BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut
berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal
tersebut adalah “motivasi”. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan
seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang yang
menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh
karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung
tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.
Motivasi
juga dapat dikatan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau
melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai
tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat.
Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang
atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan,
sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.
Manusia
dalam kehidupannya dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan
orang lain, baik kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan
penting lainnya. Manusia di dalam memenuhi kebutuhannya, sering mengadakan
hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan, orang yang bersangkutan
tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu, manusia cendrung untuk hidup
berkelompok atau berorginisasi, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya.
Kecendrungan manusia untuk saling membantu atau pemenuhan kebutuhan serta
kecendrungan untuk berkelompok ini merupakan pertanda bahwa menusia memiliki
keterbatasan dan bahkan sangat terbatas.Berbagai pakar mengetengahkan
pandangannya tentang motivasi. Pandangan para pakar tentang motivasi tersebut
melahirkan berbagai teori motivasi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud motivasi?
2. Apa
yang dimaksud motivasi belajar?
3. Bagaimana
pentingnnya motivasi dalam pembelajaran?
4. Bagaimana
peranan motivasi dalam proses pembelajaran?
5. Bagaimanakah
lingkungan belajar yang memotivasi belajar siswa?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian motivasi
2. Mengetahui
pengertian motivasi belajar
3. Mengetahui
pentingnnya motivasi dalam pembelajaran
4. Mengetahui
peranan motivasi dslsm proses pembelajaran
5. Mengetahui
lingkungan belajar yang memotivasi belajar siswa
BAB II
A.
Landasan Teori
Secara
umum, teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu teori kandungan
(content), yang memusatkan perhatian pada kebutuhan dan sasaran tujuan, dan
teori proses, yang banyak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku dan mengapa
mereka berperilaku dengan cara tertentu. Hal paling penting dari kedua teori
itu seperti terurai dibawah ini:
1. F.W
Taylor dan Manajemen Ilmiah
Pendekatan ini
memusatkan perhatian membuat pekerjaan seefektif mungkin dengan merampingkan
metode kerja, pembagian tenaga kerja, dan penilaian pekerjaaan. Pekerjaan
dibagi-bagi ke dalam berbagai komponen, diukur dengan menggunakan teknik-teknik
penelitian pekerjaan dan diberi imbalan sesuai dengan produktivitas. Dengan
pendekatan itu, motivasi yang disebabkan imbalan keungan dapat dicapai dengan
memenuhi sasaran-sasaran keluaran.
Masalah pokok dengan pendekatan adalah
pendekatan itu menganggap uang merupakan motivasi utama. Namun, perkembangannya
memang berbeda pada setiap orang dan setiap pekerjaan. Orang yang bekerja pada
jalur produksi atau melakukan pekerjaan tidak menyenangkan dan pekerjaan tangan
yang sulit, biasanya tidak termotivasi oleh pekerjaan itu sendiri. Dalam
keadaan seperti itu, uang merupakan pendorong semangat utama. Upaya yang lebih
besar hanya dilakukan apabila pekerjaan itu menjanjikan peningkatan
pendapatan..
Pada
sisi lain pekerjaan, yang lebih merupakan pekerjaaan professional atau bersifat
manejerial, imbalan atau penghargaan agaknya lebih beragam. Pembayaran bonus,
dengan sendirinya, mungkin tidak menyebabkan peningkatan produktivitas atau
efisiensi yang sebanding. Walaupun uang mungkin dapat menjadi insentif bagi
kategori orang-orang tertentu tampaknya tidak berlaku terhadap mereka yang
pekerjaannya tidak didasarkan pada keluarannya. Mungkin akan ditemui
kesulitan-kesulitan dalam mengukur keluaran-keluaran di dalam banyak hal. Dan
kemungkinan besar uang merupakan intensif jangka pendek, bukannya memberikan
kesepakatan jangka panjang.
2. Hiearki
Kebutuhan Maslow
Hierarki
itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu
tingkat kebeutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih
tinggi. Menurut Maslow dalam ( Hamzah:2006) mengemukakan lima tingkat kebutuhan
seperti berikut:
1) Kebutuhan
Fsiologis
Kebutuhan yang harus
dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, usara
untuk bernapas dan sebagainya.
