Popular Posts

Wednesday, November 17, 2021

PENGELOLAAN KELAS

 

1.      Uraikan kasus atau masalah berdasarkan pengalaman yang ada di lingkungan sekolah dasar!

Ketika saya dan teman saya satu kelompok ditugaskan untuk mengajarkan pramuka disalah satu sekolah dasar yang ada di Banjarmasin yaitu di SDN Kuin Selatan 5, baru saja saya ingin masuk kelas 4 untuk mengajar ternyata ada 3 orang siswa laki-laki berkelahi di lapangan sekolah. 1 orang laki-laki tersebut dari kelas 4 yang menjadi korban dan 2 orang siswa lainnya dari kelas 5 dan 6. Saya mencoba melerainya akan tetapi sangat sulit, mereka masih saja berkelahi di depan saya, teman saya, dan guru lainnya. Semua guru pun juga mencoba melerainya. Ternyata perkelahian tersebut terjadi karena siswa laki-laki kelas 4 tadi atau korban, ia memulai duluan perkelahian tersebut karena sering mengejek dengan kata-kata kasar lalu siswa kelas 5 dan 6 tadi tidak terima lalu bertengkar dan saling tonjok menonjok. Guru mengajak ketiga siswa tersebut untuk berdamai dan meminta siswa tersebut masuk ke kelasnya masing-masing dulu untuk memulai pelajaran. Saya pun mengajak siswa yang kelas 4 tadi masuk ke kelas untuk mengikuti pembelajaran saya dan saya mencoba menenangkan ia akan tetapi ia tetap saja marah, menangis, dan duduk di depan kelas saja tidak mau ikut pembelajaran. Saya pun tidak mau memaksakan siswa tersebut lalu saya minta ia duduk dan saya berikan minum air putih agar ia mulai tenang. Guru meminta ia kekantor untuk duduk tetap saja ia tidak mau dan masih duduk di depan kelas sambil marah dan menangis. Salah satu guru meminta saya untuk masuk kelas dan mengajar saja dulu untuk meredakan situasi nanti sambil diajak siswa tersebut untuk masuk mengikuti pembelajaran kata guru tersebut. Setelah itu saya mengajarlah seperti biasa dan sesekali saya ke depan kelas untuk mengajak siswa tersebut masuk akan tetapi ia tetap saja seperti wajah marah dan menangis pelan. Sesekali saya juga meminta salah satu teman dekatnya untuk mengajak ia masuk dan tetap saja ia tidak mau. Lalu saat sedang istirahat saya ajaklah berbicara dengan salah satu guru membicarakan bagaimana cara untuk menanggapi siswa kelas 4 tersebut dan saya ceritakan semuanya yang terjadi selama saya mengajar tadi, kata gurunya mereka sudah terbiasa melihat siswa tersebut bertengkar dan setelah bertengkar pasti siswa tersebut tidak mau masuk kelas untuk belajar. Saya pun meminta solusi dari guru tersebut agar siswa tersebut masuk kelas karena akan ketinggalan pelajaran akan tetapi guru di sana juga bingung tidak tahu harus berbuat apa dan kata gurunya siswa tersebut memang sangat nakal sekali dan juga sulit untuk membuat ia mengerti. Setelah masuk kelas lagi untuk melanjutkan pembelajaran sebelumnya saya mengajar seperti biasa dan saya tetap membujuk ia beberapa kali untuk masuk kelas ia pun tetap tidak mau. Setelah jam pulang pun saya masih menghampirinya dan memberi pengertian dan ia tetap diam saja. Saya ingin menolong tetapi saya bingung karena baru pertama kali saya melihat siswa SD bertengkar di depan saya sampai siswa tersebut saling tonjok menonjok dan masih saja memendam amarahnya. Setelah itu hari sabtu depannya saya mengajar lagi dan ternyata siswa kelas 4 tersebut berulah lagi ia bertengkar dengan siswa yang lain lagi tidak tahu kelas berapa mungkin kelas 5 tetapi ini cuman adu mulut dan dorong mendorong saja tidak sampai parah seperti hari sabtu sebelumnya yang sampai tonjok menonjok. Saya pun keheranan dan pada akhirnya siswa kelas 4 tersebut duduk saja di depan kelas dengan wajah yang marah dan seperti hari sabtu sebelumnya ia tidak mau mengikuti pembelajaran. Saya masuk ke kelas 4 seperti biasa, saya  memulai pembelajaran dan sesekali masih membujuk ia agar masuk kelas untuk mengikuti pembelajaran. Salah satu guru pun meminta ia lebih baik untuk pulang ke rumah saja daripada akan terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan terulang kembali akan tetapi siswa tersebut menolaknya dan tetap duduk saja di depan kelas sambil dengan wajahnya yang marah. Saat waktu pulang tiba saya melihat salah satu guru dan orang tua dari siswa tersebut berbicara di depan kantor guru tetapi respon dari orang tuanya biasa saja tidak ada rasa ingin menegur anaknya atau bagaimana. Di sini sangat saya sayangkan dari orang tuanya yang acuh tak acuh dengan perilaku anaknya di sekolah yang suka bertengkar dan sering tidak mau masuk kelas untuk mengikuti pembelajaran.

