Popular Posts

Monday, November 15, 2021

MAKALAH MOTIVASI BELAJAR

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Motivasi juga dapat dikatan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.

Manusia dalam kehidupannya dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan penting lainnya. Manusia di dalam memenuhi kebutuhannya, sering mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan, orang yang bersangkutan tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu, manusia cendrung untuk hidup berkelompok atau berorginisasi, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Kecendrungan manusia untuk saling membantu atau pemenuhan kebutuhan serta kecendrungan untuk berkelompok ini merupakan pertanda bahwa menusia memiliki keterbatasan dan bahkan sangat terbatas.Berbagai pakar mengetengahkan pandangannya tentang motivasi. Pandangan para pakar tentang motivasi tersebut melahirkan berbagai teori motivasi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud motivasi?

2.      Apa yang dimaksud motivasi belajar?

3.      Bagaimana pentingnnya motivasi dalam pembelajaran?

4.      Bagaimana peranan motivasi dalam proses pembelajaran?

5.      Bagaimanakah lingkungan belajar yang memotivasi belajar siswa?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui pengertian motivasi

2.      Mengetahui pengertian motivasi belajar

3.      Mengetahui pentingnnya motivasi dalam pembelajaran

4.      Mengetahui peranan motivasi dslsm proses pembelajaran

5.      Mengetahui lingkungan belajar yang memotivasi belajar siswa


BAB II

A.     Landasan Teori

Secara umum, teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu teori kandungan (content), yang memusatkan perhatian pada kebutuhan dan sasaran tujuan, dan teori proses, yang banyak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku dan mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu. Hal paling penting dari kedua teori itu seperti terurai dibawah ini:

1.      F.W Taylor dan Manajemen Ilmiah

Pendekatan ini memusatkan perhatian membuat pekerjaan seefektif mungkin dengan merampingkan metode kerja, pembagian tenaga kerja, dan penilaian pekerjaaan. Pekerjaan dibagi-bagi ke dalam berbagai komponen, diukur dengan menggunakan teknik-teknik penelitian pekerjaan dan diberi imbalan sesuai dengan produktivitas. Dengan pendekatan itu, motivasi yang disebabkan imbalan keungan dapat dicapai dengan memenuhi sasaran-sasaran keluaran.

Masalah pokok dengan pendekatan adalah pendekatan itu menganggap uang merupakan motivasi utama. Namun, perkembangannya memang berbeda pada setiap orang dan setiap pekerjaan. Orang yang bekerja pada jalur produksi atau melakukan pekerjaan tidak menyenangkan dan pekerjaan tangan yang sulit, biasanya tidak termotivasi oleh pekerjaan itu sendiri. Dalam keadaan seperti itu, uang merupakan pendorong semangat utama. Upaya yang lebih besar hanya dilakukan apabila pekerjaan itu menjanjikan peningkatan pendapatan..

Pada sisi lain pekerjaan, yang lebih merupakan pekerjaaan professional atau bersifat manejerial, imbalan atau penghargaan agaknya lebih beragam. Pembayaran bonus, dengan sendirinya, mungkin tidak menyebabkan peningkatan produktivitas atau efisiensi yang sebanding. Walaupun uang mungkin dapat menjadi insentif bagi kategori orang-orang tertentu tampaknya tidak berlaku terhadap mereka yang pekerjaannya tidak didasarkan pada keluarannya. Mungkin akan ditemui kesulitan-kesulitan dalam mengukur keluaran-keluaran di dalam banyak hal. Dan kemungkinan besar uang merupakan intensif jangka pendek, bukannya memberikan kesepakatan jangka panjang.

2.      Hiearki Kebutuhan Maslow

Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebeutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut Maslow dalam ( Hamzah:2006) mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti berikut:

1)      Kebutuhan Fsiologis

Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, usara untuk bernapas dan sebagainya.

2)      Kebutuhan akan Rasa Aman

Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa terjamin.