2) Kebutuhan
akan Rasa Aman
Ketika kebutuhan
fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada
kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa terjamin.
3) Kebutuhan
akan Cinta Kasih atau Kebutuhan Sosial
Ketika seseorang telah
memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah
hubunganb antara manusia. Cinta kasih dan kasih saying yang diperlukan pada
tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang
mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian
berbagai kelompok social. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, sementara orang
melakukan pekerjaan tertentu karena kebutuhan mendapatkan uang untuk memelihara
gaya hidup dasar. Akan tetapi , mereka juga menilai pekerjaan dengan dasar
hubungan kemitraan social yang ditimbulkannya.
4) Kebutuhan
akan Penghargaan
Percaya diri dan harga
diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan
pekerjaan, hal itu berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui sebagai
bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan
kehormatan di dunia luar.
5) Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Kebutuhan tersebut
ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan
pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin
mencapai secara penuh potensinya. Tahap terakhir itu mungkin tercapai hanya
oleh beberapa orang.
3. Teori
Motivasi Prestasi
McClelland
menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang berhasil dalam
bisnis industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia
menandai tiga motivasi utama yaitu: (1) penggabungan, (2) kekuatan, dan (3)
prestasi. McClelland tidak mengklasifikasikan motivasi di dalam hierarki,
tetapi sebagai di antara orang dan
kedudukan. Ia menandai sifat-sifat dasar orang awam berikut dengan kebutuhan
pencapaian yang tinggi, yaitu:
1. Selera
akan keadaan yang menyebabkan seseorang dapat bertanggung jawab secara pribadi.
2. Kecendrungan
menentukan sasaran-sasaran yang pantas dan memperhitungkan resikonya.
3. Keinginan
untuk mendapatkan umpan balik yang jelas atas kinerja.
Terhadap
manajemen dan pengembangan para manajer, pengaruhnya adalah motivas prestasi
dapat di kembangkan. Orang-orang belajar cepat dan lebih baik apabila mereka
sangat termotivasi untuk mencapai sasaran mereka. Dan karena sangat termotivasi
untuk mencapai sasaran nya, mereka selalu menerima nasehat dan saran tentang
cara meningkatkan kinerjanya.
Banyak teori dan
keyakinan tentang hal-hal yang memotivasi orang di dalam organisasi. Semuanya
telah menunjukan bukti bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Secara
keseluruhan, tidak ada kesepakatan tentang motivasi. Oleh Karena itu sangat
sulit bagi organisasi untuk sampai pada kebijakan dan pendekatan yang memuaskan
setiap orang. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apapun, membuat analisis
mendalam tentang apa yang memotivasi setiap orang adalah tidak praktis.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Motivasi
Istilah
motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsanan, dorongan atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Motif
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1) motif biogenetis, yaitu
motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya
lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat , mengambil napas,
seksualitas, dan sebagainya; (2) motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang
berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada.
Jadi motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh
lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan mendengarkan musik, makan
pecel, makan cokelat dan lain-lain; (3) motif teologis, dalam motif ini manusia
adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antar manusia
dengan Tuhan-Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk merealisasikan
norma-norma sesuai agamanya. (Gerungan,W. 1996:154)
Sebelum
mengacu pada pengertian motivasi, terlebih dahulu kita menelaah
pengidentifikasuan kata motif dan kata motivasi. Motif adalah daya penggerak
dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan
tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhannya.
Hamzah
(2006:8), mengatakan konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku
sesorang dapat diklasifikasi sebagai berikut: (1) seseorang senang terhadap
sesuatu, apabila ia dapat mempetahankan rasa senangnya maka akan termotivasi
untuk melakukan kegiatan itu, dan (2) apabila sesorang merasa yakin mampu
menghadapi tantangan maka biasanya orang tersebut terdorong melakukan kegiatan
tersebut.
Menurut Mc. Donald
(Sardiman,2012) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen penting.
1.
Bahwa
motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy di dalam
system “neurophysiological” yang ada pada organism manusia. Karena menyangkut
perubahan energi manusia ( walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),
penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2.