2.      Paparkan cara penyembuhan atau solusi terkait dengan membangun pengelolaan kelas yang efektif dan sebagai upaya pembentukan karakter sejak dini!

Setelah saya uraikan kejadian diatas dapat saya simpulkan bahwa siswa tersebut dapat dikatakan sering mencari keributan dengan siswa lain di sekolah lalu menimbulkan perkelahian serta malas untuk mengikuti pelajaran setelah melakukan keributan atau prestasi belajar yang rendah. Menurut saya pertama-tama seorang guru harus memahami beberapa faktor yang menyebabkan siswa tersebut sering mencari keributan di sekolah dan tidak mau mengikuti pelajaran atau prestasi belajar yang rendah, hal itu seperti:

1.      Anak yang kurang kasih sayang orang tua. Ia berulah negatif di sekolah karena ia perlu perhatian.

2.      Anak yang terkena bully dari saudara atau teman sepermainannya. Tipe anak seperti ini akan melakukan hal yang sama pada anak lainnya karena ia adalah ‘korban’ dan berusaha untuk membalas dendam hingga ia melampiaskannya di sekolah.

3.      Lingkungan yang keras dimana lingkungan sekitarnya suka berkata kasar, mabuk-mabukkan dan lingkungan anak disekitar rumahnya suka berkelahi yang mengakibatkan kehidupannya yang keras sampai pada akhirnya terbawa disekolah.

4.      Lingkungan bermain yang salah karena lingkungan bermain siswa menentukan sikap dan perilaku yang siswa itu miliki.

5.      Tidak ada kepedulian dari orang tua yang terlalu membiarkan anaknya bebas bergaul dan bertindak tetapi tidak memberikan pengarahan tentang hal yang positif kepada anaknya.

6.      Beban emosi yang siswa tersebut pendam karena ini mempengaruhi perilaku siswa yang menjadikannya malas belajar, prestasi belajar yang rendah, bahkan hubungan buruk dengan teman atau orang tua.

7.      Mood siswa yang menurun disebabkan perkelahian sehingga ia tidak mau mengikuti pelajaran.

8.      Perasaan yang masih kurang stabil

 

Menurut solusi saya terlebih dahulu sebagai guru harus bersikap sabar dan hati-hati dalam menghadapi masalah siswa seperti ini. Guru harus bisa mengontrol emosi untuk mencari solusi yang terbaik atau paling tidak langkah apa yang akan terjadi sembari mencerna bagaimana perkelahian di antara siswa itu bisa terjadi. Minta siswa tersebut dan temannya yang terlibat perkelahian tadi untuk menceritakan kejadian menurut versi mereka apa yang telah atau sedang berlangsung di antara mereka. Lalu guru harus menunjukkan bahwa guru tidak menghakimi mereka, tetapi membantu mencarikan jalan tengah bagi mereka untuk menghentikan perkelahian tersebut. Biarkan salah satu berbicara terlebih dahulu dan minta siswa lainnya untuk mendengarkan dengan baik, begitupun seterusnya. Jika penyebab sebuah konflik atau masalah sudah jelas, baik bagi guru ataupun bagi siswa yang terlibat perkelahian tadi, maka langkah selanjutnya adalah menunjukkan siapa yang salah atau siapa yang memulai dan menyebabkan munculnya perkelahian. Guru harus berbicara secara halus dan sopan agar siswa tidak takut untuk jujur, dengan begitu guru dapat membantu mereka mengakui kesalahan yang dibuat. Setelah muncul kesadaran dari siswa yang terlibat perkelahian tadi, maka selanjutnya guru memberikan solusi yang bijak seperti guru bisa menjelaskan bahwa dalam berteman tidak boleh saling menyakiti dan setiap masalah harus diselesaikan dengan damai. Akan tetapi hal itu tak cukup sekali untuk mengingatkan siswa mengenai permasalahan ini, jadi perlu diulang berkali-kali. Guru meminta siswa yang berkelahi tadi untuk saling bersalaman. Mereka harus saling berjanji untuk tidak berkelahi lagi dan dilakukan dengan kesadaran, bukan keterpaksaan. Guru dapat melihat bagaimana reaksi mereka ketika bersalaman atau bermaaf-maafan. Ini sekaligus untuk mengecek ulang apakah permasalahan benar-benar telah berakhir. Guru dapat melihat dari bahasa tubuhnya jika permasalahan belum berakhir diantara mereka. Bukan hanya guru, melainkan para orang tua juga wajib untuk mengajarkan indahnya perdamaian kepada anak-anaknya.  Orang tua perlu senantiasa membekali anak dengan pengertian mengenai pergaulan di sekolah, dimana bisa saja terjadi masalah, tapi setiap masalah harus diselesaikan dengan damai.

