Popular Posts

Tuesday, April 8, 2014

Penjelasan Tentang Pemimpin



TUGAS SEORANG PEMIMPIN

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin dapat bekerjasama dengan orang lain
Seorang pemimpin dapat bekerja sama dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam orang lingkungan sepekerjaannya atau orang diluar lingkungan pekerjaannya.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas).
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai hasil yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan yang dipimpinnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.


SYARAT – SYARAT KEPEMIMPINAN
a.      Memiliki Kharisma
Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figur yang diharapkan banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya. Singkatnya: seorang pemimipin harus mempunyai karisma. Karakteristik pemimpin yang punya karisma adalah:
1. Perilakunya terpuji
2. Jujur dan dapat dipercaya
3. Memegang komitmen
4. Konsisten dengan ucapan
5. Memiliki moral agama yang cukup.
b. Memiliki Keberanian
Seorang pemimpin harus memiliki keberanian. Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela yang benar, memegang tegug pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab.

            c. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain
Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Adapun cara-cara untuk mempengaruhi orang lain antara lain:
1.      Membuat orang lain merasa penting.
2.      Membantu kesulitan orang lain.
3.      Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif.
4.      Tidak merendahkan orang lain.
5.      Memiliki kelebihan atau keahlian.
d. Mampu Membuat Strategi
Seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal-berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan atau pimpinan organisasi. Adapun kriteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi:
1.      Menguasai medan.
2.      Memiliki wawasan luas.
3.       Berpikir cerdas.
4.       Kreatif dan inovatif.
5.      Mampu melihat masalah secara komprehensif.
6.      Mampu menyusun skala prioritas.
7.      Mampu memprediksi masa depan.
e. Memiliki Moral yang Tinggi
Banyak orang berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi:
1. Tidak menyakiti orang lain
2. Menghargai siapa saja
3. Bersikap santun
4. Tidak suka konflik
5. Tidak gegabah
6. Tidak mau memiliki yang bukan haknya
7. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan
8. Perilakunya mampu dijadikan contoh.

f. Mampu menjadi Mediator
Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa kriteria:
1. Berpikir positif.
2. Setiap ada masalah selalu berada di tengah.
3. Memiliki kemampuan melobi
4. Mampu mendudukkan masalah secara proporsiona
5. Mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
g. Mampu menjadi Motivator
Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Demikianlah memang seharusnya. Pimpinan adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator:
1. Memiliki kepedulian kepada orang lain.
2. Mampu menjadi pendengar yang baik.
3. Mengajak kepada kebaikan.
4. Mampu meyakinkan orang lain.
5. Berusaha mengerti keinginan orang lain.
h. Memiliki Rasa Humor
Akan lebih mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya - jika didukang sifat humoris pimpinan - memiliki humor yang tinggi. Kata orang humor lebih penting dari kenaikan gaji. Termasuk kategori pemimpin yang memiliki rasa humor adalah sebagai berikut:
1.      Murah senyum
2.Mampu memecahkan kebekuan suasana
3. Mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan
4. Kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu
5. Mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.

SISTEM ATAU JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik

Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:
a. mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,
b. mereka bersikap terlalu melindungi,
c. mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
d. mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
e. mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
f. selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikapover-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
a. lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana,
b. menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
c.sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
d. menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
e. tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,
 komunikasi hanya berlangsung searah.

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
a.mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
b pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
c berambisi untuk merajai situasi,
d setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
e bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
f semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
g. adanya sikap eksklusivisme,
h selalu ingin berkuasa secara absolut,
j. sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
k. pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinantipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8.      Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.


SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
1. Sifat rendah hati.
Pada hakikatnya kedudukan pemimpin itu tidak berbeda dengan kedudukan yang dipimpin. Ia bukan orang yang harus terus di istimewakan. Ia hanya sekedar orang yang harus didahulukan selangkah dari yang lainnya karena ia mendapatkan kepercayaan dalam memimpin dan mengemban amanat. Ia seolah pelayan umat yang diatas pundaknya terletak tanggungjawab besar yang mesti
dipertanggungjawabkan. Kerendahan hati biasanya mencerminkan persahabatan dan kekeluargaan, sebaliknya ke-egoan mencerminkan sifat takabur dan ingin menang sendiri.

2. Sifat terbuka untuk dikritik.
Seorang pemimpin haruslah menanggapi aspirasi-aspirasi umat dan terbuka untuk menerima kritik-kritik sehat yang membangun dan konstruktif. Tidak seyogiayanya menganggap kritikan itu sebagai hujatan, dan menganggap orang yang mengkritik sebagai lawan. Tetapi harus diperlakukan sebagai “mitra”dengan kebersamaan dalam rangka meluruskan dari kemungkinan buruk yang selama ini terjadi untuk membangun kepada perbaikan dan kemajuan.

