Popular Posts

Monday, November 15, 2021

MAKALAH PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

 BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Guru atau seorang pendidik tentu memiliki andil yang sangat besar dalam kebehasilan siswa ketika belajar disekolah. Oleh sebab itu seorang guru harus memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk memotivasi siswa dapat belajar. Guru yang baik tidak selalu merasa dirinya paling benar dan pintar akan tetapi murid dijadikan sebagai tempat sharing atau menukar ilmu.  Akan tetapi, sebagai peserta didik murid akan menjadikan seorang guru itu sebagai motivator, mentor atau sebagai salah satu sumber bagi mereka untuk mendapatkan ilmu dan menggajukan pertanyaan, oleh sebab itu seharusnya guru memiliki pengetahuan yang luas, selalu mencari tahu dan selalu belajar.

Seorang guru dapat dikatakan telah memberikan pembelajaran jika terjadi perubahan tingkah laku terhadap siswanya tentunya kearah yang positif, juga menjadikan siswanya tahu dan mengerti tentang ilmu pengetahuan yang disampaikan. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan seorang guru adalah memperhatikan tahapan evaluasi pembelajaran supaya dapat memberikan penilaian yang baik bagi siswanya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Peranan guru dalam kegiatan pembelajaran ?

2.      Bagaimana Evaluasi belajar dan pembelajaran ?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui peran guru dalam kegiatan pembelajaran

2.      Untuk mengetahui evaluasi belajar dan pembelajaran

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Peran Guru Dalam Pembelajaran

Mengingat pentingnya pendidikan dasar sebagai tonggak awal peningkatan SDM, banyak pihak menaruh perhatian bahwa penddikan dasar adalah jembatan bagi upaya peningkatan pengembangan SDM bangsa untuk dapat berkompetensi dalam skala regional maupun Internasional. Di samping itu juga, sekolah dasar merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya. Mutu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi tergantung kepada dasar kemampuan dan keterampilan yang dikembangkan sejak tingkat sekolah dasar. Mutu pendidikan yang baik ditingkat sekolah dasar akan menghasilkan di tingkat secara sistematik mutu pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, pada tingkt sekolah dasar sangat memungkinkn untuk dikembangkan usaha dalam perubahan mutu pendidikan, hal ini dilakukan melalui penataan kelembagaan, pengelolaan, dan peningkatan mutu pendidikan.

Guru sebagai unjuk tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang membentuk kewibawaan guru, antara lain penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yangsesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terkait dalam proses pendidikan seperti administrasi, kepala sekolah, dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.

Namun sayangnya, sebagaimana dilaporkan oleh Solihatin Rahardjo (2007), menyebutkan bahwa dalam pembelajaran di sekolah dasar saat ini, guru masih menganggap siswa sebagai objek, bukan sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga guru dalam proses pembelajaran masih mendominasi aktivitas belajar. Siswa hanya menerima informasi dari guru secara pasif. Selanjutnya Solihatin menyebutkan kelemahan-kelemahan di lapangan, anatara laian ditemukan sebagai berikut:

a)      Model pembelajaran konvensional atau ceramah

b)      Siswa hanya dijadikan objek pembelajaran

c)      Pembelajaran yang berlangsung cenderung tidak melibatkan pengembangan pengetahuan siswa karena guru selalu mendominasi pembelajaran (teacher centered), akibatnya proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga kegiatan pembelajaran hanya diarahkan pada mengetahui (learning to know), ke arah pengembangan aspek kognitif dan menagabaikan aspek afektif serta psikomotor

d)     Pembelajaran bersifat hafalan semata sehingga kurang bergairah dalam belajar

e)      Dalam proses pembelajaran proses interaksi searah hanya dari guru ke siswa

Salah satu upaya mengatasi permasalahan ini, guru harus mampu merancang model pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Untuk itu, guru harus kreatif dalam mendesain model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berpartisipasi, aktif, kreatif terhadap materi yang diajarkan. Dengan cara demikian, diharapkan siswa dapat memahami materi yang diberikan dan mencapai pembelajaran bermakna.

