Popular Posts

Wednesday, November 17, 2021

MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TREASURE CLUES

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Di era sekarang, generasi penerus bangsa lebih berfokus pada kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menjadi salah satu aspek kehidupan yang tidak terpisahkan di dalam kehidupan sehari-hari. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi, generasi penerus bangsa lebih terfokus pada kemampuan intelektual dibandingkan pengembangan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pada saat ini bangsa Indonesia mengalami krisis karakter. Contoh nyata yang dapat kita lihat di masyarakat saat ini yaitu generasi penerus bangsa menjadikan teknologi sebagai kebutuhan utama mereka. Hal ini dapat mengakibatkan sedikit demi sedikit jiwa sosial mulai terkikis di dalam diri masyarakat sehingga munculnya sikap individualis.

Hal-hal tersebut terjadi karena faktor kurangnya fasilitas bagi generasi muda dalam menyalurkan ekspresi mereka dalam pergaulan pada saat ini. Melihat ke belakang pada masa lalu anak-anak usia sekolah dasar dengan riang gembiranya bermain serta berinteraksi secara langsung dengan berbagai macam permainan yang mampu mengasah rasa keingintahuan anak dalam pemecahan masalah. Namun, pada masa sekarang generasi penerus bangsa hanya berinteraksi dengan seluruh fasilitas yang diberikan oleh teknologi. Di samping itu, jiwa bermain anak sudah terpenuhi oleh teknologi misalnya aplikasi-aplikasi permainan yang semakin canggih dan lebih menarik sehingga anak lebih memilih teknologi dibandingkan permainan yang melakukan interaksi dengan teman semasa yang dapat mengasah kemampuan, kreatif dan interaktif anak dalam permainan.


Adapun yang melatarbelakangi penulis mengambil model Numbered Head Together (NHT) dan Treasure Clue, diantaranya: (1) kurangnya penanaman nilai-nilai karakter pada anak, (2) kurangnya jiwa bermain pada anak usia SD, dan (3) kurang interaktif guru dengan siswa. Oleh karen itulah penulis  menggunakan Model pembelajaran itu untuk membuat anak didik lebih interaktif, inovatif, dan kreatif  serta menyenangkan.

Model pembelajaran ini dapat di terapkan pada jenjang sekolah dasar dengan keyakinan bahwa fase usia sekolah dasar, terutama usia kelas tinggi sekolah dasar merupakan masa yang tepat untuk mengarahkan generasi muda agar dapat ditumbuhkembangkan kemampuan anak di Indonesia. Dengan menerapkan model pembelajaran ini dalam proses pembelajaran akan memaksimalkan proses pengembangan pribadi yang tidak hanya cerdas, kreatif, dan inovatif, tetapi juga memiliki moral yang melambangkan manusia berbudaya sehingga generasi muda Indonesia dapat memanfaatkan seluruh potensi yang ada dalam diri ke arah yang positif dan berkontribusi penuh untuk kemajuan Indonesia.


B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian model pembelajaran?

2.      Apa saja ciri-ciri model pembelajaran?

3.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)?

4.      Bagaimana langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran NHT?

5.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam model pembelajaran NHT?

6.      Apa yang dimaksud model penbelajaran Tresure Clues?

7.      Bagaimana langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran Tresure Clues?

8.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam model pembelajaran Tresure Clues?

 

C.     Tujuan Penulisan Makalah

1.      Mengetahui pengerian model pembelajaran

2.      Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran

3.      Mengetahui pengertian model pembelajaran NHT

4.      Mengetahui langkah-langkah yang dilalukukan didalam model pembelajaran NHT

5.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan didalam model pembelajaran NHT

6.      Menegatui pengertian model pembelajaran Treasure Clues

7.      Mengetahui langkah-langkah yang dilalukukan didalam model pembelajaran Tresure Clues

8.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan didalam model pembelajaran Treasure Clues.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Model Pembelajaran

1.         Pengertian

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. (Al-tanaby ,2014)

2.      Ciri-ciri Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari strategi, motode, atau prosedur. Model Pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dapat di miliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu:

1.    Rasional teoritik logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya.

2.    Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).

3.    Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil

4.    Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

(al-tanaby, 2014)

 

 

B.     Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

1.      Pengertian

Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu dari strategi pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spenser Kagan (1993) dalam Nurhadi dan Agus (2003:66) dalam Shoimin (2014:107). Model NHT mengacu pada belajar kelompok siswa, masing-masing anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan) dengan nomor yang berbeda-beda.