3)      Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebutuhan Sosial

Ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubunganb antara manusia. Cinta kasih dan kasih saying yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok social. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, sementara orang melakukan pekerjaan tertentu karena kebutuhan mendapatkan uang untuk memelihara gaya hidup dasar. Akan tetapi , mereka juga menilai pekerjaan dengan dasar hubungan kemitraan social yang ditimbulkannya.

4)      Kebutuhan akan Penghargaan

Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, hal itu berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui sebagai bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar.

5)      Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya. Tahap terakhir itu mungkin tercapai hanya oleh beberapa orang.

3.      Teori Motivasi Prestasi

McClelland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang berhasil dalam bisnis industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi utama yaitu: (1) penggabungan, (2) kekuatan, dan (3) prestasi. McClelland tidak mengklasifikasikan motivasi di dalam hierarki, tetapi sebagai  di antara orang dan kedudukan. Ia menandai sifat-sifat dasar orang awam berikut dengan kebutuhan pencapaian yang tinggi, yaitu:

1.      Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang dapat bertanggung jawab secara pribadi.

2.      Kecendrungan menentukan sasaran-sasaran yang pantas dan memperhitungkan resikonya.

3.      Keinginan untuk mendapatkan umpan balik yang jelas atas kinerja.

Terhadap manajemen dan pengembangan para manajer, pengaruhnya adalah motivas prestasi dapat di kembangkan. Orang-orang belajar cepat dan lebih baik apabila mereka sangat termotivasi untuk mencapai sasaran mereka. Dan karena sangat termotivasi untuk mencapai sasaran nya, mereka selalu menerima nasehat dan saran tentang cara meningkatkan  kinerjanya.

Banyak teori dan keyakinan tentang hal-hal yang memotivasi orang di dalam organisasi. Semuanya telah menunjukan bukti bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Secara keseluruhan, tidak ada kesepakatan tentang motivasi. Oleh Karena itu sangat sulit bagi organisasi untuk sampai pada kebijakan dan pendekatan yang memuaskan setiap orang. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apapun, membuat analisis mendalam tentang apa yang memotivasi setiap orang adalah tidak praktis.

BAB III

PEMBAHASAN

A.    Hakikat Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsanan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1) motif biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan  organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat , mengambil napas, seksualitas, dan sebagainya; (2) motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan mendengarkan musik, makan pecel, makan cokelat dan lain-lain; (3) motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antar manusia dengan Tuhan-Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya. (Gerungan,W. 1996:154)

Sebelum mengacu pada pengertian motivasi, terlebih dahulu kita menelaah pengidentifikasuan kata motif dan kata motivasi. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Hamzah (2006:8), mengatakan konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku sesorang dapat diklasifikasi sebagai berikut: (1) seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempetahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu, dan (2) apabila sesorang merasa yakin mampu menghadapi tantangan maka biasanya orang tersebut terdorong melakukan kegiatan tersebut.

Menurut Mc. Donald (Sardiman,2012) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

1.      Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy di dalam system “neurophysiological” yang ada pada organism manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia ( walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2.      Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa / “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan – persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah – laku manusia.

3.      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab – sebabnya. Sebab – sebab itu biasanya bermacam – macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain – lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab – musababnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan , yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tijuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama – sama menggerakkan siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non – intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa sengang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekadar seremonial. Seseorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, mentak ( boleh jadi ) gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat / belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri – ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan – keinginan atau kebutuhan – kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal itu menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang ( biasanya disertai dengan perasaan senang ), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba – tiba / spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.

B.     Pentingnya Motivasi dalam Belajar

Dengan mantapnya di siang bolong, si abang becak mendayung becak untuk mengangkut penumpangnya, demi mencari makan untuk anak – istrinya. Dengan teguhnya anggota ABRI itu melintasi sungai dengan meniti tambang. Berjam – jam tanpa mengenal lelah para pemain sepak bola itu berlatih untuk menghadapi babak kualifikasi pra - piala dunia. Para pelajar mengurung dirinya dalam kamar untuk belaja, karena akan menghadapi ujian pada pagi harinya. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing – masing pihak itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu yang atau yang secara umum dinamakan motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan / pekerjaan.