3. Sifat jujur dan memegang amanah.
Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan simpati umat terhadapnya yang dapat membuahkan kepercayaan dari seluruh amanat yang telah diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan amanat umat menjadi kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan

4. Sifat berlaku adil.
Keadailan adalah konteks real yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Keadilan bagi manusia tidak ada yang relatif. Islam meletakkan soal penegakan keadilan itu sebagai sikap yang esensial. Seorang pemimpin harus mampu menimbang dan memperlakukan sesuatu dengan seadil-adilnya bukan sebaliknya berpihak pada seorang saja atau berat sebelah.
5. Komitmen dalam perjuangan.
Sifat pantang menyerah dan konsisten pada konstitusi bersama bagi seorang pemimpin adalah penting. Teguh dan terus Istiqamah dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Pantang tergoda oleh rayuan dan semangat menjadi orang yang pertama di depan apabila ada yang hendak mengganggu kelancaran jalannya organisasi.

6. Bersikap Musyawarah.
Dalam term ini pemimpin tidak sembarang memutuskan sebelum adanya musyawarah diantara orang-orang disekelilingnya dan umat. Sebab dengan keterlibatan umat terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi baik buruknya bisa ditanggung bersama-sama.

7. Berbakti dan mengabdi kepada Tuhan.
Dalam hidup ini segala sesuatunya takkan terlepas dari pandangan Tuhan, manusia bisa berusaha semampunya dan sehebat-hebatnya namun yang menentukannya adalah Tuhan. Hubungan seorang pemimpin dengan Tuhannya tak kalah pentingnya yaitu dengan berbakti dan mengabdi kepada Allah. Semua ini dalam rangka memohon pertolongan dan ridho Allah semata. Dengan senantiasa berbakti kepada-Nya terutama dalam menegakkan sholat lima waktu contohnya, seorang pemimpin akan mendapat hidayah untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang keji dan tercela.
8 .Penolong
Seorang pemimpin seharusnya bisa menolong dengan tulus dan memiliki sifat sensitif. Ada kalanya ketika masalah tidak bisa diselesaikan oleh bawahan, Anda sebagai pemimpin harus bisa turun tangan.
9. Penghibur
Ada juga gaya kepemimpinan yang mudah disukai semua orang karena sifatnya yang senang menghibur. Sikapnya santai kepada bawahan, senang bercanda, tapi juga serius dalam bekerja. Sifatnya ini merupakan suatu cara baginya untuk memotivasi bawahan.
10. Seniman
Pemimpin seperti ini biasanya kreatif dan inovatif. Dia bisa saja memunculkan ide-ide yang mungkin tidak pernah dipikirkan oleh bawahannya. Anda bisa mengembangkan sisi seniman Anda dengan selalu terbuka pada pendapat orang lain, informasi terbaru, dan hindari pikiran negatif.
11. Pemikir
Para pemikir biasanya suka menganalisa dunia di sekeliling mereka dan mungkin lebih senang berpikir, ketimbang bertindak. Seorang pemimpin yang memiliki kepribadian ini biasanya mampu memahami suatu masalah dan akhirnya memberi solusi.
12. Aktivis
Seorang pemimpin yang memiliki kepribadian ini biasanya mampu mendorong semangat tim dan selalu optimistis serta percaya diri. Mereka sangat aktif, tapi kadang bisa menjadi impulsif dalam bertindak. Jika Anda merasa memiliki kepribadian ini cobalah lebih banyak memperhatikan detail saat bekerja.
13 Perfeksionis
Kadang seorang perfeksionis bisa berarti baik, karena mereka tahu apa yang diinginkan dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya. Tapi kadang bisa menjadi frustrasi ketika hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.


