http://ranggafebrian17.blogspot.co.id/2014/08/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni.html.
http://nuy-acbt.blogspot.co.id/2011/11/landasan-pendidikan.html.
http://sulipan.wordpress.com/2009/10/02/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni/.
http://triyanapp.blogspot.com/2012/09/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni.html.
No comments:
Post a Comment