Pentingnya merancang model pembelajaran yang bermakna ini karena fungsi utama setiapa mata pelajaran di sekolah dasar, yaitu menembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap, serta keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini, sedangkan tujuannya agar siswa mampu mengembangkan pengetahuannya, nilai dan sikap serta keterampilan sosial agar siswa merasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

1.      Peranan Guru

1.1. Peranan Guru Dalam  Menciptakan Sekolah Sebagai Pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan

Unsurutamapenyelenggaraansekolahdalampelaksanaanpembaharuanpendidikandisekolahadalah guru, sehinggakompetensi guru harusdirumuskandengantegas, jelasdandipeliharadenganbaik.Diharapkan, dengankompetensi yang dimilikinyaitu, guru dapatmenciptakansekolah ideal sebagaipusatkebudayaandanilmupengetahuan.

International Bureu Of Education (IBE), mengidentifikasikecendrunganperubahanperanan guru sebagaiberikut   :

a.       Memilikifungsi yang lebihkompleksdalamkegiatanpembelajarandanlebihbanyaktanggungjawabuntukpenyusunanisibahanpelajaran.

b.      Perubahanpenekanandanpengorganisasianmeteri ajar bagisiswadengan menggunakan sebanyak mungkin sumbermateribaru yang ada di masyarakat.

c.       Individualisasidalambelajardanperubahanstrukturhubungan guru–murid.

d.      Penggunaanteknologipendidikandanpenguasaanketerangandanpengetahuansecaralebihluas.

 

1.2.Peran Guru SebagaiPendidik

Peran guru sebagaipendidik (nurturer) merupakanperan-peran yang berkaitandengantugas–tugasmemberbantuandandorongan (supporter).Tugas–tugaspengawasandanpembinan (supervisor) sertatugas-tugas yang berkaitandenganmendisiplinkananak agar anakitumenjadipatuhterhadapaturan–aturansekolahdannormahidupdalamkeluargadanmasyarakat.

1.3.Peran Guru Sebagai Model

Guru berperansebagai model ataucontohbagianak. Setiapanak menganggap guru merekadapatmenjadicontohatau model baginya.Olehkarenaitutingkahlakupendidikbaik guru, orang tuaatautokoh–tokohmasyrakatharussesuaidengannorma-norma yang dianutolehmasyarakat, bangsadan Negara.Karenanilai–nilaidasarNegara danbangsa Indonesia adalahpancasila.Makatingkahlakupendidikharusselaludiresapiolehnilai–nilaipancasila.

1.4.Peran GuruSebagai Pengajar dan Pembimbing

Sebagai pengajar dan pembimbing, seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengetahuan tugas professional.Tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan

1.5.Peran Guru SebagaiPatner DalamLembagaPendidikan

Seorang guru diharapkandapatmembantukawannya yang memerlukanbantuandalammengembangkankemampuannya.Bantuandapatdilakukansecaralangsung, melaluipertemuan–pertemuanresmimaupun melalui pertemuaninsidensial.

1.6.Peranan Guru SebagaiKomunikatorPembangunanMasyarakat

Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Guru dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang–bidang yang dikuasainya.

1.7.Peranan Guru Sebagai Administrator

Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan  pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.Oleh karena itu seorang guru dituntut memiliki kemempuan di admistrasikan secara baik.Catatan administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana belajar mengajar, mencatat hasil belajar, dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga.Catatan administrasi yang baik merupakan salah satu indicator bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

1.8.Peranan Guru Sebagai Mediator dalam belajar

Guru bertindak sebagai perantara dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Gurulah yang menyelenggarakan pembelajaran peserta didik dan guru harus bertanggung jawab akan hasil pembelajaran itu, melalui proses interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor penting yang memengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar, disamping menguasai materi yang akan diajarkan dan guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar sebaik-baiknya.

 

1.9.Peranan Guru Sebagai Penegak Disiplin

Dalam peranan ini guru harus menegakkan disiplin baik di dalam maupun di luar kelas. Guru harus menjadi teladan bagi terlaksananya suatu disiplin. Guru harus membimbing murid agar menjadi warga sekolah dan masyarakat yang berdisiplin. Guru harus menyiapkan murid-muridnya sebagai calon anggota masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai masyarakat. Dalam peranan inilah seorang guru harus mencerminkan suatu tingkah laku sebagai anggota masyarakat yang dapat “digugu dan ditiru” oleh segenap peserta didik dengan penuh kesadaran.