Motivasi
ditandai dengan munculnya, rasa / “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan – persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
dapat menentukan tingkah – laku manusia.
3.
Motivasi
akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari
dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh
adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan
ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu
yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang
ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,
perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua
ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Dalam
kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat
sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab – sebabnya.
Sebab – sebab itu biasanya bermacam – macam, mungkin ia tidak senang, mungkin
sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain – lain. Hal ini berarti pada diri
anak tidak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk
melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan
semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab – musababnya
kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya
dilakukan , yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan
agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.
Motivasi
dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu
adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tijuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada
umumnya ada beberapa motif yang bersama – sama menggerakkan siswa untuk
belajar.
Motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non – intelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa sengang dan semangat untuk
belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah,
tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan
mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki
motivasi, kecuali karena paksaan atau sekadar seremonial. Seseorang siswa yang
memiliki intelegensia cukup tinggi, mentak
( boleh jadi ) gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal
kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa
jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak
berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan
siswa untuk berbuat / belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa
agar pada dirinya tumbuh motivasi.
Persoalan
motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan
sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri – ciri atau
arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan – keinginan atau
kebutuhan – kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang
sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai
hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal itu menunjukkan bahwa minat
merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang ( biasanya disertai
dengan perasaan senang ), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba – tiba / spontan, melainkan
timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau
bekerja. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan
atau keinginan. Oleh karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi
tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.
B.
Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Dengan
mantapnya di siang bolong, si abang becak mendayung becak untuk mengangkut
penumpangnya, demi mencari makan untuk anak – istrinya. Dengan teguhnya anggota
ABRI itu melintasi sungai dengan meniti tambang. Berjam – jam tanpa mengenal
lelah para pemain sepak bola itu berlatih untuk menghadapi babak kualifikasi
pra - piala dunia. Para pelajar mengurung dirinya dalam kamar untuk belaja,
karena akan menghadapi ujian pada pagi harinya. Serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh masing – masing pihak itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh
sesuatu yang atau yang secara umum dinamakan motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mereka untuk melakukan
suatu kegiatan / pekerjaan.
Begitu juga bentuk belajar sangat diperlukan
adanya motivasi. Motivation is an
essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau
apa motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula
pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para siswa.
Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian
dengan suatu tujuan. Seperti
disinggung di atas, bahwa walaupun di saat siang bolong si abang becak itu juga
menarik becaknya karena bertujuan untuk mendapatkan uang guna menghidupi anak
dan istrinya. Juga para pemain sepak bola rajin berlatih tanpa mengenal lelah,
karena mengharapkan akan mendapatkan kemenangan dalam pertandingan yang akan
dilakukannya. Dengan demikian, motivasi memengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan
dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi :
1. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
2. Menentukan
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi
ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan
tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab
tidak serasi dengan tujuan.
Disamping
itu ada juga fungsi – fingsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong
usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya
motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
C.
Peranan
Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran
Motivasi pada
dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,
termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting
dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan
hal hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (B) memperjelas tujuan belajar
yang hendak dicapai,(c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar,
(d) menentukan ketekunan belajar. Adapun peranan motivasi dalam belajar sebagai
berikut:
1. Peran
Motivasi dalam Menentukan Penguat Belajar
Motivasi dapat
berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan
pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat
bantua hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan
memecahkan materi matematika dengan bantuan table logaritma. Tanpa bantuan
tabel tersebut , anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam
kaitan itu, anak berusaha mencari buku tabel
metematika . Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran
motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.
Peristiwa di atas dapat dipahami bahwa sesuatu dapat
menjadi penguat belajar untuk sesorang, apabila dia sedang benar-benar
mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkataan lain, motivasi dapat
menentukan hal-hal apa dilingkngan anak yang dapat memperkuat perbuatan
belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar dia dapat membantu
siswanya memilih factor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan siswa
sebagai bahan penguat belajar. Hal itu tidak cukup dengan memberitahukan
sumber-sumber yang harus dipelajari, melainkan yang lebih penting adalah
mengaitka isi pelajaran dengan perangkat apa pun yang berada paling dekat
dengan siswa dilingkungannya.