Number Head Together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisah antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya. (Shoimin, 2014:107-108)

Number head together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan alternatif terhadap struktur kelas tradisional. (al-Tanaby,2015:131)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan model pembelajaran number head together (NHT) adalah model pembelajaran kooperatif yang setiap anggotanya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya dan dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa.

2.      Langkah-langkah

a.       Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

b.      Guru memberi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan

c.       Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawaban yang baik.

d.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompoknya  melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka

e.       Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunujuk nomor yang lain. (Shoimin, 2014:108)

Dalam al-Tanaby (2015:131) mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

Fase 1: penomoran.

Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang, dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5

Fase 2 : mengajukan pertanyaan.

Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat Tanya.

Fase 3: berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu, dan meyakinkan tiap anggota timnya mengetahui jawaban tim.

 

 

 

            Fase 4: menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

3.      Kelebihan

·         Setiap murid menjadi siap.

·         Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

·         Murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang pandai.

·         Terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal.

·         Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi.

4.      Kekurangan

·         Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama.

·         Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang terbatas. (Shoimin, 2014:108-109)

C.     Model Pembelajaran Treasure Clue / Treasure Hunt

1.      Pengertian

Treasure clues dalam bahasa Indonesia berarti petunjuk harta karun. Treasure clue adalah sebuah permainan sederhana mencari harta karun dengan cara melewati pertanyaan demi pertanyaan yang berkaitan dengan keragaman suku dan budaya di Indonesia. Tugas mencari clue dapat dilakukan oleh setiap anggota kelompok secara serempak dan juga dapat dilakukan oleh setiap anggota kelompok secara satu persatu sehingga masing-masing. Kecepatan dan ketelitian adalah dua hal dari kunci keberhasilan untuk memenangkan permainan ini. (Anastatia : 2015)

Dari pengertian diatas, model pembelajaran treasure hunt/treasure clues adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, dimana siswa mencari jawaban. Metode pembelajaran treasure hunt seperti layaknya berburu harta karun, yang dapat digunakan untuk merangsang siswa melalui game. Dalam metode treasure hunt ini peserta didik bekerja sama dalam kelompok mencari clue mengenai materi pembelajaran sebanyak-banyaknya berlomba dengan kelompok lain.

2.      Langkah-langkah

 

a.    Hal yang harus dipersiapkan: Peralatan yang diperlukan yaitu berupa kertas bewarna, spidol warna, amplop berisi pesan tertulis berupa clue (materi), dowbletip, peta. Waktu disesuaikan dengan proses pembelajaraan (kira-kira 7 sampai 10 menit).19 Jumlah pemain yaitu semua pemain dalam regu.

 

b.    Aturan permainan Peserta yang tercepat dalam penyusunan peta konsep dan sesuai dengan materi serta dapat mempresentasikan dengan baik adalah pemenangnya.21

 

c.    Cara bermain:

·         Beberapa peserta didik dalam tiap kelompok bersiap melacak harta karun. Mereka berbekal pensil atau spidol dan peta. Tugas mereka menemukan penanda awal untuk memandu dalam pencarian harta karun.

·         Di peta yang dipegang masing-masing peserta, ada petunjuk tentang clue. Tugas mereka adalah mencari clue yang memuat isi pesan berdasarkan materi tertentu yang dimasukkan dalam amplop. Amplop tersebut diletakkan menyebar di kelas agar tidak mudah dilihat.

·         Setelah peserta menemukan clue pertama maka peserta memberikan pada anggota lain untuk disusun dalam peta konsep. Kemudian peserta mencari clue selanjutnya sampai clue terakhir.

·         Setelah itu, peserta didik untuk melakukan presentasi dan menunjukkan mengenai hasil buruan mereka. (Anastatia : 2015)

 

3.      Kelebihan

a.       Model pembelajaran treasure clues ini mengajak siswa lebih dekat lagi dengan alam (suasana baru dalam belajar)

b.      Memberikan gairah untuk memecahkan setiap soal, dikarenakan setelah memecahkan soal, kelompok akan mendapatkan harta karun yang berupa peralatan tulis.

c.       Menumbuhkan semangat kepada siswa dalam memecahkan soal.

d.      Menumbuhkan sikap kerja sama, dikarenakan setiap individu memberikan kontribusi terhadap kelompok tersebut. (Anastatia : 2015)

 