KEPEMIMPINAN YANG BAIK

1.      Kepedulian seorang pemimpin.
Orang yang kita pimpin tidak akan mempedulikan apa yang kita ketahui sebelum kita mengetahui apa saja yang kita pedulikan dari orang yang kita pimpin. Memimpin bukan berarti kita dengan seenaknya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu hal. Orang akan mau untuk kita pimpin apabila kita juga mengerti tentang apa yang mereka butuhkan. Sehingga, mereka akan yakin jika kita mampu dan mau untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Kita tidak hanya berkumpul dan masuk ke ranah mereka, tapi kita juga harus bisa meyakinkan mereka jika kita juga merupakan bagian dari mereka.
2.      Kerendahan hati seorang pemimpin.
Pemimpin yang baik tidak akan memimpin karena ego. Jadi, kita sebagai pemimpin harus dapat bersikap rendah hati dan tidak memandang rendah orang yang kita pimpin. Orang yang memimpin dengan ego akan memerintah dengan penuh amarah, emosional, dan menciptakan suasana yang serba ketakutan. Memang saat dia memimpin akan ada banyak yang menaatinya, tapi setelah masa kepemimpinannya selesai maka tidak akan ada lagi orang yang bersedia untuk mengikutinya. Dengan kata lain, pengaruhnya terhadap orang yang sebelumnya pernah dipimpin akan lenyap. Karena itu, bagi kita sebagai pemimpin jadi lah pemimpin yang menjadi pemimpin karena dipercaya untuk memimpin, bukan semata karena usaha keras kita untuk bisa mendapatkan gelar sebagai seorang pemimpin. Kita tidak boleh menempatkan diri sebagai orang yang terbaik semata, tapi kita harus menempatkan diri sebagai orang yang lebih bersedia memimpin daripada orang lain dan bersedia melakukan segala hal yang dipercayakan oleh mereka.
3.      Memimpin dengan sederhana, jelas, dan langsung.
Bagaimana mungkin seseorang akan menjalankan perintah yang ngawur, ruwet, dan membingungkan? Karena itu, kita harus membuat sebuah penyederhanaan. Perintah kita harus sederhana untuk menghindari kerumitan berpikir dan bertindak, jelas agar mudah dipahami maksudnya, dan mengarah langsung pada fokus tujuan yang ingin dicapai. Kita sebagai pemimpin juga tidak boleh terlalu kaku ataupun bimbang dalam mengkoordinir pengikut kita. Yang dibutuhkan di sini adalah gaya yang fleksibel, artinya keputusan kita pun dapat berubah seiring dengan desakan kebutuhan dari orang yang kita pimpin. Akan tetapi, kita juga harus tetap memelihara jika perubahan ini tetap dalam ranah yang logis dan masuk akal.

4. Sikap menghormati kawan maupun lawan.
Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak pernah meremehkan orang lain. Jika kita sebagai pemimpin terbiasa untuk meremehkan kinerja orang lain, maka itu artinya kita sama saja tidak menunjukan kalau diri kita hebat dan penting, tapi menunjukan betapa kerdilnya diri kita sendiri. Kita harus bersikap hormat dan menghargai orang lain, karena dengan begitu kita akan memiliki kharisma yang luar biasa di mata orang lain. Kita tidak membuat kawan maupun lawan takut kepada kita, tapi membuatnya segan kepada kita. Pemimpin yang besar itu tidak pernah mengemis untuk mendapatkan kepercayaan dari orang yang dipimpinnya, tetapi berusaha bagaimana untuk menunjukan kepada mereka cara mempercayai diri mereka sendiri.
5.  Tidak memimpin dengan ambisius.
Memimpin secara ambisius erat kaitannya dengan emosional dan berujung pada kepentingan pribadi. Kita sebagai pemimpin seharusnya bisa untuk bersikap membedakan kepentingan pribadi dan kelompok. Jangan pernah mencampur adukan di antara keduanya. Pemimpin yang ambisius bisa saja mendapat kepercayaan, tapi tidak akan mungkin mendapatkan pengikut! Kalau sudah tidak ada lagi yang mau mengikuti kita, lalu siapa yang kita pimpin?
6.      Memimpin dengan emosi yang stabil.
Emosi tidak berarti selalu dikaitkan dengan hal yang buruk. Emosi merupakan gejolak sebagai indikator terhadap apa yang sedang kita rasakan. Emosi merupakan alat yang memberitahu kita apa yang seharusnya kita lakukan sebagai tindak lanjut atas apa yang kita rasakan. Memiliki emosi yang kurang stabil itu tidak baik, apalagi jika digunakan untuk memimpin seseorang. Jangan pernah meneriakan sebuah hal di depan umum, karena hal tersebut dapat mengurangi wibawa kita sebagai pemimpin. Hal yang demikian akan memberikan pandangan orang yang kita pimpin jika kita adalah orang yang kurang pintar menguasai diri. Jika sudah demikian, saat kita sudah dicap tidak lagi mampu menguasai diri sendiri, bagaimana mungkin kita bisa menguasai orang lain? Lalu akibatnya? Tidak akan ada lagi yang mau mengikuti kita.
7.      Pentingnya partisipasi orang yang kita pimpin.
Kita sebagai pemimpin ada untuk merealisasikan kebutuhan dari mereka yang kita pimpin. Sebagai manusia biasa, kita hanya akan tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan saat mereka mau menyampaikan apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan harapkan dari kepemimpinan kita. Aturlah partisipasi aktif dari mereka dalam mempengaruhi kepemimpinan kita. Akan tetapi, partisipasi ini muncul saat kita benar-benar tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Kita juga harus pandai mengatur frekuensi peran aktif orang yang kita pimpin agar tidak terlalu berlebihan maupun tidak terlalu kurang. Tetap jaga stabilisasi agar kepemimpinan kita tidak terlalu demokrasi yang berlebihan atau diktator yang berlebihan.

No comments:

Post a Comment