Untuk siswa tersebut yang sifatnya malas belajar setelah berkelahi, prestasi belajar yang rendah, bahkan hubungan yang buruk dengan teman atau mungkin orang tua tidak lepas dari emosi negatif yang siswa tersebut alami atau pendam selama ini. Menurut saya siswa tersebut berperilaku seperti itu karena kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua karena perhatian orang tua memberi pengaruh yang sangat besar dalam menjaga motivasi anak dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Akibatnya adalah siswa tersebut menjadi tidak termotivasi, berperilaku kurang baik, dan tentunya prestasi belajar siswa tersebut menurun. Siswa yang sering mengalami masalah di sekolah sering kali mereka yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Mungkin juga lingkungan siswa tersebut yang salah.

Menurut saya cara penyembuhan atau solusi dari siswa yang malas belajar setelah berkelahi tadi, mungkin bisa dengan memberikan perhatian khusus pada siswa tersebut dengan cara mendekati, memberikan nasehat yang baik, dan motivasi. Bisa juga dengan memberitahukan masalah ini pada wali murid siswa tersebut dengan begitu orang tua dari siswa tersebut bisa memberikan perhatian lebih. Guru juga perlu menjelaskan kepada orang tua siswa tersebut bahwa dukungan dari orang tua itu sangat penting untuk anaknya karena masalah yang dihadapi siswa tersebut akan mudah diatasi dengan adanya dukungan dalam bentuk perhatian dan kasih sayang orang tua. Cara penyembuhan atau solusi lainnya bisa juga diterapkan kepada siswa tersebut agar mencoba meningkatkan prestasi belajarnya walaupun dalam keadaan yang kurang stabil yaitu mendekatkan diri kepada siswa tersebut, melibatkan siswa tersebut lebih banyak dalam proses pembelajaran, selalu memberikan penguatan atau motivasi, memberikan perhatian lebih jika siswa tersebut memerlukan bantuan, selalu memberikan nasehat atau teguran yang baik jika siswa tersebut melakukan perilaku menyimpang lagi, ketika guru berkomunikasi dengan siswa tersebut harus berbicara dengan sikap sopan dan bisa mengontrol emosi, dan harus memberitahu atau mengingatkan siswa berkali-kali tata tertib yang ada di kelas maupun di sekolah.

Dalam proses membantu siswa yang memiliki masalah dalam hal malas belajar, prestasi belajar yang rendah bahkan sulit untuk diatur salah satunya bisa menggunakan teori menurut Jones & Jones (2012:326-330) strategi di bawah ini akan membantu pendidik dalam merespon terhadap perilaku yang menyimpang guna menghasilkan pengaruh positif terhadap perilaku dan perasaan siswa. Berikut hal-hal yang bisa diterapkan dalam masalah ini:

a.       Guru harus lebih sering memperhatikan kondisi kelas untuk mengetahui maupun menanggapi ada tidaknya potensi masalah atau gangguan-gangguan kecil

b.      Menyampaikan keinginan-keinginan kepada siswa secara jelas dan terbuka

c.       Guru lebih mendekatkan diri kepada siswa yang seringkli berperilaku menyimpang

d.      Libatkan siswa tersebut lebih banyak dalam proses pembelajaran. Misalnya, dengan melibatkan nama mereka dalam suatu cerita atau dialog dalam proses belajar.

e.       Melibatkan topik-topik menarik dalam proses pembelajaran, sebab siswa akan mudah sekali bosan jika topik dalam pembelajaran terkesan monoton. Dalam hal ini, guru sangat perlu untuk bersikap humoris.

f.       Melakukan kontak, baik secara lisan maupun dengan sentuhan atau kontak tubuh. Hal ini termasuk dalam salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru, yakni keterampilan guru dalam memberikan penguatan.

g.      Sikap perhatian guru harus lebih ditingkatkan. Misalkan ketika ada siswa yang sedang memerlukan bantuan guru. Maka guru harus cepat tanggap dalam memberi bantuan.

h.      Memberikan isyarat kepada siswa agar siswa menghentikan perilaku yang tidak disukai oleh guru atau perilaku menyimpang tersebut. Namun jangan menggunakan pandangan yang menusuk atau terkesan mengintimidasi. Jika siswa tak kunjung memahami isyarat tersebut, maka lakukanlah kontak secara langsung dengan siswa tersebut.

i.        Guru hendaknya lebih mampu dalam mengontrol emosinya, terutama emosi kemarahan. Sebab, respon guru yang seringkali marah tidak pada tempatnya justru akan menimbulkan ketidakpatuhuan dari siswa, akibatnya mereka akan menilai anda arogan sehingga akan menimbulkan berbagai perilaku-perilaku mengganggu.

j.        Komunikasi yang paling sulit namun paling penting yang harus dikuasai oleh guru adalah sikap tetap tenang dan sabar. Sabar dalam hal ini bukan berarti membiarkan perilaku-perilaku siswa yang terjadi, namun bagaimana cara guru dalam menghadapi segala perilaku tersebut sesuai tempatnya dan sesuai porsinya.

k.      Tetap mengutamakan komunikasi atau berbicara dengan sikap sopan. Sikap seperti ini akan membuat siswa lebih menghargai dan memberikan rasa hormatnya kepada guru..

l.        Kembali mengingatkan siswa terhadap tata tertib kelas atau prosedur yang tidak ditunjukkan oleh mereka.

No comments:

Post a Comment