   Begitu juga bentuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau apa motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

   Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Seperti disinggung di atas, bahwa walaupun di saat siang bolong si abang becak itu juga menarik becaknya karena bertujuan untuk mendapatkan uang guna menghidupi anak dan istrinya. Juga para pemain sepak bola rajin berlatih tanpa mengenal lelah, karena mengharapkan akan mendapatkan kemenangan dalam pertandingan yang akan dilakukannya. Dengan demikian, motivasi memengaruhi adanya kegiatan.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi :

1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Disamping itu ada juga fungsi – fingsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

C.    Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (B) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,(c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar. Adapun peranan motivasi dalam belajar sebagai berikut:

1.      Peran Motivasi dalam Menentukan Penguat Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantua hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan table logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut , anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari buku tabel  metematika . Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.

            Peristiwa di atas dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk sesorang, apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkataan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa dilingkngan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar dia dapat membantu siswanya memilih factor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar. Hal itu tidak cukup dengan memberitahukan sumber-sumber yang harus dipelajari, melainkan yang lebih penting adalah mengaitka isi pelajaran dengan perangkat apa pun yang berada paling dekat dengan siswa dilingkungannya.

 

2.      Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui  atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronik karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya,anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik , maka radio tersebut menjadi lebih baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.

 

3.      Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, amaka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk memngerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

 

D.    Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasibelajar siswa adalah:

1.      Mencipatakan suasana kompetensi yang tinggi Menurut djalii, Motivasi seseorang terbentuk melalui lingkungan keunggulan dan dari lingkungan kultur tempat seseornag dibesarkan.

2.      Menetapkan standar keunggulan (standard of excellence) Menurut McClland (djaali:109) kerangka acuan sangat penting. Fungsinya sebagai standar untuk memungkinkan bangkitnya afeksi. Dengan demikian, pengertian motivasi yang dikembangkan didasarkan atas afeksi dalam kaitannya dengan perbuatan yangdievaluasi. Oleh karena itu motivasi berprestasi dapat diartikan doronganuntuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya yang mengacu kepadastandar keunggulan.

3.      Mengembangkan sikap belajar yang baik Menurut Harlen, sikap belajar merupakan kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu objek atau situasi tertentu. Sedangkan menurut djaali, sikap belajar adalah kecenderungan perilaku seseorang ketika dia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Kecenderungan disini memiliki arti tindakan yang dilakukan seseorang berkenaan suatu objek (orang atau benda, dilandasi dengan perasaan dan penilaian oleh individu yang bersangkutan terhadap objek tersebut). Contoh: menyukai sesuatu berdasarkan penilaian seseorang.

Menurut Thorndike (Djaali, 2012:116), mengatakan gaya mengajar yang diterapkan guru dalam kelas berpengaruh terhadap proses penilaian siswa. Sikap belajar (sengan/tidak senang, setuju atau tidak setuju akanberpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai oleh pesertadidik) lebih lanjut, djaali menjelaskan, sesuatu yang menimbulkan rasa senang, cenderung untuk diulang, pengulangan ini penting untuk mengukuhkan hal-hal yang dipelajari.

E.     Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrisntik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dan melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bias kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan member motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik.Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa.

Sardiman (1989:91) mengatakan ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah.

1.      Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa, yang belajar justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehinnga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

2.      Hadiah

Hdiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.

3.      Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetesi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan,  baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4.      Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bias jadi karena harga dirinya.

5.      Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu, memberi  ulanagan juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering ( misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan berisifat retinitis. Dalam hal ini  guru harus terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

6.      Mengetahui  hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar . Semakin mengetahui bahwa  grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7.      Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8.      Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

9.      Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan ada maksud untuk belajar. Hal ini lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10.  Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat.

11.  Tujuan yang diakaui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sanagt berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

F.     Lingkungan Yang Memotivasi Belajar siswa

Di atas telah dikemukakan bahwa perbuatan atau perilaku individu manusia ditentukan oleh faktor – faktor di dalam diri, yaitu faktor pribadi, dan faktor lingkungan individu yang bersangkutan. Sesungguhnya, faktor pribadi dan faktor lingkungan sering berbaur, sehingga sulit menentukan apakah sesuatu benar – benar faktor pribadi. Misalnya, kebutuhan berafiliasi merupakan faktor pribadi. Kalau diacak terus, tidaklah mungkin bahwa kebutuhan berafiliasi justru sebagai hasil dari interaksi individu yang bersangkutan dengan lingkungannya, dengan hal ini interaksi dengan orang lain? Tidakkah kebutuhan itu muncul karena adanya persetujuan atau tidak setujunya orang lain terhadap perbuatan tertentu? Pada umumnya, motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah “dibentuk”  oleh pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, motif individu untuk melakukan sesuatu, misalnya motif untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perktaan lain, melalui pengaruh lingkungan.

1.      Motif Intrinsik dan ekstrinsik

Di atas telah dibicarakan, bahwa perbuatan individu muncul karena motif yang asli yang telah dibentuk oleh pengaruh faktor lingkungan. Namun demikian, masih dijumpai perbuatan individu yang benar – benar didasari oleh suatu dorongan yang tidak diketahui secara jelas, tetapi bukan karena insting, artinya bersumber pada suatu motif yang tidak dipengaruhi dari lingkungan itu. Perilaku yang disebabkan oleh motif semacam itu muncul tanpa perlu adanya ganjaran atas perbuatan, dan tidak perlu hukuman untuk tidak melakukannya. Motif yang demikian biasanya disebut motif intrinsik. Sebaliknya, ada pula perilaku individu yang hanya muncul karena adanya hukuman atau tidal muncul karena ada hukuman. Motif yang menyebabkan perilaku itu, seakan – akan dari luar ( ganjaran atau hukuman ). Motif semacam itu disebut motif ekstrinsik. Ganjaran atas suatu perbuatan, menguatkan motif yang melatarbelakangi perbuatan itu, sedangkan hukuman memperlemahnya.

   Seorang anak, yang sedang belajar bernyanyi akan terus belajar bernyanyi dan cepat pandai bernyanyi, apabila orang tuanya memuji dan menghargainya. Dalam hal ini, motif belajar bernyanyi anak itu diperkuat dengan ganjaran yang berupa pujian atau penghargaan orang tuanya. Seorang siswa sekilah dasar akan senang dan berhasil belajar matematika, misalnya, kalau dalam ulangan pertamanya dia mendapat nilai yang tinggi. Sebaliknya, bila dia mendapat nilai rendah dalam ulangan pertama, dia akan cenderung tidak senang belajar matematika, dan pada gilirannya kurang atau tidak berhasil dalam belajar matematika. Dalam hal ini, motif untuk belajar matematika siswa diperkuat dengan ganjaran yang berupa hasil ulangan yang baik. Penguatan motif yang berasal dari luar disebut proses reinforcement.

 


BAB IV

PENUTUP

 

A.    Simpulan

Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi pada diri manusia, sehingga akan beehubungan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan dari seseorang. Begitu juga bentuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (B) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,(c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar. Lingkungan yang memotivasi siswa adalah lingkungan yang memberikan ganjaran atas suatu perbuatan sehingga menguatkan motif yang melatarbelakangi perbuatan itu, misalnya Seorang anak, yang sedang belajar bernyanyi akan terus belajar bernyanyi dan cepat pandai bernyanyi, apabila orang tuanya memuji dan menghargainya. Dalam hal ini, motif belajar bernyanyi anak itu diperkuat dengan ganjaran yang berupa pujian atau penghargaan orang tuanya.


DAFTAR PUSTAKA

 

Syaiful, Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Abin,Syamsuddin. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda

Martinis,Yamin. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivitik. Jakarta: Referensi.

Hamzah. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo

No comments:

Post a Comment