2. Peran
Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran
motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan
belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,jika yang dipelajari itu
sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar
elektronik karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak
dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya,anak tersebut diminta
membetulkan radio yang rusak dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik ,
maka radio tersebut menjadi lebih baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman
itu, anak makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui
makna dari belajar itu.
3. Motivasi
Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang
anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal
itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk
belajar, amaka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk
memngerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat
berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
D.
Upaya untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
Berikut
ini hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasibelajar siswa
adalah:
1. Mencipatakan suasana kompetensi yang
tinggi Menurut djalii, Motivasi seseorang terbentuk melalui lingkungan keunggulan
dan dari lingkungan kultur tempat seseornag dibesarkan.
2. Menetapkan standar keunggulan
(standard of excellence) Menurut McClland (djaali:109) kerangka acuan sangat
penting. Fungsinya sebagai standar untuk memungkinkan bangkitnya afeksi. Dengan
demikian, pengertian motivasi yang dikembangkan didasarkan atas afeksi dalam
kaitannya dengan perbuatan yangdievaluasi. Oleh karena itu motivasi berprestasi
dapat diartikan doronganuntuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya yang
mengacu kepadastandar keunggulan.
3. Mengembangkan sikap belajar yang
baik Menurut Harlen, sikap belajar merupakan kesiapan atau kecenderungan
seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu objek atau situasi tertentu.
Sedangkan menurut djaali, sikap belajar adalah kecenderungan perilaku seseorang
ketika dia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Kecenderungan disini
memiliki arti tindakan yang dilakukan seseorang berkenaan suatu objek (orang
atau benda, dilandasi dengan perasaan dan penilaian oleh individu yang
bersangkutan terhadap objek tersebut). Contoh: menyukai sesuatu berdasarkan
penilaian seseorang.
Menurut Thorndike (Djaali, 2012:116),
mengatakan gaya mengajar yang diterapkan guru dalam kelas berpengaruh terhadap
proses penilaian siswa. Sikap belajar (sengan/tidak senang, setuju atau tidak
setuju akanberpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai oleh
pesertadidik) lebih lanjut, djaali menjelaskan, sesuatu yang menimbulkan rasa
senang, cenderung untuk diulang, pengulangan ini penting untuk mengukuhkan
hal-hal yang dipelajari.
E.
Bentuk-Bentuk
Motivasi di Sekolah
Di
dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrisntik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dan
melakukan kegiatan belajar.
Dalam
kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah
bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan
kadang-kadang juga bias kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam
menumbuhkan dan member motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik.Sebab
mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan
perkembangan belajar siswa.
Sardiman
(1989:91) mengatakan ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar disekolah.
1.
Memberi
angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari
nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa, yang belajar justru untuk mencapai
angka/nilai yang baik. Sehinnga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai
ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
2.
Hadiah
Hdiah dapat juga dikatakan sebagai
motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan
mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
untuk sesuatu pekerjaan tersebut.Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk
gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak
memiliki bakat menggambar.
3.
Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetesi dapat digunakan
sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini
banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat
baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4.
Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas
dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si
subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bias jadi karena harga
dirinya.
5.
Memberi
ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar
kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulanagan juga merupakan sarana motivasi.
Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering ( misalnya
setiap hari) karena bisa membosankan dan berisifat retinitis. Dalam hal
ini guru harus terbuka, maksudnya kalau
akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
6.
Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan
apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar .
Semakin mengetahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar,
dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7.
Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang
berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini
adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus
tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar serta serta sekaligus akan membangkitkan harga
diri.
8.
Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang
negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat
motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian
hukuman.
9.
Hasrat
untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure
kesengajaan ada maksud untuk belajar. Hal ini lebih baik, bila dibandingkan segala
sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak
didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan,
begitu juga dengan minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi
yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancer kalau disertai dengan
minat.
11. Tujuan yang
diakaui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima
oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sanagt berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
F.
Lingkungan
Yang Memotivasi Belajar siswa
Di
atas telah dikemukakan bahwa perbuatan atau perilaku individu manusia ditentukan
oleh faktor – faktor di dalam diri, yaitu faktor pribadi, dan faktor lingkungan
individu yang bersangkutan. Sesungguhnya, faktor pribadi dan faktor lingkungan
sering berbaur, sehingga sulit menentukan apakah sesuatu benar – benar faktor
pribadi. Misalnya, kebutuhan berafiliasi merupakan faktor pribadi. Kalau diacak
terus, tidaklah mungkin bahwa kebutuhan berafiliasi justru sebagai hasil dari
interaksi individu yang bersangkutan dengan lingkungannya, dengan hal ini
interaksi dengan orang lain? Tidakkah kebutuhan itu muncul karena adanya
persetujuan atau tidak setujunya orang lain terhadap perbuatan tertentu? Pada
umumnya, motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu
setelah “dibentuk” oleh pengaruh
lingkungan. Oleh karena itu, motif individu untuk melakukan sesuatu, misalnya
motif untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah
melalui belajar dan latihan, dengan perktaan lain, melalui pengaruh lingkungan.
1. Motif
Intrinsik dan ekstrinsik
Di
atas telah dibicarakan, bahwa perbuatan individu muncul karena motif yang asli
yang telah dibentuk oleh pengaruh faktor lingkungan. Namun demikian, masih
dijumpai perbuatan individu yang benar – benar didasari oleh suatu dorongan
yang tidak diketahui secara jelas, tetapi bukan karena insting, artinya
bersumber pada suatu motif yang tidak dipengaruhi dari lingkungan itu. Perilaku
yang disebabkan oleh motif semacam itu muncul tanpa perlu adanya ganjaran atas
perbuatan, dan tidak perlu hukuman untuk tidak melakukannya. Motif yang
demikian biasanya disebut motif intrinsik.
Sebaliknya, ada pula perilaku individu yang hanya muncul karena adanya hukuman
atau tidal muncul karena ada hukuman. Motif yang menyebabkan perilaku itu,
seakan – akan dari luar ( ganjaran atau hukuman ). Motif semacam itu disebut motif ekstrinsik. Ganjaran atas suatu
perbuatan, menguatkan motif yang melatarbelakangi perbuatan itu, sedangkan
hukuman memperlemahnya.
Seorang anak, yang sedang belajar bernyanyi
akan terus belajar bernyanyi dan cepat pandai bernyanyi, apabila orang tuanya
memuji dan menghargainya. Dalam hal ini, motif belajar bernyanyi anak itu
diperkuat dengan ganjaran yang berupa pujian atau penghargaan orang tuanya.
Seorang siswa sekilah dasar akan senang dan berhasil belajar matematika, misalnya,
kalau dalam ulangan pertamanya dia mendapat nilai yang tinggi. Sebaliknya, bila
dia mendapat nilai rendah dalam ulangan pertama, dia akan cenderung tidak
senang belajar matematika, dan pada gilirannya kurang atau tidak berhasil dalam
belajar matematika. Dalam hal ini, motif untuk belajar matematika siswa
diperkuat dengan ganjaran yang berupa hasil ulangan yang baik. Penguatan motif
yang berasal dari luar disebut proses reinforcement.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Motivasi
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi pada diri manusia, sehingga
akan beehubungan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena
adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan dari seseorang. Begitu juga bentuk
belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal,
kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil
pula pelajaran itu. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar
dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal hal yang dapat dijadikan
penguat belajar, (B) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,(c)
menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan
belajar. Lingkungan yang memotivasi siswa adalah lingkungan yang memberikan
ganjaran atas suatu perbuatan sehingga menguatkan motif yang melatarbelakangi
perbuatan itu, misalnya Seorang anak, yang sedang belajar bernyanyi akan terus
belajar bernyanyi dan cepat pandai bernyanyi, apabila orang tuanya memuji dan
menghargainya. Dalam hal ini, motif belajar bernyanyi anak itu diperkuat dengan
ganjaran yang berupa pujian atau penghargaan orang tuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful,
Bahri. 2011. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Abin,Syamsuddin.
1996. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda
Martinis,Yamin.
2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivitik. Jakarta: Referensi.
Hamzah. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
No comments:
Post a Comment