4.      Kekurangan

a.       Dalam penerapan treasure clue ini membutuhkan waktu yang cukup banyak, dikarenakan model ini diterapkan di luar kelas dan siswa mencari clue-clu          e yang berada di luar kelas tersebut.

b.      Cakupan tempat/wilayah penerapan model treasure clue ini cukup luas.

c.       Siswa akan bias leluasa melakukan kegiatan di luar proses belajar mengajar tersebut. (Anastatia : 2015)

 

 

 

D.    Kombinasi Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan Treasure  Clues

Kombinasi antara model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan Tresure clues dapat dilakukan dengan siswa berkelompok, karena kedua model pembelajaran ini adalah model pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengkombinasikan antara kedua model pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.      Guru dapat membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 5-7 siswa

2.      Siswa didalam kelompok ditandai dengan angka diatas kepala (NHT) dengan berurutan 1-7

3.      Guru menjelaskan materi pembelajaran dan cara bermain menemukan harta karun

4.      Angka yang ada pada siswa berguna untuk urutan dalam mencari clue atau pentunjuk (treasure clues) dalam mencari harta karun untuk memecahkan suatu soal atau pertanyaan.

5.      Orang yang mendapatkan urutan pertama akan mendapatkan clue atau petunjuk yang lansung diberikan oleh guru untuk mendapatkan harta karun.

6.      Setelah mendapatkan harta karun, pada harta karun tersebut yang didapat akan ditemukan sebuah benda dan petunjuk baru untuk mencari harta karun selanjutnya dan orang berikutnya yang mencari harta karun pada pentunjuk yang ditemukan

7.      Begitu seterusnya sampai orang terakhir yang harus menemukan harta karun terakhir berupa soal atau pertanyaan evaluasi

8.      Setelah mendapat semua harta karun, siswa bekerja sama dengan teman kelompoknya untuk memecahkan atau menjawab pertanyaan yang ada di dalam harta karun terakhir berupa soal evaluasi mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh guru dengan peralatan atau benda-benda yang sudah ditemukan sebelumnya.

9.      Kelompok yang paling cepat selesai akan mendapatkan point tambahan.

10.  Setelah semua kelompok mendapatkan jawabannya, mereka dapat mempresentasikan jawaban yang sudah didapat di depan kelas.

11.  Penilaian dilihat dari kecepatan mencari harta karun, ketepatan jawaban dan kekompakan kelompok.

 

Kombinasi model kedua model pembelajaran isi dapat dikresikan oleh guru, misalnya dalam pencarian harta karun. Kombinasi model pembelajaran ini dapat dilakukan didalam ruangan maupun diluar ruangan. Tetapi jika dilakukan diluar ruangan, guru harus tetap memperhatikan tempat-tempat yang digunakan untuk menyimpan harta karun, tempat yang harus aman, nyaman dan mudah dijangkau oleh anak-anak, begitu juga didalam ruangan harus tetap memperhatikan keamanan.

 


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Numbered Head Together (NHT) merupakan adalah model pembelajaran kooperatif yang setiap anggotanya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya dan dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa.

 Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran NHT dilakukan dengan empat tahapan, yaitu :

a.       penomoran.

b.      mengajukan pertanyaan.

c.       Berpikir bersama

d.      menjawab

Model pembelajaran treasure hunt/treasure clues adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, dimana siswa mencari jawaban. Dalam metode treasure hunt ini peserta didik bekerja sama dalam kelompok mencari clue mengenai materi pembelajaran sebanyak-banyaknya berlomba dengan kelompok lain.

Kombinasi antara model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan Tresure clues dapat dilakukan dengan siswa berkelompok, karena kedua model pembelajaran ini adalah model pembelajaran kooperatif. Dengan mengkombinasikan kedua model ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Al-tanaby, Trianto, Ibnu, Badar. 2015. “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif dan Kontekstual”. Jakarta: Prenada Media

Anastatia, Chatarine. 2015. “Penerapan Metode Permainan Treasure Clue Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keberagaman Suku dan budaya di Indonesia di Kelas V SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang”. Sumedang.

Shoimin, Aris. 2014. “68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013”.

Yogyakarta Ar-ruzz media.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Kreatif

dan Kontekstual”. Jakarta: Kencana.

Lestari, Candra Kusuma. 2015. “Penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT)

Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata pelajaran Mulok Produktif Membuat Jajanan Tradisional Kelas X tPHP II di SMKN 1 Pandak Tahun Ajaran 2014/2015”. Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment