BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat
ini kita sering mendengar istilah pasar. Pasar kadang-kadang dijadikan alasan
mengapa suatu negara mengalami kebangkrutan ekonomi atau kemunduran ekonomi.
Biasanya seiring dengan itu muncul istilah-istilah pelaku pasar atau sentimen
pasar. Istilah-istilah ini cenderung dianggap negatif sebagai sebab mengapa
nilai mata uang, seperti dolar menaik dan rupiah menurun, yang secara otomatis
berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pasar sangat
erat kaitannya dengan dinamika negara. Menurut Gidden, implikasi pasar bukan
satu-satunya penyebab kebangkrutan sebuah negara. Pasar tidak menjadi penentu
sebuah negara, tetapi walaupun demikian kehadiran pasar tidak dapat diabaikan,
apalagi jenis pasar yang terlalu bebas, apabila tidak dikelola justru akan
merugikan negara.
Dari
pandangan positif, diakui secara umum pasar memang pada kenyataannya
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu masyarakat. Logikanya
pasar sebagai tempat orang bertransaksi barang, yang secara otomatis menciptakan
siklus barang dan uang. Barang menjadi berkembang dan uang menjadi banyak
jumlahnya. Uang dijadikan modal bagi setiap masyarakat atau negara dalam rangka
memperbaiki tingkat kehidupan.
Faktanya,
sebagian ahli ekonomi mengakui dan menyadari pasar dapat menjadi semacam
”tangan tidak kelihatan” (Invisible Hand) dalam proses-proses ekonomi sebuah
negara. Sehingga kadang-kadang akibat dari pasar, ekonomi sebuah pasar menjadi
bangkrut dan tumbuh berkembang. Namun, Kritik Hayek menekankan
kebaikan-kebaikan pasar sebagai sistem informasi. Pasar yang ideal dapat
dilihat sebagai suatu sistem pemprosesan yang terdesentralisir, struktur
kekuasaan yang lemah yang secara seketika dapat bereaksi terhadap kebutuhan-kebutuhan
konsumen yang berubah-ubah (Mulgan,1995).
Seldon dikutip
Mulgan (1995) menyebutkan bahwa, pasar menentukan pemberian dan penawaran,
penggunaan marjinal oleh para konsumen dan kesediaan untu bekerja. Namun, klaim
para pelaku pasar: ”semua orang mempunyai kedudukan sama dipasar”.
Oleh sebab itu, dalam hal ini kami membahas tentang
pasar dan menyusun makalah yang berjudul “Pasar”, agar kita lebih memahami tentang pasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini,
yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan pasar?
2. Apa saja macam-macam pasar?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pasar.
2. Untuk mengetahui macam-macam pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pasar
Pasar adalah institusi yang
memungkinkan terjadinya pertukaran melalui tawar-menawar atau pelelangan.
Institusi ini memainkan peran krusial dalam mengalokasikan sumber daya dan
mendistribusikan penghasilan dihampir semua perekonomian, dan juga membantu
menentukan distribusi pengaruh politik, sosial dan intelektual.
Secara definisi, pengertian
pasar beragam dari yang sederhana/tradisional sampai yang modern. Pasar secara
sederhana diartikan sebagai tempat/wadah individu ataupun kelompok dalam
aktivitas jual beli. Pasar dalam pengertian sederhana sering diidentikkan
dengan pasar yang tidak lengkap sedangkan pasar secara modern diartikan dengan
transaksi ekonomi para pelaku pasar yang melibatkan lembaga-lembaga modern.
2.2 Macam-Macam Pasar
Secara garis besar, pasar dapat
dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:
1. Pasar Menurut Barang yang Diperjualbelikan
Pasar
menurut barang yang diperjualbelikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Pasar Barang Konsumsi
Pasar barang konsumsi adalah pasar
yang memperjualbelikan barang-barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Barang yang diperjualbelikan pada pasar barang konsumsi dapat langsung
digunakan oleh konsumen. Contoh pasar barang konsumsi yaitu pasar beras, pasar
tekstil, pasar sayur-mayur, pasar buah-buahan, dan pasar kelontong.
b.
Pasar Barang Produksi
Pasar barang produksi adalah pasar
yang memperjualbelikan beberapa faktor produksi yang berguna bagi kelancaran
proses produksi, seperti tembakau, beras, kopi, minyak bumi, tembaga, balai
latihan kerja, mesin cetak, mesin tekstil, dan bursa efek. Pada pasar ini, para
pemilik usaha (pengusaha) berperan sebagai pembeli, sedangkan penjualnya adalah
pemilik faktor produksi. Berdasarkan pemilikan faktor produksi, pasar barang
produksi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Pasar
Faktor Produksi Alam
Pasar faktor produksi alam adalah
kegiatan pertemuan antara calon penjual dan calon pembeli faktor produksi alam.
Pasar ini berupa pasar abstrak, barang yang diperdagangkan tidak berada di
tempat. Mereka bertemu hanya untuk mengadakan perjanjian jual beli. Contohnya
pasar tembakau di Bremen (Jerman), pasar kopi di Sao Paulo (Brasil), dan pasar
karet di New York (Amerika Serikat).
2) Pasar
Faktor Produksi Tenaga Kerja
Pasar faktor produksi tenaga kerja adalah pasar yang menyediakan jasa
tenaga kerja. Jasa itu diberikan kepada para pengusaha yang membutuhkan tenaga
kerja dan dengan memberi imbalan upah atau gaji. Pasar tenaga kerja terjadi apabila pemilik
perusahaan menggunakan jasa tenaga kerja dan terjadi perjanjian-perjanjian
kerja antara pemilik perusahaan, tenaga kerja, dan serikat kerja. Contohnya bursa
tenaga kerja.
3) Pasar Faktor Produksi Modal
Pasar faktor produksi modal
adalah pasar yang mempertemukan antara penjual dan pembeli atas modal yang
berjangka waktu panjang. Modal yang diperdagangkan di pasar modal
berbentuk surat berharga. Surat berharga dapat berupa saham dan obligasi.
Contoh pasar faktor produksi modal yaitu Bursa Efek Indonesia gabungan antara
BEJ dengan BES.
2. Pasar Menurut Waktu Bertemunya Penjual dan
Pembeli
Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli dibedakan
menjadi lima macam, yaitu:
a.
Pasar Kaget
Pasar kaget adalah pasar sesaat yang terjadi ketika terdapat sebuah
keramaian atau perayaan. Contoh
pasar kaget antara lain pada saat merayakan ulang tahun suatu daerah terdapat
pasar malam dan sebagainya.
b.
Pasar Harian
Pasar harian adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
berlangsung setiap hari dan barang-barang yang diperjualbelikan merupakan
barang-barang kebutuhan sehari-hari. Contohnya pasar sayur-mayur, pasar
beras, pasar buah, dan pasar daging.
c.
Pasar Mingguan
Pasar mingguan adalah kegiatan
pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung seminggu sekali. Contoh
pasar mingguan yaitu pasar kliwon, pasar pon, pasar wage, pasar pahing, dan
pasar legi.
d.
Pasar Bulanan
Pasar bulanan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu
bulan dan biasanya menjual barang-barang tertentu. Pasar jenis ini sudah jarang ditemukan. Meskipun
ada itu hanya terdapat pada daerah tertentu saja. Contohnya pasar hewan dan
sebagainya.
e.
Pasar
Tahunan
Pasar tahunan adalah pasar
yang diselenggarakan satu kali dalam satu tahun dan biasanya bertujuan untuk
memperkenalkan produk baru. Biasanya pasar ini dilakukan pada saat menjelang
hari-hari besar. Contoh pasar tahunan yaitu Pekan Raya Jakarta, pasar Malam
Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta, dan Pekan Semalam dilaksanakan setiap
bulan Syawal.
3. Pasar Menurut Luasnya Kegiatan
Distribusi
Pembagian pasar menurut luasnya kegiatan
distribusi disebabkan beberapa hal yaitu sifat barang, kelancaran transportasi
dan jumlah serta penyebaran konsumen yang membutuhkan barang-barang. Pasar
menurut luasnya kegiatan distribusi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a.
Pasar
Setempat
Pasar setempat adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
hanya meliputi tempat tertentu. Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar
tersebut berupa barang-barang konsumsi atau barang-barang keperluan sehari-hari.
Pasar setempat disebut juga pasar lokal atau pasar tradisional. Contohnya pasar
sayur-mayur di Tawangmangu, pasar ikan di tempat pelelangan ikan, dan pasar
buah di Malang.
b.
Pasar Daerah
Pasar daerah adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
meliputi wilayah tertentu, misalnya wilayah kabupaten atau provinsi.
Pedagang-pedagang yang ada di pasar daerah biasanya para pedagang besar yang
melayani pedagang-pedagang eceran. Barang yang diperdagangkan sebagian besar
adalah barang konsumsi dari hasil industri seperti perlengkapan mandi,
alat-alat dapur, pakaian, dan kebutuhan perlengkapan sekolah. Contohnya
pasar Johar (Semarang), pasar Kliwon (Kudus), pasar Baru (Jakarta), pasar
Klewer (Solo).
c.
Pasar Nasional
Pasar nasional adalah kegiatan
pertemuan antara penjual dan pembeli yang meliputi wilayah suatu negara.
Barang-barang yang dikonsumsi masyarakat seluruh negara seperti barang
konsumsi, barang produksi, surat berharga, saham, valuta asing, dan modal.
Contohnya pasar modal, pasar valas, dan pasar bahan mentah.
d.
Pasar Internasional
Pasar internasional adalah kegiatan
pertemuan antara penjual dan pembeli dari berbagai negara di seluruh dunia.
Barang-barang yang diperdagangkan di pasar tersebut berupa komoditi yang
diminati konsumen internasional. Contohnya pasar karet di New York, pasar
tembakau di Bremen, pasar intan di Amsterdam, pasar minyak bumi di Uni Emirat
Arab, dan pasar kopi di Sao Paulo.
4. Pasar Menurut Fisik Pasar
Pasar
menurut sifat atau jenis barang yang diperjualbelikan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a.
Pasar
Konkrit (Pasar Nyata)
Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli yang dilakukan secara langsung. Penjual dan pembeli bertemu untuk
melakukan transaksi jual beli (tawar-menawar). Barang-barang yang
diperjualbelikan di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis barang yang ada
di tempat tersebut. Contoh pasar konkrit yaitu pasar tradisional,
supermarket, dan swalayan. Namun, ada juga pasar konkrit yang menjual satu
jenis barang, contohnya pasar buah, pasar hewan, dan pasar sayur. Pasar konkrit
pada kenyataannya dapat dikelompokkan menjadi berbagai bentuk, yaitu:
1) Berdasarkan
Manajemen Pengelolaan
a)
Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang
dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat.
Tempat usahanya dapat berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang menyediakan
barang-barang konsumsi sehari-hari masyarakat. Pasar tradisional biasanya
dikelola oleh pedagang kecil, menengah, dan koperasi. Proses penjualan dan
pembelian dilakukan dengan tawar-menawar. Para pengelolanya bermodal kecil.
Contoh pasar tradisional yaitu pasar Lawang (Malang) dan pasar Senen (Jakarta).
b)
Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang
dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan koperasi yang dikelola secara
modern. Pada umumnya pasar modern menjual barang kebutuhan sehari-hari dan
barang lain yang sifatnya tahan lama. Modal usaha yang dikelola oleh pedagang
jumlahnya besar. Kenyamanan berbelanja bagi pembeli sangat diutamakan. Biasanya
penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar modern yaitu
plaza, supermarket, hipermart, dan shopping centre.
2) Berdasarkan
Manajemen Pelayanan
a)
Pasar Swalayan (Supermarket)
Pasar swalayan adalah pasar yang
menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat, pembeli bisa memilih barang
secara langsung dan melayani diri sendiri barang yang diinginkan. Biasanya
barang-barang yang dijual barang kebutuhan sehari-hari sampai elektronik.
Contohnya sayuran, beras, daging, perlengkapan mandi, radio dan televisi.
b)
Pertokoan (Shopping Centre)
Shopping centre (pertokoan) adalah
bangunan pertokoan yang berderet-deret di tepi jalan. Biasanya atas peran
pemerintah ditetapkan sebagai wilayah khusus pertokoan. Shopping centre
berbentuk ruko yaitu perumahan dan pertokoan, sehingga dapat dijadikan tempat
tinggal pemiliknya atau penyewa.
c)
Mall/Plaza/Supermall
Mall/plaza/supermall adalah tempat
atau bangunan untuk usaha yang lebih besar yang dimiliki/disewakan baik pada
perorangan, kelompok tertentu masyarakat, atau koperasi. Pasar ini biasanya
dilengkapi sarana hiburan, rekreasi, ruang pameran, gedung bioskop, dan
sebagainya.
3) Berdasarkan
Jumlah Barang yang Dijual
a)
Pasar Eceran
Pasar eceran adalah tempat kegiatan
atau usaha perdagangan yang menjual barang dalam partai kecil. Contohnya toko-toko
kelontong, pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan sebagainya.
b)
Pasar Grosir
Pasar grosir adalah tempat
kegiatan/usaha perdagangan yang menjual barang dalam partai besar, misalnya
lusinan, kodian, satu dos, satu karton, dan lain-lain. Pasar grosir dimiliki
oleh pedagang besar dan pembelinya pedagang eceran. Contohnya Alfa gudang
rabat, pusat-pusat grosir, makro, dan sebagainya.
b.
Pasar Abstrak (Pasar Tidak Nyata)
Pasar abstrak (pasar tidak nyata)
adalah pasar yang kegiatan jual beli barang atau jasa yang diperdagangkannya
dilakukan berdasarkan contoh-contoh yang kualitasnya sudah ditentukan. Barang
yang dijualnyapun tidak tersedia di tempat. Transaksi yang dilakukan antara
penjual dan pembeli juga tidak harus bertemu secara langsung. Mereka dapat melakukannya melalui telepon, surat,
internet, dan telegram. Contoh dan bentuk barang bisa dilihat melalui brosur,
internet, televisi, majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Pasar abstrak dibedakan
menjadi lima macam:
1) Pasar
Uang
Pasar uang adalah pasar yang
memperjualbelikan surat berharga jangka pendek (jangka waktunya kurang dari
satu tahun), seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU), sertifikat deposito, interbank call money, bankers acceptance,
commercial paper, treasury bills repurchase agreement, dan foreign exchange
market.
2) Pasar
Modal
Pasar modal adalah tempat perdagangan
saham, yaitu bukti kepemilikan dari sebuah perusahaan. Biasanya saham berbentuk
surat, sehingga sering disebut surat berharga. Saham atau surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal disebut efek. Efek sebenarnya sebuah istilah yang
penggunaannya sangat luas. Semua yang termasuk surat berharga biasa disebut
efek seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
sekuritas kredit, tanda bukti utang, right issue, waran, opsi, dan
produk-produk lainnya yang ditetapkan sebagai efek oleh Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam). Pelaksanaan perdagangan di pasar modal terdapat pialang
(broker). Tugas dari broker adalah penghubung atau perantara perdagangan antara
penjual dan pembeli.
3) Pasar
Barang Berjangka
Pasar barang berjangka adalah badan
usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk kegiatan
jual beli komoditi berdasarkan kontrak berjangka seperti Bursa Berjangka
Jakarta (BBJ). Bursa Berjangka Jakarta dikenal dengan Jakarta Futures Exchange
(JFE). Barang yang dijual di JFE adalah kelapa sawit, minyak goreng, kopi,
kedelai, dan gula.
4) Pasar
Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja atau bursa tenaga
kerja adalah suatu kegiatan untuk mempertemukan antara pencari kerja dengan
yang membutuhkan pekerjaan. Hal-hal yang berkaitan dengan tenaga kerja di bawah
naungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertugas mendaftar dan
menyalurkan pencari kerja supaya penghidupan pencari kerja lebih layak. Selain
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, ada biro-biro jasa yang bergerak
dalam penyaluran tenaga kerja. Pasar tenaga kerja berperan sebagai tempat untuk
penyaluran tenaga kerja dan untuk memperoleh informasi lowongan pekerjaan di
dalam negeri maupun luar negeri.
5) Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing sering disebut bursa valuta asing yaitu tempat kegiatan
memperjualbelikan valuta asing. Pada perdagangan valuta asing dikenal istilah
kurs. Kurs adalah nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan nilai
mata uang negara lain. Kurs terdiri atas kurs jual dan kurs beli. Selisih
antara kurs jual dan kurs beli menjadi keuntungan untuk para penjual valuta
asing.
5. Pasar Menurut Bentuk dan
Strukturnya
Pasar menurut struktur dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
a.
Pasar
Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar
dimana terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka sudah sama-sama
mengetahui keadaan pasar. Contoh pasar persaingan sempurna, yaitu pasar
hasil-hasil pertanian.
Pasar persaingan sempurna memiliki
ciri-ciri, yaitu:
1) Banyak
penjual dan pembeli.
2) Barang
yang diperjualbelikan sejenis (homogen).
3) Penjual
maupun pembeli memiliki informasi yang lengkap tentang pasar.
4) Harga
ditentukan oleh pasar.
5) Semua
faktor produksi bebas masuk dan keluar pasar.
6) Tidak
ada campur tangan pemerintah.
b.
Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna
adalah kebalikan dari pasar persaingan sempurna yaitu pasar yang terdiri atas
sedikit penjual dan banyak pembeli. Pada pasar ini penjual dapat menentukan
harga barang. Barang yang diperjualbelikan jenisnya heterogen (berbagai jenis
barang). Pasar persaingan tidak sempurna mempunyai beberapa bentuk pasar,
yaitu:
1) Pasar
Monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang
terjadi apabila seluruh penawaran terhadap sejenis barang pada pasar dikuasai
oleh seorang penjual atau sejumlah penjual tertentu. Pada pasar monopoli
memiliki ciri-ciri, yaitu:
a)
Hanya ada
satu penjual sebagai pengambil keputusan harga (melakukan monopoli pasar).
b)
Penjual lain tidak ada yang mampu menyaingi
dagangannya.
c)
Pedagang lain tidak dapat masuk karena ada hambatan dengan
undang-undang atau karena teknik yang canggih.
d)
Jenis barang yang diperjualbelikan hanya semacam.
e)
Tidak adanya campur tangan pemerintah dalam penentuan
harga, contoh: PT Pertamina (persero),
PT Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api (persero).
2) Pasar
Persaingan Monopolistis
Pasar persaingan monopolistis adalah
pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Pasar
ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik,
dan toko kelontong. Pada pasar persaingan monopolistik memiliki
ciri-ciri, yaitu:
a)
Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.
b)
Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda.
Contohnya sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.
c)
Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga
tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar.
d)
Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.
e)
Penjual
mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.
f)
Adanya
peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.
3) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual untuk
suatu barang tertentu, sehingga antara penjual yang satu dengan yang lainnya
bisa memengaruhi harga. Contohnya perusahaan menjual mobil dan sepeda motor,
perusahaan rokok, industri telekomunikasi, dan perusahaan semen. Pasar
oligopoli memiliki ciri-ciri, yaitu:
a)
Hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dari
salah satu penjual akan memengaruhi penjual lainnya.
b)
Produk-produknya berstandar.
c)
Kemungkinan
ada penjual lain untuk masuk pasar masih terbuka.
d)
Peran iklan
sangat besar dalam penjualan produk perusahaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ü
Pasar adalah institusi yang memungkinkan
terjadinya pertukaran melalui tawar-menawar atau pelelangan.
ü
Pasar ada lima macam, yaitu:
1.
Pasar Menurut Barang yang Diperjualbelikan
2.
Pasar Menurut Waktu Bertemunya Penjual dan Pembeli
3.
Pasar Menurut Luasnya Kegiatan Distribusi
4.
Pasar Menurut Fisik Pasar
5.
Pasar Menurut Bentuk dan Strukturnya
DAFTAR PUSTAKA
http://evyca-sijelek.blogspot.com/2011/12/makalah-pasar.html/Rabu,
2 April 2014
Suryadi, Budi, Dr. S.Sos, M.Si. 2012. Ekonomi
Politik Tradisional-Modern. Yogyakarta: Aura Pustaka.
No comments:
Post a Comment