2.      Peran Guru Menurut Moon

Pendapat menurut Moon (1989: 56) menyatakan terdapat beberapa peran guru yaitu sebagai berikut :

1.1.Guru Sebagai Perancang Pembelajaran (Designer Instruction)

Pihak departemen Pendidikan Nasional telah memprogram bahan pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu tertentu. Guru dituntun untuk berperan aktif dalam merencanakan PBM dengan memerhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi:

a.       Membuat dan merumuskan bahan ajar

b.      Menyiapakan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas, perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemamapuan siswa, komprehensif, fungsional efektif.

c.       Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

d.      Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pengajaran.

e.       Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator, dengan memerhatikan relevansi (seperti juga materi), efektif, efisien, kesesuaian dengan metode, serta pertimbangan praktis.

Jadi dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut, guru dapat merancang dan mempersiapkan semua komponen agar berjalan dengan efektif dan efisien.

1.2.Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran ( Manager Instruction)

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar sedangkan tujuan khususnya adalah menggembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

1.3.Guru Sebagai Pengaruh Pembelajaran

Hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam member motivasi adalah sebagai berikut :

a.       Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar

b.      Menjelaskan secara kongkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran

c.       Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik dikemudian hari

d.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

1.4.Guru Sebagai Evaluator ( Evaluator Of Student Learning )

Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektifitas, efisiensi dalam proses pembelajaran. Dalam fungsinya sebagai penilai peserta didik guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu kewaktu.

1.5.Guru  Sebagai Konselor

Sesuai peran guru sebagai konselor adalah ia diharapkan akan dapat merespon segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran, oleh karena itu guru harus dipersiapkan agar :

a.       Dapat menolong peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul antara pesrta didik dengan orang tuanya,

b.      Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-macam manusia.

1.6.Guru Sebagai Pelaksana Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta didik selama ia mengikuti masih mengikuti suati proses pendidikan.Peranan guru dalam pembinaan dan penggembangan kurikulum secara aktif antara lain yaitu : (1) Perencanaan Kurikulum (2) pelaksanaan dilapangan (3) proses penilaian (4) pengadministrasian (5) perubahan kurikulum.

B.     Evaluasi

Evaluasi atau penilaian merujuk pada semua sarana yang digunakan di sekolah untuk secara resmi mengukur kinerja siswa (McMilan, 2004; Popham, 2005). Sarana ini meliputi ulangan singkat dan ujian, evaluasi tertulis dan nilai.

1.      Evaluasi siswa mempunyai 6 tujuan utama   :

1.1.Umpan balik bagi siswa

1.2.Umpan balik bagi guru

1.3.Informasi bagi orang tua

1.4.Informasi untuk pemilihan dan pemberian sertifikat

1.5.Informasi untuk akuntabilitas

1.6.Intensif guna meningkatkan upaya siswa

2.      Evaluasi sebagai umpan balik

Umpan balik untuk siswa. Evaluasi teratur memberi mereka umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan mereka. Misalnya, andaikanlah seorang guru meminta siswa menulis karangan dan kemudian memberikan kembali evaluasi tertulis. Beberapa siswa mungkin akan menemukan bahwa mereka perlu bekerja lebih banyak tentang isi, yang lain tentang penggunaan kata sifat dan kata keterangan, yang lain lagi tentang mekanika bahasa. Informasi ini akan membantu siswa meningkatkan mutu penulisan mereka jauh lebih banyak daripada suatu nilai tanpa penjelasan.

Umpan balik untuk guru. Salah satu fungsi terpenting (dan sering diabaikan). Evaluasi pembelajaran siswa ialah memberikan umpan balik kepada guru tentang keefektifan pengajaran mereka. Guru tidak dapat berharap sangat efektif apabila mereka tidak mengetahui apakah siswa telah memahami gagasan utama pelajaran mereka. Pengajuan pertanyaan di kelas dan pengamatan terhadap siswa ketika mereka bekerja akan memberi kepada guru gagasan tentang seberapa baik siswa telah belajar, tetapi dalam banyak mata pelajaran, ulangan singkat yang sering diberikan, penulisan tugas , dan hasil-hasil siswa lainnya diperlukan untuk memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang kemajuan siswa. Evaluasi juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dan sekolah tersebut secara keseluruhan, yang dapat digunakan untuk menuntun seluruh upaya informasi dengan mengindentifikasi dimana saja sekolah atau sub-kelompok dalam sekolah itu memerlukan peningkatan (Hanna & Derrmer, 2004; Lane & Beebe-Frankenberger, 2004; Trumbull & Faarr, 2000).

3.      Evaluasi sebagai Informasi

Informasi kepada Orang Tua. Pertama, banyak jenis evaluasi sekolah yang rutin dilakukan (angka ujian, bintang, dan sertifikat dan juga nilai kartu laporan) memungkinkan orang tua tetap memperoleh informasi tentang pekerjaan sekolah anak-anak mereka. Misalnya, kalau nilai siswa menurun, orang tua dapat mengetahui alasannya dan mungkin dapat membantu siswa tersebut kembali ke keadaan semula. Kedua, nilai dan evaluasi lainnya menyediakan sistem penguatan berbasis keluarga tidak resmi.

Informasi untuk Pemilihan. Beberapa ahli sosiologi melihat pemilah-milahan siswa ke dalam peran masyarakat sebagai tujuan utama sekolah. Fungsi pemilah-milahan ini terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun masa sekolah. Pada kelas-kelas awal, siswa dipilah-pilah ke dalam kelompok membaca dan dalam banyak kasus, ke dalam jalur khusus yang mungkin akan tetap stabil dalam sekian tahun (Slavin, 1987c, 1990).

4.      Evaluasi secara insentif

Salah satu kegunaan penting evaluasi ialah untuk memotivasi siswa guna memberikan upaya terbaik mereka. Pada dasarnya, nilai yang tinggi, bintang dan hadiah diberikan sebagai imbalan bagi pekerjaan yang baik. Siswa menghargai nilai dan hadiah terutama karena orang tua mereka menghargai nilai dan hadiah. Beberapa siswa sekolah menengah atas juga menghargai nilai karena hal itu dianggap penting untuk masuk ke perguruan tinggi pilihan.

5.      Evaluasi Formatif dan Sumatif

Evaluasi formatif bermanfaat sejauh hal itu memberikan informasi, terkait erat dengan kurikulum yang sedang diajarkan, tepat waktu, dan sering dilaksanakan (McMilan, 2004). Evaluasi sumatif mungkin atau mungkin saja tidak sering dilakukan, tetapi harus dapat dipercaya dan (pada umumnya) seharusnya memberikan kemungkinan pertimbangan di kalangan siswa.

6.      Evaluasi Acuan-Norma dan Acuan-Kriteria

Penafsiran acuan-norma adalah penilaian yang membandingkan kinerja salah seorang siswa dengan kinerja siswa-siswa lain.

Penafsiran acuan-kriteria adalah penilaian yang menentukan seberapa menyeluruh siswa telah mengetahui kemampuan atau bidang pengetahuan tertentu.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah serta pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan. Pertama, Peranan  guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya.

Kedua, evaluasi berdefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Karakteristik siswa yang dievaluasi dalam ruang lingkup kegiatan belajar mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Peranan evaluasi dalam pendidikan yakni menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan, mengukur prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum, mengakreditasi sekolah, memantau pemanfaatan dana masyarakat, memperbaiki materi dan program pendidikan.

Secara keseluruhan kami menyimpulkan bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran memiliki andil yang sangat besar bagi para peserta didik. Guru yang mendominasi dalam proses belajar mengajar otomatis telah menjadi pusat perhatian tersendiri bagi para peserta didik. Hal itu juga dikarenakan waktu anak yang dihabiskan di sekolah tak kalah banyak dibandingkan waktu di luar sekolah. Sehingga guru sangat perlu untuk lebih menimbang-nimbang bagaimana interaksi yang harus ia tunjukkan. Kemudian guru pun berperan dalam proses evaluasi untuk para siswa, baik dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotor

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Suriansyah, Aslamiah Ahmad dan Sulistiya. (2015).Profesi Kependidikan Perspektif Guru Profesional.Edisi Pertama.Jakarta:Rajawali Pers

Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Edisi Pertama.Jakarta:Kencana

Slavina, Robert E. (2009). Psikologi pendidikan teori dan praktik.PT Indeks: Jakarta

Anom Cahyotomo. Peran Guru Dalam Pembelajaran (https://anomsblg.wordpress.com/profesi-kependidikan/peran-guru-dalam-pembelajaran/),

Rahmat Wijaya. (2010). Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran.

            (https://mamatsasak.blogspot.co.id/2010/01/evaluasi-belajar-dan-pembelajaran_04.html

No comments:

Post a Comment